11

61 6 9
                                    

"Mulai sekarang lo bawa sepeda motor sendiri?"

Nadia menoleh ke arah sampingnya, di sana ada Aldo yang sedang mengeluarkan sepeda motornya juga.

"Bukan urusan lo."

"Besok jangan bawa sepeda motor lagi ya, bahaya. Nanti gue aja yang jemput lo."

"Dih itu mah lo-nya yang modus," ujar Nadia.

"Nggak."

"Modus."

"Nggak."

"Terserah."

"Ish beneran nggak kok," Aldo mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya secara bersamaan.

"Iya terserah lo deh."

"Jangan cuek-cuek sama gue dong Nad."

"Terus gue harus peduli sama lo?"

"Lo kenapa sih, gue cuma mau temenan sama lo."

"Tapi, gue enggak mau temenan sama lo."

"Ya udah deh, kita sahabatan aja. Udah nggak temenan kan?"

"Gue nggak mau sahabatan sama lo."

"Ya udah kalau gitu kita pacaran aja, gimana?"

Nadia diam sejenak menatap ke arah Aldo.

"Gue—"

"Lo nggak mau juga kan? Terus kita mau ngapain? gue udah bertahun-tahun ngejar lu tapi lu nya tetep gitu sama gue."

"Sekali lagi gue bilang, gue nggak peduli," Nadia menjalankan sepeda motornya untuk segera pulang.

****
Video video di YouTube saat ini sedang menemani Nadia yang sedang bosan.

"Nonton apa lagi ya," Nadia menggulirkan layar handphonenya.

"Nad ada tamu nih," teriak Arjun dari bawah.

"Siapa sih Bang?"

"Tetangga Sebelah, katanya mau ngajak lo ke rumah dia."

"Bilangin gue gak mau."

"Lu diundang sama nyokap dia katanya."

"Iya-iya, bilang sama dia kalau gue mau ganti baju dulu," teriak Nadia lalu berjalan kearah lemarinya.

"Ngerepotin banget sih Kevin," oceh nadia sambil mencari baju yang pas untuknya.

Setelah selesai Nadia segera pergi menuruni tangga.

"Sudah selesai?" tanya Kevin.

"Yuk cepet," ajak Nadia,"Bang Arjun, Bunda sama Ayah kemana?"

"Lagi keluar mereka, tapi gue udah ijin kok."

"Jangan-jangan lo mau culik gue ya," Nadia memelototkan matanya.

"Negative thinking banget orangnya," Kevin menarik tangan Nadia untuk segera keluar.

"Hehh jangan pegang-pegang tangan gue," ujar Nadia sambil mencoba untuk melepas tangannya dari Kevin.

"Sok jual mahal banget, gue ga mungkin suka sama lo cuma gara-gara pegang tangan aja Nad," ujar Kevin tetap menggandeng tangan Nadia.

"Pokoknya ga boleh, tangan gue masih suci, ga pernah di pegang cowok selain keluarga gue."

"Berarti gue yang pertama dong," Kevin mengangkat tautan tangan mereka ke depan muka Nadia.

"Nahh karena gue yang pertama, berarti kita harus temenan."

"Ga nyambung banget."

"Ya biarin, yang penting sekarang kita temenan."

Kevin kemudian masuk ke dalam rumahnya, tetap sambil menggandeng tangan Nadia.

"Ini ma orangnya," ujar Kevin lalu mengajak Nadia duduk di meja makan.

"Kamu cantik banget," ujar Mama Kevin.

"Makasih tante, tante juga cantik kok."

"Iya dong tante pasti cantik, hahaha."

Hmm, sepertinya Nadia sekarang sudah tahu sifat pede Kevin itu nurun dari siapa.

"Udah ma, jangan terlalu narsis."

"Nama kamu Nadia kan ya? Tante suka dengerin cerita-cerita Kevin."

"Iya tante."

"Yaudah kita langsung makan aja ya," ujar Mama Kevin membuka penutup makanan itu, sehingga semua makanan dapat dilihat oleh Nadia.

Disana ada nasi, ayam goreng, sate, ikan, macam-macam sayuran dan banyak lagi.

"Ini kita makannya cuma bertiga tante?" tanya Nadia heran karena sepertinya makanan-makanan ini terlalu banyak untuk dimakan bertiga

"Hmm—"

"Berempat, sama adik gue lagi."

"Lo punya adik?"

"Iya cewek, masih umur empat tahun," ujar Kevin.

"Wihh pasti lucu ya, panggil dong tante, Nadia pengen kenal," ucap Nadia antusias.

"Iya tunggu tante panggil ya," Mama Kevin berjalan ke arah salah satu kamar.

"Nad," panggil Kevin.

"Iya?"

"Nanti jangan tanya-tanya tentang papa gue ya, kalau pas lagi ada Mama."

"Hahh? Ohh iya-iya," jawab Nadia paham apa maksud Kevin.

Anak kecil yang dinantikan Nadia berlari ke arah meja makan.

"Kei kenalan dulu sama temen kakak," ujar Kevin.

"Halo kakak, aku Keiko," ucap Keiko dengan pipi gembungnya dan rambutnya yang dikuncir dua.

"Hai Keiko, kamu bisa panggil kakak dengan sebutan Kak Nadia ya," Nadia tersenyum lalu mencubit pelan pipi Keiko gemas.

"Sini Keiko makan dulu," panggil Mama Kevin.

"Keiko lucu banget ya tan, cantik."

"Iyalah cantik, kakaknya kan ganteng," ujar Kevin menaik-naikkan alisnya.

"Pede banget lo."

"Gue ga pede, tapi ngomongin tentang fakta."

"Sudah-sudah, yuk dimakan. Nadia ambil nasinya yang banyak ya."

"Iya tante, makasih."

Nadia mengambil nasi dan juga sepotong ayam goreng.

"Kevin waktu itu pas dia baru pertama kali masuk sekolah pulangnya langsung cerita tentang kamu loh Nad," ujar Mama Kevin kembali membuka obrolan.

"Kevin cerita tentang apa tante?" Nadia mengerutkan dahinya, semoga Kevin ga cerita tentang yang aneh-aneh.

"Katanya dia punya temen sekelas cantik banget, terus dia bilang kalau kamu juga punya rumah di sini."

Nadia tersenyum, ternyata Kevin memujinya haha.

"Tapi, kamu galak katanya. Kevin mah ada-ada aja, padahal sopan gini dibilang galak."

Nadia menatap tajam Kevin.

"Gue gak bermaksud bilang lo galak kok, hehe."

"Terus kata Kevin, pacar kamu galak juga."

"Hahhh? Nadia ga punya pacar kok tante, Kevin mah suka ngarang gitu."

"Apaan lo bilang ga punya pacar, itu Aldo siapa. Orang dia sendiri yang bilang ke gue, kalau lo itu pacar dia."

"Lo-nya percaya aja, Aldo emang suka gitu."

"Lanjut aja makannya, jangan berantem terus," ujar Mama Kevin.

My Chatty Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang