*Satu*

8 2 0
                                    

Kring. Kring. Kring.

Bel bertanda jam istirahat berbunyi nyaring di kawasan sma bandung bangsa.

Seorang pria dengan seragam yang jauh dari kata rapi berjalan menyusuri koridor sekolah dengan ke dua temannya.

Dia adalah Gevano keadit,atau gevan,si sang most wanted sma bangun bangsa yang memiliki lekukan wajah yang nyaris sempurna, tak hanya itu juga gevan juga memiliki sifat dingin,selain itu gevan juga seorang pria yang mudah terpancing emosi, bisa di bilang dia emosian dan sensitif,dan juga jangan sampai kalian bermain main dengan gevan, gevan ini tak punya hati, dia seperti pshicopath yang tak pandang bulu,siapun yang berani mengusiknya bersiaplah menerima pelajaran darinya.

Andran ardabram, sahabat gevan saat mereka menduduki bangku smp, andran juga memiliki wajah yang tak kalah tampan dari gevan, bahkan andran juga masuk ke dalam golongan most wanted sma bandung bangsa, andran memiliki sifat yang hampir sama dengan gevan hanya saja dirinya tak terlalu dingin dan mudah mengkontrol emosi.

Bangkit alamsyah, atau bangkit,pria yang satu ini juga termaksut sahabat dari andran dan gevan,mereka ber tiga sudah bersahabatan kurang lebih selama 5 tahun lamanya. Bangkit juga memiliki wajah tak kalah tampan dari andran dan gevan bahkan dirinya juga masuk ke dalam most wanted sma bandung bangsa, Bangkit memiliki sifat jauh dari kata dingin, ia memiliki sifat bisa di bilang humoris dann yak dia sedikit miring.ehehe canda loh bang bangkitt ✌.

Ketiganya berjalan memasuki kantin yang langsung di sambut pekikan kagum para kaum hawa, tak tanggung tanggung mereka memgeluarkan ponsel mereka guna untuk mengfoto ketiganya.

Seorang gadis dengan tatapan tajam bak elangnya berhenti tepat di hadapan ketiganya yang membuat langkah ketiganya spontan berhenti.

"gevan"merasa namanya di panggil gevan sontak mengangkat alisnya bingung.

"di panggil bu ratna"ucapnya lalu melenggang pergi.

"gila tu cewe, cantip banget, tapi sayang sifatnya sebelas duabelas sama gepan"timpal bangkit.

Memilih mengacuhkan perkataan bangkit,pria itu berjalan keluar dari daerah kantin menuju ruangan bu ratna.

Kini entah mengapa fikirannya selalu terbayang bayang akan tatapan datar gadis tadi, jujur saja baru pertama kali ini ada gadis yang menatapnya datar seolah tak tertarik dengannya.

                                 🍭🍭🍭

Vanila berjalan mencari bangku tepat dimana sang sahabat duduk menunggunya.

Setelah menemukan keberadaan dias, kini kaki vanila mulai melangkah mendekatinya, tetapi ia di buat bingung saat dias menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

"what the--, lo tadi ada ngomong apa sama gevann jawab gue?lo ada hubungankan sama tu cowo? Dia siapa lo?? Jawab gue vanila?? Atau dia pacar lo? Atau jangan jangan suami lo?"tanya dias bruntut yang membuat vanila jengah di buatnya, menurutnya dias ini terlalu lebay.

"gue cuman di suruh bu ratna"jedanya"panggil tu cowo"lanjutnya mengeluarkan ponsel dari sakunya.

"eh?? Kirain kenapa hehe"

"hmmm"

"eh betewe,gevan ganteng banget kan la? "

"mboh"

"ih vanila gie serius nanya"

"oh"

"auah gelap"

"Hmmm"

"ck, vanila mah gak asik"

Dias menatap vanila dengan raut wajah kesalnya,sahabatnya ini sungguh membuat moodnya buruk seketika.

Sedangkan vanila? Ia memilih mengacuhkan dias dengan berkutik dengan ponselnya, menurutnya membahas cowo bernama gevan itu hal yang sangat sangat muak dan memaleskan.

Klining!

Bunyi pemberitahuan dari ponsel vanila membuat jari lentiknya mulai berselancar dengan cepat menuju aplikasi whatsappnya, di lihat ada pesan masuk dari nomor yang belakangan ini selalu membuatnya naik pitam.

Si tua bangka 🐷:

Pulanglah
Adikmu menangis
Dan merintih kesakitan

Kedua tangan vanula sontak mengepal, matanya menajam dengan perasaan kalut hadis bersurai coklat itu menendang meja di dekatnya yang membuat seluruh tatapan terpusat padanya.

'kenapa lagi tu cewe'
'tu orgil nape lagi? '
'gila tatapannya nyeremin woi'
'auranya gak jauh sama gevan'

Memilih mengacuhkan bisikkan bisikkan dan tatapan yang membuat telinganya panas, vanila memilih melangkah meninggalkan kantin dengan emosi yang memuncak.

Memakai helm full facenya dengan cepat lalu melajukan motor ninjanya menuju gerbang yang telah tertutup rapat.

"buka gerbangnya"ucap vanila tajam.

Pak arpi,pria tengah baya yang berstatus sebagai seorang satpam sma bandung bangsa itu langsung menggeleng tegas atas permintaan vanila.

"mau kema neng, bentar lagi teh mau masuk jam pelajaran"ujar pak arpi mencegah.

"GUE BILANG BUKA YA BUKA "teriaknya menggelegar.

Gadis itu sama sekali tak peduli jika saat ini ia tengah menjadi pusat perhatian karena fikirannya kini hanya terpusat pada keni, adik tersayangnya itu yang tengah tetsiksa di rumah.

Seorang pria yang berdiri tak jauh dari sana menatap vanila lekat lekat,ia penasaran mengapa gadis itu terlihat emosi.

"enggak neng, nanti teh saya yang dapat marah dari bu ratna"ujar pak arpi.

"sialan, buka atau gue pastiin ni gerbang hancur"ancamnya yang tak di gubris sama sekali oleh pak arpi.

"oke, awas lo"gumamnya.

Vanila melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, kini fokusnya hanya menatap gerbang yang menjulang tinggi itu.

Brak!!

Siswa siswi yang melihat itu di buat memekik, bagaimana bisa gadis se vanila bisa menabrab gerbang tinggi dan besar itu hingga terbuka mana vanila masih selamat.

Gevan, pria yang menatap vanila sedari tadi itu meringis di buatnya, ia masih tak menyangka gadis seperti vanila itu memiliki kekuatan yang super.

Sebenarnya vanila itu siapa, kenapa gadis itu sedari tadi berhasil mengacak acak isi fikirannya terus.

"menarik"ucapnya tanpa sadar.






VANILA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang