Happy reading !
.
.
Ardana dan Hana sudah sampai di ruangan kepala sekolah, Ardana menunggu Hana mengurus surat kepindahan sekolah serta mengisi formulir.
"Hana Camerian, namanya cantik," Puji kepala sekolah, Hana tersenyum malu.
"Kaya orangnya kan, Pak?" Tanya Ardana, Hana mencubit pelan perut Ardana, Ardana terkekeh lalu mengusap kepala Hana.
"Pacar kamu, Ardana? Eh pacar kamu mah, Alya. Hahaha, lupa saya." Tanya kepala sekolah, Ardana bungkam begitupun dengan Hana.
"Yaudah Pak, makasih." Ardana dan Hana keluar dari ruang kepala sekolah, Ardana mengantarkan Hana ke kelas XI Bahasa 5.
Sesampainya di depan kelas, Ardana kembali mengusap kepala Hana lalu tersenyum manis.
"Nanti istirahat aku jemput, kamu belajar yang bener! Jangan bandel," Hana terkekeh geli lalu mengangguk.
"Siap, komandan!" Ardana mencubit pipi Hana lalu pergi menemui Alya, ingin meminta maaf sebenarnya.
Saat sampai di depan kelas Alya, entah kenapa langkahnya berat, ia mempertimbangkan apakah ia harus minta maaf atau tidak.
"Hana kan sahabat gue? Alya pasti paham lah." Alhasil Ardana tidak jadi menemui Alya, ia berbalik pergi ke rooftop.
~~~
Alya menekungkupkan wajahnya di lipatan tangan, hatinya sakit melihat pemandangan tadi pagi, dimana Ardana tertawa lepas dengan seorang gadis, parahnya Alya tak mengenal gadis itu siapa.
"Sabar, Alya." Safira mengusap punggung Alya seraya menguatkan.
"Udah Al, ntar si Ardana gue ajak baku hantam," Ucap Fiona, namun Alya tetap tak merubah posisinya.
"Hati Alya sakit." Gumam Alya, Safira tak tega kalau terus melihat Alya seperti ini, tapi Safira juga gak bisa berbuat apa-apa. Nyalinya terlalu kecil untuk melawan Ardana.
"Udah Alya, mungkin itu sahabatnya kan?" Tanya Safira, akhirnya Alya menegakkan tubuhnya lalu mengusap air matanya.
"Ya gak gitu juga, Safira. Seenggaknya Kak Ardan kenalin ke Alya biar Alya tau," Safira memaklumi, namanya perempuan, kan? Ngeliat sahabat akrab sama orang lain aja cemburu, apalagi liat pacar akrab sama cewek lain?
"Udah Al, lo sans aja. Ntar gua tabok itu Ardana Ya Dana," Safira terkekeh, ada-ada saja Fiona ini.
"Iya, aku juga gak suka itu sama cewek yang tadi pagi di parkiran bareng Kak Ardana! Caper banget, nempel-nempel gitu, ketawa-ketawa bareng. Pokoknya gak suka bangetlah aku!" Ucap Yara panjang lebar.
"Aduh ini anak caper mulutnya cempreng banget kaya knalpot!" Batin Fiona.
Lihat? Bahkan Ardana saja tidak mengirimi Alya pesan untuk sekedar minta maaf, setidaknya menyemangati Alya belajar hari ini. Baru semalam Alya baper, sekarang udah dibikin sakit.
Pelajaran dimulai dan Ardana masih belum mengirimi pesan, Alya memfokuskan dirinya kepada materi yang di terangkan, jangan sampai karena Ardana, nilainya menurun.
Skip istirahat aja ya? Alya sedang merapikan alat tulisnya satu persatu ke dalam tas, menguncir rambutnya karna cuaca hari ini panas sambil menunggu Ardana menjemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDANA (END)
Подростковая литератураBagaimana jadinya kalau gadis polos bertemu dengan sang ketua geng yang cukup di takuti oleh banyak orang? Akankah pertemuan yang tidak di sengaja ini akan membawa malapetaka atau sebaliknya? Apakah Ardana kembali membuka hatinya untuk Alya sang gad...