Part 32🌼

5 2 0
                                    

16 Juni 2019, Andre pulang dari Korea Selatan dan dia langsung nyamperin gue dirumah.

“ Ndre, kok nggak ngabarin sih mau kesini?”. Tanya Kintan begitu menghampiri Andre yang telah duduk di ruang tamunya
“ Sorry Kin, by the way selamat ya atas  pernikahan lo “. Kata Andre sembari memberi secarik kertas

Kintan mengambil kertas itu

“ ( Kintan terkejut ternyata kertas itu adalah cek uang ) lo serius ngasih gue uang 50 juta!? “. Tanya Kintan
“ Iya (Jawab Andre dengan santainya) Soalnya gue nggak sempet buat beli hadiah lo”.
“ Ini banyak banget tapi Ndre, lo serius? “. Kintan menyakinkan kembali
“ Iya, lo kan sahabat gue udah sewajarnya gue ngasih lo hadiah kan?”.
“ Iya sih, makasih ya “.
“ Gini Tan, sebenarnya ada yang mau gue tanyain ke lo”.
“ Tanya aja kali Ndre”. Kata Kintan sembari menyimpan cek uang ke saku
“ Ehm.... Sih Audy sekarang kerja dimana?”.
“ Dih...... Kok nanya gue sih? Kan bisa langsung nelpon dia”.
“ Jawab aja sih”.
“ Iya....iya, sekarang Audy kerja di Herman Triawan firma hukum “. Terang Kintan
“ Makasih ya Kin, kalo gitu gue pergi dulu ya”. Andre beranjak
“ Eits..... Duduk lo”. Pinta Kintan
“ (Kembali duduk) Kenapa?”. Tanya Andre heran
“ Apa yang lo sembunyiin dari gue?”. Tanya Kintan sembari memicingkan matanya menatap Andre
“ Gue mau cerita tapi lo janji dulu jangan kasih tahu Audy”.
“ Iya...iya gue janji”.
“ Gue mau melamar kerja disana “.
“ Ngapain lo kerja di firma hukum kecil kaya gitu? Lo kan pewaris tunggal firma hukum bokap lo, lo pasti punya niat terselubung kan? Ngaku nggak lo”. Ujar Kintan menginterogasi
“ Gu...e cinta sama Audy, gue mau dekat-dekat terus sama dia “. Terang Andre yang membuat Kintan terkejut
“ Serius lo!? Sejak kapan?”.
“ Sejak pertama kali gue ketemu dia”.
“ SMP!?”.
“ Iya, waktu keluarga gue pindah ke dekat rumah dia yang dulu. Hari itu gue ngeliat Audy lagi duduk dihalaman rumahnya tapi gue nggak berani buat nyamperin “.
“ Gila sih lo, bisa-bisanya nyembunyiin perasaan lo dari kami”.

Kintan pun menyudahi ceritanya

“ Tan...... Selama ini ternyata cinta gue nggak bertepuk sebelah tangan”. Kata gue sembari menggenggam tangan Kintan
“ Iya makanya gue kaget ngeliat kalian sekarang, elo udah tunangan sama Herman trus sih Andre juga udah deket sama Katya “. Jelas Kintan menyayangkan
“ Terus gue harus gimana dong Tan?”.

Kintan menatap mata gue dalam

“ Pertama lo harus nemuin sih Herman itu, bilang yang sebenarnya sama dia”.

Gue langsung melaju ke rumah pak Herman dengan kecepatan tinggi

“ (Menelpon) Mas..... tolong keluar sekarang”. Kata gue begitu telpon tersambung

Tak berapa lama akhirnya gue sampai di depan pagar, terlihat pak Herman sudah menunggu di depan pagar

“ Audy..... Masuk dulu yuk”. Ajak pak Herman sembari berjalan hendak masuk ke rumahnya
“ Nggak Mas, aku cuma mau ngomong bentar”.

Pak Herman berbalik lalu kembali menghadap gue

“ Iya.... Kamu kenapa?”. Pak Herman menatap gue lekat
“ Sebelumnya maaf ya Mas (Sembari memegang cincin tunangan) Setelah hubungan kita jalan sebulan (Gue hanya menunduk) jujur Audy nggak ngerasain apa-apa diantara kita, Audy... (menatap pak Herman dalam) nggak bisa ngelanjutin hubungan kita lagi “.
“ Alasannya?”. Pak Herman nampak sedang menahan dirinya
“ Karena ada orang lain yang Audy cintai sejak dulu “. Kata gue sembari menatap pak Herman
“ Siapa?”. Tanya pak Herman

Gue terdiam sejenak sembari menatap pak Herman

“ Andre..... Audy udah cinta sama dia dari SMP “. Kata gue setelah memberanikan diri
“ (Menghela napas  lalu memalingkan wajahnya) harusnya saya tahu diri sejak awal “.
“ Mas.... Maafin Audy ya “. Aku memegang tangannya
“ Harusnya saya bisa mengartikan senyum kamu waktu itu”. Kata pak Herman kembali menatap gue
“ Maksudnya?”.
“ Audy.... Waktu kamu mengiyakan ajakan tunagan saya, kamu hanya memberikan senyum tipis kepada saya, tidak ada sedikitpun raut kebahagiaan disana tapi saya menyangkalnya sembari berharap kelak kamu juga bisa mencintai saya”. Tutur pak Herman
“ Mas.... Maafin Audy ya, Audy tahu yang Audy lakuin itu jahat. Tapi, Audy tahu mas Herman orang yang baik, Audy harap mas Herman bisa nemuin wanita yang jauh.....lebih baik dari Audy “. Kata gue sembari tersenyum menatap pak Herman
“ (Memalingkan wajahnya lalu menyeka air mata) Saya boleh peluk kamu?”. Tanya pak Herman

Gue mengangguk setuju. Pak Herman memeluk gue sembari menangis


Kenangan Berganti [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang