9

58 7 16
                                    

Setelah beberapa lama di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di rumah Nadia.

"Assalamualaikum bunda," ujar Nadia dengan suara yang agak teriak, perlu diingat bahwa Nadia hanya agak teriak, tidak teriak-teriak ga jelas seperti biasanya.

"Waalaikumsalam, tumben ga teriak Nad. Kamu bareng siapa?" tanya bunda dikarenakan tidak melihat Arjun melainkan seorang cowok di sebelah Nadia.

"Ini bareng temen, dia juga ga mau mampir kok bun," ujar Nadia yang menghusir Aldo secara halus.

"Beneran ga mau mampir nih?" tanya bunda menawarkan.

"Mau kok bun, eh tan," jawab Aldo.

"Tuh temen kamu mau kan kalau bunda yang nawarin. Yuk masuk masuk," ujar bunda mempersilahkan.

"Makasih tan," ujar Aldo sambil tersenyum.

"Panggilnya bunda aja, nama kamu siapa?"

"Aldo bun, temen sekelasnya Nadia sekarang, terus pas SMP Aldo sama Nadia juga satu sekolah," jawab Aldo menjelaskan padahal bunda cuma menanyakan namanya.

"Bunda cuma nanya nama, jangan banyak omong," ucap Nadia.

"Ehh iya maaf."

Duhh, habis sudah reputasi Aldo. Dia kan maunya jadi kalem biar bisa diterima jadi menantu, tapi kayaknya dirinya memberontak kalau jadi kalem.

"Gapapa kok, bunda suka sama cowok yang ceria gini."

"Makasih bun. Masa tadi Nadia bilang katanya bundanya galak, taunya cantik terus baik gini," ucap Aldo lagi. Kan, dia tuh ga bisa diem sebentar aja.

"Haha bunda mau marah aja ga bisa. Ohh iya, kamu temen pertama Nadia yang diajak ke dalam rumah loh," ucap bunda memberi tahu, bukan tempe.

"Bukan Nanad yang ngajak bun, tapi dia yang maksa. Lagian tadi bang Arjun juga, malah jalan sama kak Cinta."

"Nanti kalau kamu udah punya pacar atau tunangan juga sama kayak Arjun, Nad."

"Nanad?" tanya Aldo bingung.

"Iya, sekeluarga panggil Nadia itu Nanad, panggilan kesayangan gitu," ucap Bunda yang dibalas dengan anggukan paham oleh Aldo.

"Aldo, kamu mau minum apa? Jus? Es teh? Es jeruk?" tanya Bunda.

"Maaf ngerepotin bun. Tapi ya kalo ada sih es teh aja Bun."

"Itu mah, lo nya emang ngerepotin."

"Iya bunda buatin, kalian tunggu disini ya," Bunda pun bangun dan berjalan ke arah dapur.

"Nanad mau ganti baju dulu, ga mau berduaan sama nih orang ya bun," Nadia berteriak lalu segera meninggalkan Aldo.

Bunda kembali ke arah Aldo dengan membawa dua es teh manis.

"Nanad mah gitu kalau di rumah, sering teriak-teriak. Sama deh kayak Arjun," Bunda memberikan satu gelas es teh manis yang diberi sedikit gula kepada Aldo dan satu lagi di sebelah es teh Aldo.

"Arjun?" tanya Aldo bingung.

"Abangnya Nanad, masih belum kenal ya?"

"Iya belum kenal bun, tapi tadi udah ketemu kok."

"Ohh gitu, ya udah nanti kenalan."

"Ekhem, bun setuju gak kalau Nadia pacaran?" tanya Aldo agak pelan.

(Do tolong dong jangan malu-maluin woy!)

Bunda menetralisirkan rasa kagetnya dan kemudian menjawab, "Kalo menurut bunda sih, boleh-boleh aja. Yang penting baik, sopan, terus beneran cinta sama Nanad dan yang paling penting Nanad juga cinta sama orang itu."

"Kalau Aldo baik ga bun?"

"Baik kok," jawab bunda.

"Aldo sopan ga bun?" tanya Aldo lagi.

Bunda hanya tersenyum, tahu apa yang dimaksud Aldo. Dasar ya bocah jaman sekarang, sama camer aja kode-kodean.

"Kalau Nadianya mau ya, kenapa nggak?" ujar Bunda kemudian.

"Hah? Gimana bun?" tanya Aldo yang sepertinya tidak menduga jawaban dari Bunda.

"Kamu baik kok, sopan juga. Pasti kamu suka sama Nadia kan?" ujar Bunda to the point.

"Hehe, Bunda terlalu peka. Aldonya jadi malu nih Bun," Aldo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mungkin supaya malunya berkurang. Padahal kan biasanya Aldo gapunya malu aowkwkwk.

"Bun jangan bilang siapa-siapa ya."

"Tentang?"

"Tentang Aldo suka sama Nadia," ujar Aldo.

"Iya tenang, bunda izinin kamu buat deketin Nadia kok. Bunda percaya sama kamu, karena udah berani nyatain langsung ke bunda. Tapi, kamu jangan kecewain bunda ataupun Nadia ya, bunda sudah percaya kamu."

"Siap bundaa, kalau itu mah Aldo pasti bisa. Aldo anti tau sama yang namanya ngecewain perempuan, apalagi camer sama calon pacar," ujar Aldo.

"Ehh maaf bun, terlalu seneng jadinya keceplosan."

Bunda tertawa pelan mendengarkan Aldo.

Seorang gadis menuruni tangga dengan menggunakan baju sesuai stylenya, kaos dan celana seperti biasa.

"Bun, jangan akrab banget sama dia, nanti bunda ketularan lagi," ujar Nadia lalu duduk di sebelah Aldo karena terpaksa, tidak ada kursi lain.

"Kalian mau jalan berdua? Kok kamu rapi banget," ujar bunda.

"Nggak bun, siapa juga yang mau jalan sama dia," tolak Nadia.

"Assalamualaikum, Arjun sama Cinta pulangggg," teriak seseorang sambil membuka pintu.

"Bang jangan teriak bisa gak," ucap Nadia dengan suara yang agak keras.

"Iya maap, ada tamu ya? Ohh lo yang gue suruh nganter Nanad tadi kan? Lo tetangga sebelah kan?" tanya Arjun sambil menunjuk Aldo.

"Iya bang," jawab Aldo mengiyakan.

"Dia bukan tetangga sebelah kita Bang," ujar Nadia memberi tahu, mana Aldonya iya-iya aja lagi.

"Lo pacarnya si bocil ini?" tanya Arjun kepada Aldo sambil menunjuk Nadia.

"Bukan bang, dia bukan pacar Nanad," ujar Nadia.

"Ciee, si kecil udah mulai aktif ya bund hahahaha," ujar Arjun dengan suara yang dibuat-buat.

"Apasih bang, diem bisa gak."

Sedangkan Arjun, ia tetap meledek adiknya ini.

"Bun, bang, Nad Aldo mau pulang dulu ya," pamit Aldo yang sudah berdiri dari duduknya.

"Kok udah mau pulang sih? Gak jadi jalan bareng?" tanya Bunda.

"Iya, mending kalian jalan bareng sana, gue juga capek liatin muka Nanad terus," ujar Arjun juga.

"Ihh bunda sama bang Arjun nyebelin banget, Nanad gak mau jalan bareng dia."

"Udah mulai sore juga bun, bang, lain kali aja Aldo jalan bareng Nadianya," Aldo mencium punggung tangan bunda dan pamit ke Arjun juga, tapi ga cium telapak tangan Arjun ya haha.

"Sana cepet pulang, udah kayak anak ilang aja, keluar rumah sampe sore masih pake seragam," ujar Nadia.

"Iya gausah khawatir," ucap Aldo.

"Nyebelin banget sih, udah sana cepet pulang."

Aldo pun menghidupkan sepeda motornya,"Aldo pulang ya bun, bang, kak, Nad."

"Huhh, akhirnya pulang juga beban hidup."

Nadia pun masuk ke dalam rumahnya sambil menatap tajam Arjun yang harus ia lewati.

My Chatty Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang