Happy reading !
.
.
Ardana, Xavier, Angkasa, Angga, dan Reynald sedang duduk di dalam kelas dengan santai, karna Guru juga sedang ada rapat makanya mereka berlima mau masuk kelas.
"Heh lima kerdil! Bayar kas cepet, kas lo pada numpuk nih buset, bisa kayaknya buat bayar utang gue di kantin!" Tagih sang bendahara.
"Gue gak ada duit," Ucap Angkasa, sang bendahara berdecih tidak percaya, pasalnya ia tadi melihat Angkasa sedang makan di kantin, jadi tidak mungkin kalau laki-laki ini tak punya uang.
"Bimasakti alesannya itu mulu, najis!" Cibir sang bendahara.
"KENAPA SIH ORANG-ORANG SUSAH BANGET MANGGIL GUE ANGKASA?! BIMASAKTI MULU BIMASAKTI!!!" Angkasa menggebrak meja lalu duduk kembali di kursinya seolah tak terjadi apa-apa.
"Bim bim bim chotta beem chotta beem..." Gumam Angga.
Plak!
"Apa maksud lo nyanyiin tu lagu?!" Sinis Angkasa.
"Apasih, Sa! Itu film anak-anak loh! Yang anak kecil sakti tapi gak pake baju dari India itu," Ucap Angga sambil mengusap kepalanya yang baru saja di geplak oleh Angkasa.
"Lo beliin baju sono! Duit lo kan banyak," Suruh Reynald, Angga mengangguk lalu mengangkat kedua ibu jarinya.
"HEH!! GUE NUNGGU LO PADA BAYAR KAS INI! Malah gibah! Cepet deh jangan buang-buang waktu, gue juga harus nagih yang lain!"
"Yaelah ribet amat sih lo! Kaya tunggakan gue banyak aja." Ucap Ardana.
"Lo emang ga banyak, Ar! Tapi kawanan setan lo nih anjir banyak banget!"
Xavier mengeluarkan 2 lembar uang berwarna merah lalu memberikannya ke bendahara yang sedari tadi mengoceh, membuat telinganya berdengung saja.
"Sekalian," Sang bendahara mengangguk lalu men-ceklis nama-nama Ardana dkk.
"Nah gini kek daritadi! Kan gausah ribet gue, makasih Xavier mwahh." Sang bendahara pergi dari hadapan Ardana dkk dengan langkah santai.
Mendengar hal itu, sontak saja Xavier bergidik geli lalu kembali memainkan ponselnya, tak memperdulikan tatapan-tatapan temannya.
"Emang ngapa lo bayarin?! Lo kira gue gapunya duit?" Tanya Angkasa dengan sinis.
"Besok lo bayar." Ucap Xavier, Angkasa menegang.
"Xavier gila parah lo ganteng banget sumpah! Lo dingin aja ganteng apalagi gak dingin, pokoknya lo the best banget!!!" Xavier memutar kedua bola matanya malas, mulai dah nih Angkasa.
"Giliran ada butuhnya, lo muji-muji!" Angkasa terkekeh lalu menaruh kepalanya di kedua lipatan tangannya.
~~~
Fiona sudah sangat geram karna Yara terus saja berceloteh, bercerita mengenai dirinya, keluarganya, bahkan hewan peliharaannya pun di ceritain!
"Kucing aku juga pernah, waktu Ibu lagi mau makan ikan. Nah kan Ibu aku pergi ke depan ambil air, eh ikannya di ambil sama kucing aku! Hahahaha asli sih aku ngakak banget kalo inget kejadian itu, tapi untungnya Ibu aku tuh gak marah, dia ambil ikan lagi di tempat makan dan aku di suruh ajak kucing aku pergi keliling komplek," Celoteh Yara panjang lebar.
"Duh tolong dong, gue gak perduli!! Kuping gue panas woy lo tau kagak?!" Batin Fiona.
"Aku juga waktu di supermarket ketemu cowok, ganteng banget tau gak sih!! Dia kaya sama adiknya gitu cewek, dia juga gak sengaja nabrak aku.. Eh aku lupa kenalan sama dia, kira-kira bakalan ketemu lagi gak ya?" Tanya Yara, Fiona mengangkat bahunya acuh lalu memainkan ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA (END)
Fiksi RemajaBagaimana jadinya kalau gadis polos bertemu dengan sang ketua geng yang cukup di takuti oleh banyak orang? Akankah pertemuan yang tidak di sengaja ini akan membawa malapetaka atau sebaliknya? Apakah Ardana kembali membuka hatinya untuk Alya sang gad...