Happy reading !
.
.
Ardana membuka matanya, menyipitkan matanya karna pancaran cahaya yang begitu terang menembus ke kedua mata tajamnya.
Tangan, kaki, dan badannya terikat pada pimggir-pinggiran ranjang, bajunya terbuka dan hanya menyisakan boxer saja. Ardana mencoba mengingat kejadian awal namun kepalanya berdenyut.
Ah seingatnya, ia memakai baju hitam serta celana hitam semalam, lalu kemana baju dan celana nya?
Ardana ingin bangkit, namun tak bisa, ikatannya sangat keras mengakibatkan lengan Ardana memerah karenanya.
"Hiks hiks," Ardana mendengar suara perempuan di sampingnya, ia menoleh dan terkejut melihat penampilan Hana.
Bajunya robek, rambut acak-acakkan, serta ada beberapa bercak merah di kasur. Tuggu, bercak merah!?
Ardana mematung, apa yang ia lakukan semalam? Kenapa ia tidak mengingat apapun? Dan, kenapa Hana menangis?! Pertanyaan itu muncul di benak Ardana.
"K - kamu k - ke - kenapa?" Tanya Ardana, Hana menoleh lalu tangisannya malah semakin kencang dari awal tadi.
"K - kamu hiks, j - jahat!" Ardana semakin di buat bingung apa yang dia lakukan semalam?
Ia hanya mengingat kalau dirinya dan Hana duduk di teras rumahnya, itu saja! Dan tiba-tiba ia bangun di ruangan asing beserta Hana yang menangis tersedu-sedu.
"K - kamu jahat, Ardana!" Hana memukul lengan Ardana berkali-kali.
"Aku kenapa? Aku aja gak tau kenapa bisa disini!" Ardana menelusuri ruangan asing ini,, tunggu! Ini sebuah kamar, tapi.. dimana?
"AKU HAMIL, ARDANA!!! ANAK KAMU!!!!!" Ardana mematung, Ardana? Melakukan perbuatan se-keji ini? Pada seorang perempuan? Sahabatnya? Tidak!
"Ngaco lo! Lo gak liat tangan gue di iket hah?!" Ardana emosi, dirinya tidak tau apa-apa tapi di tuduh yang tidak-tidak! Perempuan gila.
"T - tapi s - se - semalam, hiks," Ardana melihat bercak merah di kasur, apa iya? Dirinya melakukan hal keji itu semalam?
"Gue gatau, Hana! Gue gak inget semalem ada apa!! Gue cuma inget kalo lo ngasih gue brownies! Selebihnya gue gatau!!" Napas Ardana memburu, ia berusaha melepaskan ikatan di seluruh tubuhnya, muak! Ia muak.
"K - kamu ngebentak a - aku?" Tanya Hana tak percaya, Ardana menghembuskan napas jengah.
"Maaf."
~~~
Alya dkk dan Reynald, Angaksa, Xavier, serta Angkasa sedang menunggu kedatangan Ardana. Bahkan bahan obrolan mereka pun sampai habis karna menunggu Ardana yang lama sekali sampai ke sekolah.
"Ini si Ardana bolos? Gak ngajak-ngajak, nyet!" Reynald melirik ke arah jam tangan mahalnya lalu mengetukkan jari ke meja kantin.
"Pir? Gimana?" Tanya Angga.
"Gak dibales,"
Semua menghembuskan napas kasar, kemana sebenarnya laki-laki itu? Hilang tanpa kabar seperti tertelan bumi, lalu muncul sesuka hati seperti pemilik bumi.
"Ardana Ardana dimana kamu, ku mencarimu ingin minta duit," Di saat teman-temannya sedang sibuk memikirkan Ardana, Angkasa sempat-sempatnya bernyanyi?!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA (END)
Teen FictionBagaimana jadinya kalau gadis polos bertemu dengan sang ketua geng yang cukup di takuti oleh banyak orang? Akankah pertemuan yang tidak di sengaja ini akan membawa malapetaka atau sebaliknya? Apakah Ardana kembali membuka hatinya untuk Alya sang gad...