Happy reading !
.
.
Angkasa dan Angga tidur di kamar yang sama namun tidak di tempat tidur yang sama, pahamkan? Angkasa yang tidur di atas kasur dan Angga yang tidur di atas karpet berbulu, kurang ajar emang. Angkasa itu tamu tapi kenapa Angga yang tidur di atas karpet?
"Bangke banget! Anjir badan gue sakit semua," Angga berdiri lalu merenggangkan otot tubuhnya, badannya sangat sakit karena tidur di atas karpet.
Angga menatap Angkasa yang tertidur dengan sangat lelap di atas ranjang empuk miliknya, rencana licik tiba-tiba muncul di otak cerdasnya. Angga menyeringai lalu meminum sedikit air.
"KEBAKARAN!!! SAAA, KEBAKARAN SA!!!" Angkasa terlonjak, ia berlari kesana kemari.
"AYO BEGO KITA LARI!!! LO DIEM AJA ANJIR, LO MAU GOSONG HAH?! JADI DAGING PANGGANG, MAU LO?!" Angga tertawa terpingkal-pingkal hingga perutnya terasa kram, air matanya pun keluar.
Angkasa yang tersadar kalau ia baru saja dibohongi oleh Angga, menatap laki-laki itu nyalang, ia berjalan menghampiri Angga lalu mencengkram kerah baju Angga.
"Apa maksud lo ngibulin gue kaya gitu, nyet?! Lo tau gak sih gue lagi mimpi anu-anu sama artis favorite gue! Lo ganggu aja asu ah!" Angga mendengus, selain gila ternyata Angkasa juga omes ckckck.
"Gila lo, Sa! Mending lu Istighfar dah, siapa tau lo kemasukan jin," Angkasa membelalakan matanya, ia mendorong Angga hingga laki-laki itu terjungkal ke belakang.
"Kepala lo noh kemasukan jin!"
~~~
Keesokan Paginya, Ardana terbangun untuk melakukan Ibadah Shalat Subuh. Meskipun nakal, Ibadah tetap harus di laksanakan.
Selesai menunaikan Ibadah Shalat Subuh, Ardana melepaskan peci di kepalanya dan membuka baju koko serta sarung yang ia kenakan.
Karena ini hari Minggu dan ia sangat bosan, ia memutuskan untuk berolahraga sendiri keliling kompleknya, kenapa tidak dengan Alya? Ardana tau gadisnya itu sangat kelelahan jadi ia tak mengajak Alya untuk jogging bersama.
Tepat di pertengahan jalan, Hana menghampiri Ardana dengan jalan yang di ... err seperti menggoda.
"Hai Ardana!" Sapa Hana, Ardana hanya diam lalu menatap Hana datar.
"Ish kamu kok diemin aku sih?" Tanya Hana, ia memajukan bibirnya beberapa centi lalu menghentakan kakinya.
"Harusnya istirahat aja, Hana. Kamu perlu istirahat yang banyak supaya bayinya sehat," Ucap Ardana, Hana membelalakan matanya. Astaga bagaimana ia bisa lupa kalau sedang melaksanakan sandiwara?!
"Y - ya aku juga h - ha - harus olahraga! B - biar bayi kita s - sehat!" Ardana mengernyit, Hana masih menyalahkannya.
"Kita?"
"Iya Ardana, ini bayi kita. Kamu lupa? Jahat banget sih!" Hana membuang muka enggan menatap wajah Ardana.
"Aku gak pernah ngelakuin itu, Hana." Desis Ardana, tatapan matanya menajam bak elang.
"Terserah kamu mau bilang apa, Ardana. Intinya ini anak kita! Anak aku sama anak kamu."
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA (END)
Подростковая литератураBagaimana jadinya kalau gadis polos bertemu dengan sang ketua geng yang cukup di takuti oleh banyak orang? Akankah pertemuan yang tidak di sengaja ini akan membawa malapetaka atau sebaliknya? Apakah Ardana kembali membuka hatinya untuk Alya sang gad...