*Tujuhbelas*

1 1 0
                                    

Bau bau obat menyeruak masuk ke indra penciumannya, perlahan tapi pasti klopak mata yang sangat di nanti nanti akan terbukanya kini telah terbuka dengan perlahan.

Menyapu pada setiap ruangan yang serba putih dengan mata sayunya hingga pandangannya berhenti tepat pada seorang pria yang kini tengah tertidur di sofa dengan posisi terduduk, tak hanya itu kini pandangannya jatuh pada seorang gadis yang tengah tertidur pulas juga dengan paha lelaki itu yang di kenakan sebagai bantalan.

Ia memperhatikan lekukan wajah lelaki itu yang menurutnya sangat tampan.

Gadis itu yang tak lain vanila, ya vanila baru saja sadar dari komamya tepat lima menit yang lalu dan kini vanila tengah termenung, mencoba mengingat sesuatu sebelum ia berada di sini.

Saat telah mengingat semuanya entah mengapa kepalanya berdenyut nyeri, pandangannya memburam dan tak lama vanila tak sadarkan diri lagi.

***

Hari telah pagi menampakkan matahari yang kian menampakkan dirinya,jam sudah menunjukkan pukul 05.49 dini hari dan kini kedua manusia yang tertidur di sofa itu tak ada satupun di antara mereka untuk bangun.

Beberapa menit kemudian gevan menherjapkan matanya berulang kali, pria itu menatap keni yang ternyata masih tertidur pulas"keni bangun,sekolah"ucap gevan mengusap kepala keni dengan sayang.

"eummm udah pagi kak? "tanya keni yang hanya di beri nggukan kecil oleh gevan.

"pamit sama kak vanila habis itu kita pulang sekolah oke"

"hmm iya kak"

Keni menatap sang kakak yang masih betah saja memejamkan matanya perlahan tapi pasti gadia kecil itu berjalan ke arah ranjang vanila,dimana gevan? Gevan sedang berada di kamar mandi.

Keni memegang tangan vanila yang sangat hangat lalu mengecupnya singkat, sungguh jika kalian bertanya seberapa berharganya vanila di mata keni maka keni sudah akan di pastikan akan menjawab seribu kali sangat sayang karena hanya sang kakak inilah yang ia miliki dan akan selamanya seperpti itu.

"hikss... Keni pulang kak nanti keni janji pasti akan ke sini lagi, ohya kak kok cake nya enggak kakak makan sih ini keni loh kak yang belikan pokoknya keni marah sama kakak kalau kakak gak mau makan titik"

Gevan berjalan ke arah keni yang terlihat mengobrol sendiri dengan wajah cemberutnya.

"ayo keni kita pulang udah pagi nih entar kamu telat"ajak gevan yang hanya di beri helaan nafas olehnya.

Setelah melihat keni yang keluar dari ruangan gevan mendekati vanila tangannya terulur untuk mengelus puncak kelapa vanila sayang.

"cepet sadar dan I love you.. Maaf gue  dengan lancangnya udah jatuh cinta pada pandangan pertama sama lo..dan gue gak butuh balesan lo yang gue butuh saat ini kesadaran lo"setlah merasa cukup gevan melangkah keluar dari ruangan.

Tak lama dari itu seulas senyum terbit dari wajah vanila, ya vanila telah semua ucapan yang terlontarkan dari mulut sang adik dan pria itu,sebenarnya vanila sudah bangun saat mendengar gevan membangunkan keni dengan sangat lembut tetapi ia enggan membuka mata karena rasa pusing yang tak kunjung menghilang.

Kedua klopak mata itu terbuka sempurna dan tepat pada saat itu juga pintu ruangannya terbuka menampakkan seorang wanita dengan jas putih doketer.

VANILA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang