54. Dia tumbang

23.1K 1K 142
                                    

Happy reading !

.

.

Semua siswa dan siswi berlari tak tentu arah saat mendengar suara tembakan yang sangat memekakan telinga, tiba-tiba saja Zaky mengerahkan pistolnya ke kening Ardana.

"LO UDAH MENJARAIN BOKAP GUE!! LO UDAH HANCURIN KELUARGA GUE, LO UDAH BIKIN NYOKAP GUE MENINGGAL BUNUH DIRI KARENA LO MENJARAIN BOKAP GUE!!! DAN LO UDAH BUAT HANA, ADEK GUE NANGGUNG SEMUANYA SAAT DIA MASIH KECIL!!!" Ardana menegang, jadi? Hana adiknya Zaky? Musuh terbesarnya?

"Dan asal lo mau tau, bayi ini bukan anak lo!" Ardana menatap Hana tak percaya, gadis yang saat ini selalu ia bela, gadis yang ia prioritaskan dibanding Alya, kekasihnya, berbuat seperti ini?

Fiona menahan tangan Angkasa saat laki-laki itu ingin menolong Ardana.

"Fi, please... Biarin aku kesana, Ardana kapten aku Fi... Ardana butuh aku..."

"Kak aku mohon kakak disini aja, firasat aku gak enak kak.. Aku mohon...." Namun Angkasa tetap Angkasa, ia tetap pergi menyusul Angkasa begitupun dengan anggota Arsavigald yang lain.

"Oh jadi gini ya Meteor? Ngajak Brandal buat ngejatohin Arsavigald, kenapa? Gabisa ngejatohin sendiri? JAWAB!" Tanya Reynald, ini diluar rencananya dan ini diluar dugaannya. Ayolah mereka tak tau kalau pesta ini dibuka untuk umum!

"Jangan bawa-bawa Brandal! Gue kesini emang punya masalah sama Arsavigald, gue gak sudi kerja sama bareng Meteor!" Vindra menatap Hana jijik, kalau ia tau Hana itu adiknya Zaky, ia tak akan mau berbuat hal seperti itu kepada Hana.

"Dan lo! Gue gak akan bertanggung jawab sama bayi itu," Hana menatap Vindra tak percaya, lalu bayinya harus ia apakan? Ardana juga pasti tak akan menerima bayi ini, ditambah Vindra juga tidak mau menerima bayi ini.

Menyesal? Sungguh! Tapi untuk apa? Penyesalan memang selalu di akhir, sia-sia jika ia meminta maaf sekarang karena ia juga sudah tau jawabannya apa, Hana hanya bisa tertunduk malu saat ini.

"Sebelumnya gue juga mau minta maaf sebesar-besarnya sama Alya, sorry, Al! Yang selama ini nerror lo itu gue, tapi itu gak sepenuhnya ke inginan gue! Gue di paksa sama Hana dan kalo gue nolak, dia bakal cabut saham di perusahaan Bokap gue, gue tau kok lo pasti takut banget waktu itu, sumpah Al gue bener-bener minta maaf! Lo kalo gak mau maafin gue gapapa kok! Gue tau kesalahan gue ini besar banget sama lo, dan..."

Flashback on.

Hana membawa Bunga ke belakang sekolah sambil memberikan surat dan kotak yang berisi mayat hewan, Bunga hanya menatap Hana dengan tatapan bingung.

"Apanih? Ngapain lo kasih gue ini? Kalo mau kasih hadiah yang elite dikit kek! Kaya ginian mau buat apa? Pajangan rumah?" Tanya Bunga saat membuka kotak misterius, Hana tersenyum miring lalu mencengkram pipi Bunga dengan kuat.

"Akhh--" Ringis Bunga saat kuku Hana menancap ke dalam pipinya, sakit sekali everybody!

"Gue mau lo kirim ini ke Alya! Dan itu juga ada dialog yang harus lo omongin suatu hari nanti ke Alya, lo-"

"Gak mau! Lo gila ya? Alya gak ada salah apa-apa sama gue! Ngapain gue nerror dia pake sampah kaya gini? Kerajinan banget!" Sewot Bunga saat melihat kertas berisikan dialog yang harus ia ucapkan nanti ketika dirinya benar-benar hanya berdua dengan Alya.

"Lo gak mau? Haha, gampang sih.. Lo tau gue kan? Gue bisa aja bikin lo dan keluarga lo jatuh miskin! Setelah itu, siapa yang mau berteman sama lo? Gak ada! Lo malah bakal jadi bahan bullying satu sekolah!" Ancam Hana, Bunga membeku, bahan bully?

ARDANA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang