Nila berjalan dengan penuh emosi,langkah kakinya melangkah menuju parkiran guna mengambil ninja kesayangannya.
Nila menaiki ninja merahnya tak lupa memakaikan helm pada kepalanya setelah itu nila melajukan motornya menuju gerbang sma bandung bangsa yang kini tertutup rapat.
"HEI KAMU, MAU KEMANA? "tanya pak arpi, selaku satpam di sma bandung bangsa.
Nila menghentikan laju motornya lalu menatap pak arpi tajam"buka gerbangnya"printah nila dengan tajam.
Pak arpi menggelengkan kepalanya tandpa tak setuju"tidak,jawab dulu pertanyaan saya,mau kemana kamu di jam istirajar yang mau habis ini? "tanya pak arpi.
Nila membuka helm full facenya dengan kasar lalu melempar helm itu ke sembarang arah dengan kasar.
"BACOT, BUKA GERBANGNYA ATAU GUE TABRAK GERBANG JELEK INI"teriak nila emosi.
Banyak siswa siswi yang menonton kejadian tersebut, bahkan mereka tak tanggung tanggung mengeluarkan ponselnya untk merekam kejadian tersebut.
"tidak akan"jawab pak arpi lagi dengan tegas.
Nila tersenyum miring bak iblis lalu menyeringai ke arah pak arpi"oke,anda lihat ya"titah nila lalu gadis itu menghidupkan mesin motornya dan melaju kencang ke arah pintu gerbang yang tertutup rapat.
Banyak siswa dpan siswi yang memekik takut saat melihat nila yang akan menabrak pintu gerbang dengan kecepatan tinggi.
Brak!.
Berhasil. Pintu gerbang yang semula tertutup rapat kini telah terbuka setengah karna ulah nila.
Merasa sudah berhasil nila kembali melajukan motornya meninggalkan sma bandung bangsa beserta pak arpin dan siswa siswi yang menonton kejadian tersebut dengan bengongannya.
Seorang pria dengan seragam jauh dari kata rapi itu menatap tak percaya kejadian beberapa menit yang lalu.
Sebenarnya tadi pria itu baru keluar dari ruangan bu ratna dan ingin menyusul kedua temannya di kantin, tapi malah pandangannya menangkap beberapa siswa dan siswi yang berlari ke arah gerbang sekolah, entah setan dari mana akhirnya pria itu ikur berlari ke gerbang dan sesampainya di sana ia di buat takjub atas kebranian gadis itu.
🍭🍭🍭
Vanila menghentikan laju motornya di sebuah rumah mewah berpagar hitam.
Vanila menatap seorang pria paruh baya tang mengenakan pakaian satpam"pak yono,bukain"ucap nila yamg membuat sang empu menengokkan kepalanya ke arahnya.
"eh non nila, baik non"balasnya yang langsung membukakan pintu gerbang untuk sang majikan.
Setelah pintu gerbang terbuka lebar nila kembali menyalakan mesin motornya lalu melaju memasuki halaman rumahnya itu tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih kepada pak yono, selaku satpam rumahnya yang sudah bertahun tahun bekerja di rumahnya.
Nila menghentikan motornya di garasi setelah itu ia bergegas memasuki rumahnya.
Nila melangkahkan kakinya,menaiki anak tangga dengan terburu buru, dengan sesekali menggerang marah saat suara isakan rintihan dan bentakan terdengar di indra pendengarannya.
Gadis itu menghentikan langkahnya di depan pintu ber cat putih, di pintu itu terdapat sebuah gantungan yang bertulis 'kamar princess'.
Nila mendekatkan telinganga pada pintu agar dirinya dapat lebih jelas mendengar apa saja yang ada di dalam.
'hikss.. Ampun paa sakit'
'Diam kamu bocah'
'hikss.. Ini sakit paa sakhittt phaa'
'SAYA BILANG DIAM, BRENGSEK'Sudah cukup, karna emosi yang sudah sampai di ubun ubun nila menendang pintu ber cat putih itu dengan samgat keres hingga terbuka.
"Hentikan kelakuan anda pak tua"ucap nila murka.
"hahaha, akhirnya yang di tunggu tunggu datang"ucap jibran, papa tiri nila.
"apa yang anda inginkan pak tua bangka? "tanya nila mencoba meredam emosinya, karna bagaimanapun ini bukan waktu yang tepat untuk menghabisi papa tiri nya yang licik itu.
Nila menatap sang adik yang kini tengah sesenggukan di sebuah kursi, nila menatap luka luka sayatan di tangan, kaki sang adik dengan sayu.
"apa mau saya? Haha apa kau pikun putriku, hahaha"ucapnya.
Cukuplah ia sudah tidak tahan dengan pria gila ini, dengan emosi yang telah sampai pada ubun ubun nila berjalan dan menendang perut papa tirinya dengan tenaga kuat hingga jibran jatuh tersungur.
"saya bukan putri anda,saya dan adik saya hanya putri dari tuan geo abimansyah dan nyonya kartika saranita"cecar nila dengan penekanan di setiap kata.
"Dan satu lagi, saya tidak akan menyerahkan harta warisan milik saya dan adik saya ke pada anda tuan,dan saya juga tidak akan membiarkan anda menyakiti adik kesayangan saya"ucap nila tak terbantah.
Nila menatap sang adik yang kini juga tengah menatapnya dengan wajahnya yang menyiratkan ketakutan dan kesakitan, nila tersenyum miris lalu melangkahkan kakinya mendekati sang adik.
"kenii, keni sini sayang, kita ke kamar kakak ya"ajak nila lembut yang langsung mendapat anggukan dari sang adik.
"yaudah sini kakak gendong, keni jangan sedih lagi dan jangan takut, ada kakak di sini ya"lagi lagi keni mengangguk.
Kenisya abimansyah, atau kerap di panggil keni,keni adalah adik perempuan dari nila, umur keni baru memasuki umur 9 tahun,keni memiliki sifat berbanding balik dengan nila jika nila ia akan menjadi gadis datar di luar dan gadis lembut jika di rumah, sedangkan keni, ia akan ceria jika di luar dan akan sedikit datar di rumah.
Keni lahir dari pasangan geo abimansyah dan kartika sparanita, saat umur keni memasuki umur 6 tahun sang papa atau geo abimansyah meninggal duania akibat tabrak lari, dan setelah 2 tahun kemudian kartika atau sang mama kembali di mabukkan asmara dan menikah dengan jibran pangestu,pernikahan mereka berjalan dengan keharmonisan hingga satu setengah tahun berlalu jibran menjadi pria yang kejam, tak tanggung tanggung pria itu menyakiti nila dan keni,hingga dua tahun kuran kartika meninggal dunia akibat kelakuan jibran dengan meracuni makanan sang istri.
Pernah sewaktu itu nila ingin melaporkan kelakuan jibran kepada polisi,tetapi jibran mengancamnya akan membunuh keni.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hallo 👋
Gimana untuk chapter 2 nya?? Seru gakk?? Atau membosankan??Semoga suka selalu dgn ceritaku ya.
Maafkyen aku klw ceritany sedikit gaje, dan mohon maap juga klw typonya banyak.
Jangan lupa vote dan komennya 😊
See you next part! 🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
VANILA || on going
Teen Fiction(PELAGIAT DI LARANG MENDEKAT💣) Di publis pertama kali pd, 19,9,2020 *NO COPPAS *DON'T COPPY MY STORY