Chapter 1 🐰

8.6K 632 96
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Carilah hikmah dalam perkara yang kita kerjakan. Hanya dengan itu, diri kita akan tersenyum dan terus tersenyum. Meskipun kita diuji dengan ujian yang tidak pernah dipikul oleh siapapun di dunia ini.

▪︎▪︎ FUCKBOY KAMPRET ▪︎▪︎

🌾 🌾🌾

Sulit rasanya mendeskripsikan rasa, ingin berjalan menggapainya namun terlalu jauh. Ketika harapan telah di lambungkan disertai usaha dan doa, tetap saja tak ada kata yang mampu membuatnya benar-benar nyata.

Berlari, ya hanya itu yang bisa ia lakukan ketika pernyataan rasa yang selama ini ia pendam mencuat begitu saja, terlontar begitu saja dari bibirnya. Kepalang kesal karena lelaki pujaannya sejak kecil lebih menyukai sang sahabat dibandingkan dengan dirinya.

Masih terekam jelas ucapan sang sahabat yang merangkap menjadi lelaki pujaan, memang benar yang dikatakan orang bahwa tak ada persahabatan yang benar-benar murni antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan rasa diantara salah satunya. Cinta karena terbiasa, begitulah istilahnya.

"Ren, dengerin dulu." Tangannya dicekal ia meronta. Namun, tenanganya tak sebanding dengan lawan bicaranya.

Ia menghempaskan tangan itu kuat, "Mau dengerin apa lagi?"

"Maaf." Suara itu sarat akan penyesalan.

"Maaf kamu bilang? Cih, basi tau nggak!" Reni berteriak kesal, bahkan ia sudah melupakan bahwa ia masih berada di lingkungan kampus dan sedang menjadi tontonan banyak orang.

Kekesalannya telah mencapai ubun-ubun, hatinya begitu ngilu. Ia tak peduli lagi jika esok ia viral atau apalah. Menurutnya, terkenal itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit yang ia rasakan saat ini.

"Ok, aku mengaku salah. Aku minta maaf, tapi sungguh Ren, aku hanya nganggep kamu hanya sebagai teman. Nggak lebih, aku hanya mencintai Nazwa dan sampai kapanpun akan seperti itu."

"Tuh kan! Nazwa, Nazwa, Nazwa terus. Aku capek Pal. Aku juga punya hati, kenapa selalu Nazwa? Kenapa nggak ada yang ngertiin aku juga? Hah!" Reni berteriak marah, hatinya sudah patah dan sekarang harus pecah lagi mendengar pengakuan tak mengenakkan seperti ini.

"Maaf Reni, hatiku sudah terlanjur terikat pada Nazwa." Sesal yang ditampakkan oleh wajah Naufal semakin membuat darah Reni memuncak.

"Dasar bajingan, nggak tau diri!" Cacinya.

"AKU BENCI KAMU NAUFAL FATTAH!" Teriaknya, bagaimanapun ia mencintai Naufal, tapi hatinya menolak untuk tetap mempertahankan.

Gadis itu hanya bisa menggerutu atas kebodohannya, kebodohan yang selalu saja ia ulang, mencintai sahabat sendiri? huh kisah cinta yang begitu klise.

🌾

Lelaki yang baru saja turun dari pesawat itu mendesah lelah, akhirnya ia bisa sampai juga di kota tujuannya.

Ia mengecek ponsel yang ada di saku jas tanpa memperhatikan jalan, ia terburu-buru ia takut sahabatnya itu benar-benar melakukan hal tak terduga.

Setelah mengambil ponsel ia melirik jam yang tertera di layar ponselnya.

Fuckboy Kampret ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang