Dias, vanila dan keni kini tengah asik dengan bakso mereka, dengan sesekali bercanda tawa ett yang bercanda tawa bukan ketiganya melainkan keduanya, keni dan dias.
Vanila yang tengah asik memakan bakso kesukaannya itu spontan berhenti ketika ponsel mahalnnya bergetar.
Drettt, drett..
Dengan malasnya vanila mengangkat panggilan dari kak azul,atau azul kayzdaful. Pria tampan yang berumur 23 tahun ini adalah seorang tangan kanan vanila di perusahaannya yang letaknya di jakarta.
Azul, pria ini sudah vanila anggap seperti kakaknya sendiri, karna di setiap kali vanila memiliki masalah selalu saja azul yang berada di sampingnya, menguatkannya.
"hallo kak"
"..."
"lo di jakarta? "
"..."
"owh,kenapa?"
"..."
"bisa, bareng keni"
"..."
"oke"
"..."
"gue harap gak mengecewakan"
"..."
"se you"
Tut.. Tut..
Keni dan dias yang tengah asik bercanda ria pun memgalihkan pandangan mereka ke arah vanila yang kini tengah menaruh kembali ponselnya di meja.
"kenapa kak? "tanya keni.
Vanila tersenyum manis pada adik kesayangannya itu lalu menggeleng pelan tanda tak ada apa apa.
"tadi lo kek serius banget tau gak nil"ucap dias.
"Biasa"jawab vanila datar.
"keni kangen kak azul? "tanya vanila yang dengan spontan membuat keni yang tengah kembali asik dengan baksonya kini kembali menengokkan kepalanya pada sang kakak.
Keni tersenyum senang saat nama azul memenuhi indra pendengarannya dan fikirannya, dengan semangat 45 keni menganggukkan kepalanya dengan binar.
"kangeeen"
"entar kita ketemu"timpal vanila lembut.
"horee"
"azul? Siapa nil? Pacar lo? Gebetan lo? Saudara lo? Atau suami lo? "tanya dias beruntut.
Keni yang mendengar pertanyaan gak jelas dari sahabat sang kakak spontan melemparkan tisu tepat ke arah bibir dias.
"bukan, kak azul bukan suami sama pacar kak vanila dia itu pacar keni"ucap keni.
"masih kecil ken, gak boleh pacar-pacaran"jeda vanila"lagian kak azul udh punya tunangan"lanjut vanila.
"iyaiya, bercanda doang tadi"
🍭🍭🍭
Tiga orang pria kini tengah asik menikmati sebuah coffe di resto yang terkenal di kota bandung. Resto angg's.
Mereka adalah, gavin, bangkit dan andran. Mereka setiap pada pupang sekola selalu mampir ke resto angg's ini, kalian tau ini resto siapa?? Gavin.
Resto angg's adalah resto yang di bangun ayah gavin saat gavin berusia 14 tahun lalu pada saat gavin berusia 16 tahun resto ini sudah atas nama dirinya, itu artinya dirinyalah pemilik resto ini.
"akang kendang"teriak nyaring bangkit yang membuat sebagian pengunjung terlonjak kaget.
Gavin dan andran menatap bangkit tajam, karena bangkit mereka bertika saat ini tengah menjadi sorotan perhatiam, apalagi gavin dan andran ini tipe tipe tak suda menjadi di perhatikan.
"mulut gue gabut bro,jadi maap"ucap bangkit menyatukan telapak tangannya dengab muka di buat memelas.
Andran menatap bangkit jijik lalu satu jitakan mendarat apik di keningnya.
"busetdah, lo keknya demen banget jitak kening gue? Sakit bangsat"umpat bamgkit menatap andran yang kini tengah mengangkat bahunya acuh.
"gue tau ya, lo tu pengen banget cium kening gue tapi lo malu sampe sampe lo jitak kening gue.. Gausah malu lah bree cium aja nih, ikhlas lillahitaallah gue bre"ungkap bangkit yang di akhiri kerlingan mata kanannya.
"gaje lo bangbangkit cendelo wowo"celetuk gavin.
"eh acim apa lo kate?? Sekate kate lo nyanyi gitu lagi, gue--hghmm"amcam bangkit terhenti saat sebuah mata tajam bak silet menatapnya, ya siapa lagi kalau bukan gavin.
"pfrt.. Lo mau apakan gavin ngkit??"tanya andran dengan nada mengejek.
"ya.. Gu--gue ini apa namanya?? --"ucap bangkit gugup dan terpotong saat suara lonceng pintu masuk berbunyi itu tandanya ada pelanggan masuk.
Dari kejauhan dapat gavin dkk lihat seorang gadis dengan kaos putih dengan jaket berbahan jeans hitam dan celana jeans putih memasuki resto, tak hanya gadis itu sendiri, di belakang gadia itu terdapat seorang bocah gadis dengan dress bermotif bunga bunga melekat di tubuhnya.
"itu bukannya cewe tadi ya bre? "tanya andran yang hanya dapat anggukan dari keduanya.
"gilaa, dia cantik juga ya kalau gayanya kek tomboy gitu, keren njir"puji bangkit sambil menatap gadis itu tanpa kedip.
"siapa sih namanya? "tanya gavin membuka suara.
"panili kalo gak salah"ujar bangkit yang langsung dapat jitakan lagi dari andran.
"Vanila tolil, bukan panili"ucap andran membenarkan.
Bangkit menatap andran sedih, pria itu mengusap usap keningnya yang terkena jitakan lagi, ingat LAGI dari sahabat lucknatnya ini siapa lagi kalau bukan andran.
"yakan sama aja sayang"timpal bangkit dengan suara lebaynya.
"jijik njing"umpat gavin dan andran berspamaan.
"dedek gak kuat kalau di sakitin terus,pokoknya dedek mau cerai, kita ceraii"ucap bangkit memdramastis dan hal itu membuat kening dan bibirnya mendapat tapokan, tapi bukan dari sentilan andran melainkan dari telapak tangan gavin.
"tega kau mas, menamparku di depan umumm, hikss... Ku menangisssss.. Membayangkann betapa kejamnya mas gavv--"
Plak!
"bacot, bukan temen gue lo"ujar andran lalu pergi dan diikuti ganvin.
"Dasar teman lucknat bin bangsat, udah di nistain di siksa di tinggal lagi, sungguh sedihnya nasibmu dek bangkitt"
KAMU SEDANG MEMBACA
VANILA || on going
Teen Fiction(PELAGIAT DI LARANG MENDEKAT💣) Di publis pertama kali pd, 19,9,2020 *NO COPPAS *DON'T COPPY MY STORY