*Empat*

4 2 0
                                    

Seorang gadis tengah duduk di sebuah taman yang cukup terkenal di kota bandung.

Sedari tadi gadis itu selalu menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri guna untuk mencari kebradaan sang ke kasih.

"hay sayaaang"sapa seorang pria tampan mengejutkan sang gadis.

"ish, kamu lama banget sih yank,capek tau aku nungguin kamu"ucap sang gadis sebal.

"macett yank"jawab sang pria.

"auah"

"ish ngabek"ejek sang pria.

Cup.

"udah ga ngambek lagi kan"

"hehehe engg--"

"AAAARGH"

seorang pria baru saja terbangun dari mimpi anehnya.

Nafasnya memburu,ingatannya masih mengingat jelas mimpi aneh yang menimpanya.

Gevan mengusap wajahnya gusar, mencoba menenangkan pikiran dan mencoba untuk menghilangkan mimpi aneh itu dalam ingatannya.

"argh..gimana bisa dia ada di mimpi gue dan--"jedanya"jadi kekasih gue? "lanjutnya.

Gevan menggelengkan kepalanya, lalu pria itu menatap jam alarm yang ada di nakas samping tempat tidurnya.

"baru jam enam lewat lima sembilan toh"ucapnya tanpa sadar lalu kemudian gevan kembali merebahkan tubuhnya dan menutup matanya perlahan.

"HAH! MATI GUE"teriak gevan kalang kabut karna dapat di pastikan ia akan terlambat ke sekolah.

Gevan memasuki kamar mandi yang terdapat di kamarnya dengan terburu buru.

Selang beberapa menit gevan keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga.

"sarapan nak"ucap sila, mama kandung gevan.

Gevan menatap sila sekilas lalu tersenyum manis, senyum yang jarang ia tampilkan pada orang lain.

Gevan menggeleng lalu berjalan menghampiri sang mama yang tengah duduk anteng di kursi meja makan.

"enggak dulu ma, gevan dah telat"ucapnya lalu menyalimi tangan sila.

"yaudah hati hati"jawab sila dengan senyum manisnya.

                              🍭🍭🍭

Vanila baru saja menginjakkan kakinya di depan gerbang sma bangun bangsa, kali ini vanila tak di temani dengan motor ninja kesayangannya melainkan mobil pemberian almarhum sang mama yang di berikan saat ulang tahunnya yang ke 16 thun.

Vanila menatap pak arpi yang tengah menikmati secangkir kopi dan pisang goreng.

"pak arpi"panggil vanila datar.

Pak arpi yang merasa namanya di panggilpun menengok ke asal suara,begitu tau siapa yang memanggil dirinya ia menjadi was was.

"mbk nila telat ya? "tanya pak arpi.

"ya, bukain gerbangnya"

"haduhh gimana ya, gabisa mbk"

"buka atau saya tabrak"ancam vanila.

Pak arpi yang mendapat ancaman dari vanila sepontan meneguk ludahnya takut.

Karna tak mau kejadian kemarin terulang lagi hingga berujung dirinya dapat marah,pak arpi pun membuka gerbangnya mempersilahkan vanila masuk.

"Thanks pak"ucap vanila lalu memasuki mobilnya dan melaju memasuki kawasan sma bandung bangsa.

"iya non"

Saat ketika pintu gerbang hendak di tutup kembali suara seseorang menghentikan pergerakan pak arpi.

"eheh, pak saya masuk dulu"ucap seorang pria yang tak lain adalah gavin.

Belum sempat pak arpi menjawab gevan sudah melaju dengan ninja merahnya menyusul vanila.

"Dasar anak jaman sekarang"gumam pak arpi.

                                🍭🍭🍭

Vanila menatap datar sang pemilik motor yang dengan beraninya hampir menabrak mobil kesayangannya.

"lo kalo gabisa naik motor gausah naik motor"ucap vanila tajam dan penuh penekanan.

Gevan balik menatap vanila datar,pria itu dengan wajah tak bersalahnya berjalan meninggalkan vanila.

"Dasar cowok"umpat vanila lalu melangkah berlawanan arah dengan gevan.

"shiit..sial lihat muka dia jadi ingat mimpi gila itu"gumamnya mengacak rambutnya frustasi.

"GEVAN"panggil suara cempreng.

Gevan bergidik ngeri saat melihat tatapan tajam dari guru cemprengnya ini, panggil saja dia busah, ehh, buk kesa.

"terlambat 20 menit, lari lapangan 20 kali"printah busah, eh buk kesa.

"Hmm"jawab gevan malas.

VANILA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang