42. Renggang (2)

11.9K 662 13
                                    

Happy reading

.

.

Bel istirahat berbunyi, Alya dkk berjalan ke arah kantin untuk mengisi perut mereka, tenaganya sudah habis terkuras saat belajar Kimia tadi, salah satu pelajaran yang paling tak Alya sukai!

"Mau pesen apa? Biar aku yang pesenin," Nayra mengerjabkan matanya, ini Yara?

"Samain ajalah sama lo, biar gak ribet!" Yara mengangguk lalu pergi ke stand makanan untuk memesankan makanan.

"Itu si Yara, beneran tobat apa cuma tobat sambel doang?" Tanya Lyani.

"Jangan gitu, Lya! Kalau orang udah berubah, ya hargai. Jangan curigaan terus sama orang, gak baik." Ah Safira emang paling best deh! Lyani menggaruk tengkuknya lalu terkekeh.

"Iya Nyai."

Tiba-tiba saja Ardana dkk masuk ke kantin, mata Alya berbinar saat melihat Ardana, ia berlari ke arah Ardana, ingin memeluk laki-laki itu seraya menyalurkan rasa rindunya.

Siapa sangka kalau Ardana mendorong Alya hingga gadis itu terjatuh? Alya menatap Ardana dengan tatapan yang sulit di artikan, dirinya melakukan kesalahan apa?

"Jauh-jauh dari gue, gak level gue deketan sama cewe caper yang hobinya kegatelan sama cowok sana-sini," Bagaikan di tusuk ribuan jarum, hati Alya sakit mendengarnya, kapan ia berdekatan dengan laki-laki lain? Kenapa Ardana berubah seperti ini? Kemana Ardana yang tak pernah kasar dalam ucapannya ketika berbicara dengan Alya?

Nayra membantu Alya berdiri lalu menatap Ardana dengan nyalang, berani sekali ia mendorong Alya? Memangnya ia siapa? Baru pacar tapi udah main kasar, fix Nayra akan menjauhi Alya dari Ardana mulai detik ini juga.

"HEH RENDANG! LO KALO NGOMONG DI JAGA YE! ENAK AJA LO BILANG KALO ALYA INI CAPER, MANA BUKTINYA WOY!!!" Ardana mengeluarkan ponselnya dari saku celana, ia menunjukan foto Zaky yang sedang mengelap sudut bibir Alya.

"Lo liat! Temen lo ini emang murahan, lagaknya aja polos tapi kelakuannya? Cuih! CAPER TAU GAK LO?! CAPER! NAJIS BANGET GUE PACARAN SAMA CEWEK MURAHAN KAYA LO!!" Mata Alya berkaca-kaca, hatinya sakit.

"A - alya gak gitu k - kak!" Ardana berdecih, ia menatap Alya dengan tatapan jijik dan Alya meringis melihat itu.

"Mulai sekarang lo pergi jauh-jauh dari kehidupan gue! Gak usah muncul lagi di hadapan gue dan jangan harap kalo kita bisa sama-sama lagi! Gak, gue gak ngajak lo putus tapi gue mau kita break! Lo juga harus ngerasain apa yang gue rasain." Ardana pergi begitu saja dari kantin meninggalkan Alya yang menangis, sungguh hatinya sangat sakit. Papanya pun belum pernah membentaknya sama sekali dari ia masih kecil.

"N - nayra! Hiks, A - alya gak ng - ngelakuin hiks itu..." Nayra memeluk Alya lalu mengusap punggung Alya yang bergetar, ia tau Alya! Makadari itu ia tak mempercayai foto yang di berikan oleh Ardana tadi, Nayra mengenal Alya lebih baik ketimbang Ardana.

"Jangan nangis! Jangan jadi cewek lemah, Alya. Inget ada kita semua di belakang lo, yang selalu dukung lo, yang selalu kasih lo semangat, yang selalu bantu lo dalam keadaan apapun! Gue bakal bales perbuatan Ardana tadi buat lo, gue bakal buktiin kalo lo cuma di jebak, percaya sama gue! Ardana yang bakal ngemis minta maaf sama lo." Nayra menghapus air mata Alya dengan telapak tangannya, ia mengusap bahu Alya lalu tersenyum manis, Reynald pun terperangah melihat senyum Nayra.

"Al! Gue minta maaf atas kelakuan Ardana tadi ya? Gue juga gak tau kenapa dia bisa ngomong sekasar itu sama perempuan, jelas kita berlima punya prinsip 'Kasar sama perempuan? Sama aja kasar sama Ibu sendiri.' Tapi gue gak tau kenapa Ardana bisa langgar prinsip itu," Ucap Angga, Lyani tersenyum kagum.

ARDANA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang