Part 21🌼

2 2 0
                                    

“ Pa.... Bagaimana pun pahitnya kenangan masa lalu kita tetap nggak akan merubah satu hal, bahwa aku adalah putri Papa”.
Kami hanyut dalam perdamaian dengan masa lalu, masa lalu yang perlahan mulai gue maafkan. Dari belakang gue mendengar sayup-sayup suara langkah seseorang yang berjalan mendekati kami.
“ Selamat malam Pak Prabu”. Sapa orang itu ketika menemui kami
“ Malam Pak, akhirnya datang juga”.
Gue pun berdiri di belakang Papa
“ Ini Audy yang tadi saya bicarakan”. Kata Papa kepada pria itu
“ Selamat malam Om”. Sapa ku
“ Akhirnya saya bisa ketemu sama pengacara pemberani seperti kamu “.
“ Terima kasih Om”.
“ Audy, ini Om Ridwan. Dia sahabat karib Papa, sekaligus manajer departemen perencanaan di perusahaan Indorama”. Kata Papa memperkenalkan temannya
“ Indroma...... “. Kata ku berusaha mengingat
“ Tempat Dimas bekerja”. Lanjut Om Ridwan
“ Wah..... Senang bertemu dengan Om”. Kata ku tersenyum
“ Audy, saya dengar sekarang kamu lagi menangani kasus pelecehan dan pelakunya Diams. Itu benar?”.
“ Iya om, dia benar-benar penjahat kelas kakap “. Tutur gue
“ Kamu tahu kenapa saya jauh-jauh kesini?”. Tanya Om Ridwan
“ Mau jenguk Papa”. Jawab gue
“ Iya itu, tapi selain itu saya mau menawarkan menjadi saksi atas kasus penggelapan dana yang di lakukan Dimas. Bagaimana kamu mau?”.
“ Tentu dong Om”.
“ Saya punya file-filenya “.
“ Om bawa?”.
“ Ini ( Om Ridwan mengeluarkan flashdisk yang ada di tasnya)”.
“ Sebentar ya Om, saya mau ngambil laptop di mobil dulu”.
Gue pun bergegas ke parkiran mobil lalu mengambil laptop yang ada di kursi depan, kemudian kembali ke taman rumah sakit.
Melihat gue yang berlari sembari membawa laptop, Om Ridwan langsung memberi flashdisk itu begitu gue datang.
“ Ni Audy”. Om Ridwan memberi flashdisk
“ Terima kasih banyak ya Om”. Aku langsung menghubungkan flashdisk itu ke laptop
“ Kamu juga harus bertima kasih sama Papa kamu, dia yang ngasih tahu Om kalo kamu lagi berurusan dengan Dimas “.
Gue melihat ke arah Papa yang duduk di samping kursi taman.
“ Terima kasih banyak ya Pa”.
“ Iya nak “.
Gue selesai mengcopy file-file bukti penggelapan dana yang di lakukan oleh Dimas
“ Huuu “. Kata ku lega
“ Minggu depan saya mau mengajukan kasus ini ke pengadilan. Saya boleh minta nomor handphone Om Ridwan?”.
“ Boleh “. Kata Om Ridwan sembari mengeluarkan handphone dari tasnya

Gue pun menyalin nomor handphone Om Ridwan ke handphone gue. Karena malam sudah semakin larut gue akhirnya memutuskan untuk pulang

Kenangan Berganti [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang