3. Nomor telfon

57.6K 3.1K 69
                                    

Happy reading !

.

.

Safira yang awalnya sedang makan dengan tenang, terlonjak saat mendapat notifikasi dari sang pacar.

"Emmm kan kata Nayra, Alya harus jauh-jauh sama kak Ardana dkk. Tapi kenapa Nayra pacaran sama salah satu dari mereka?" Tanya Alya yang mampu membuat Nayra bingung, ia mengusap tengkuknya lalu menjawab pertanyaan Alya dengan santai.

"Gue... Pengecualian! Gue kan bisa berantem juga kaya mereka, ya seenggaknya gue bisa lah lawan Reynald kalo macem-macem. Lah kalau lo? Nendang bola aja jatoh!" Sinis Nayra sambil menatap Alya dengan senyuman miring andalannya, duh Nayy omonganmu nyelekit banget.

"Yang penting gue berani blak-blakan ama temen ketimbang ngomongin dia dibelakang! Kaga elite amat, bukan gaya gue." -Nayra.

Mereka kembali dikejutkan dengan kedatangan para most wanted yang tiba-tiba saja duduk diantara mereka berlima, bisik-bisik mulai terdengar dari siswi-siswi lain yang merasa kalau Alya dkk menggunakan pelet makanya Ardana dkk mendekati mereka berlima.

"Cewek, piwwit! Kenalan dong!" Goda Angga dengan senyuman yang manis namun tidak dimata Lyani, gadis itu malah bergidik.

"Jijik banget, Ngga. Lo jangan jadi playboy mulu napa, gue yang malu temenan ama lo lama-lama" Angkasa memijit pelipisnya melihat kelakuan Angga yang semakin hari makin tidak waras.

"Ingat! Seorang cogan, mau dia jadi playboy ataupun yang lain juga ya maklum ajasih, siapa coba emang yang gamau sama gue?" Tanya Angga sambai melambaikan tangan ke beberapa perempuan yang mampu membuat sebagian dari mereka histeris, bahkan sampai ada yang merekamnya untuk diabadikan.

"Lo pada kaga mau duduk apa? Gak pegel tuh kaki?" Tanya Lyani, mendengar hal itu Ardana dkk langsung saja duduk di kursi yang masih kosong.

Kalau kalian mau tau kenapa tiba-tiba Ardana dkk pindah kursi, jawabannya silahkan tanya kepada bapak Xavier tercinta.

"Makan apa?" Tanya Reynald sambil membenarkan anak rambut Nayra yang ber-terbangan dengan bebas.

"Lo ga liat gue makan batagor? Mata lo masih berfungsi dengan baikkan?" Nayra berdecak kesal mendengar pertanyaan konyol dari mulut kekasihnya, Reynald hanya terkekeh mendengar jawaban Nayra.

Disisi lain, Alya sedang gugup duduk bersebelahan dengan Ardana. Lihat sekarang kelakuannya, ingin minum saja ia canggung. Sedangkan Ardana? Laki-laki itu cuek saja sambil memainkan ponsel.

"K - kak?" Panggil Alya dengan nada pelan, takut yang lain denger, padahal emang udah kedengeran. Ia harus menjadi cewek kalem untuk kali ini!

"Apaan?" Tanya Ardana, pandangannya masih fokus pada layar ponsel, enggan untuk memalingkan wajahnya.

"Emmm....."

"Dan, itu dia mau ngajak lo ngobrol goblok! Peka dikit napa si, ampun dah gue sama lo!" Angga rada kesal dengan sifat Ardana yang sulit sekali untuk peka akan situasi.

"Hooh, terus nape?" Ardana memasukkan ponselnya ke kantung celana lalu membalikkan posisi duduknya menghadap Alya.

"Yaampun, kak Ardana natap Alya!! Duhh ada sisa makanan gak ya dipipi, Alya? Alya udah cantikkan ya?" Batin Alya sambil mengecek daerah pipinya dengan tangan, jantungnya berdebar kencang.

"Kenapa?" Tanya Ardana dengan alis menyatu saat melihat gelagat aneh Alya.

"Eh? gak kenapa-kenapa kok! Hehe..." Alya menunduk untuk mengurangi rasa malunya, sudah dipastikan pipinya memerah saat ini.

ARDANA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang