*Lima*

5 2 0
                                    

Keni menatap sebuah benda yang melingkar manis di lengan kanannya, sebut saja itu jam tangan.

Jam sudah menunjukkan puku 11.15,itu tandanya ia sudah menunggu sang kakak kurang lebih 15 menit.

Kali ini dan seterusnya keni setiap pulang sekolah akan selalu mampir ke sekolah sang kakak agar hal yang tak di inginkan terjadi padanya.

Karna sudah tak tahan menunggu sang kakak, keni memutuskan untuk menaiki angkot saja.

                             🍭🍭🍭

Vanila menatap datar kepada seorang pria paruh baya berbadan buncit di hadapannya ini,jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh lima menit,itu artinya sang adik keni sedang menunggunya dari 25 menit yang lalu.

Tak bisa di pungkiri bahwa ini adalah salah satu kesalahannya juga, andai saja ia tidak tidur di jam pelajarannya pak adi pasti sekarang di pastikan sang adik tengah berada di sampingnyaa.

"Kamu ini susah sekali saya kasih tau, sudah beberapa kali sa--"ucap pak budi terpotong.

"baru dua kali"potong nila malas.

Pak adi menatap nila jengah"saya tidak mau tau ya, murid bodoh bin pemalas sepertimu itu pantas mendapat suatu hukuman yang membuat kamu kapok"

Vanila menatap pak adi gerang, kedua tangannya terkepal kuat,sungguh vanila sangat benci jika ada orang yang mengatainya pemalas apalagi bodoh.

Vanila juga heran, kenapa di dunia ini ada guru semacam pak adi,guru yang berani mengatai muridnya bodoh dan pemalas.

"bapak mau saya tendang dari sma ini? "tanya vanila tajam.

"haha.. Tendang? Coba aja,paling ada kamu yang saya tendang"ucap pak adi remeh.

"kita lihat saja nanti"balas nila lalu meninggalkan pak adi yang kini menatap murka padanya.

Nila menghentikan langkahnya saat pandangannya menangkap sang adik yang kini tengah berdiri di tribun lapangan dengan wajah gelisan, di sana keni tak sendiri melainkan ada beberapa grombolan cowo.

Nila mengepalkan kedua tangannya erat arat saat di antara mereka ada yang berani berani menggodai adiknya, sungguh saat ini nita ingin sekali menghabisi cowo brengsek itu tapi ia mencoba menahannya ia ingin melihat apa yang selanjutnya akan mereka lakukan terhadap adiknya.

Di sana ia dapat melihat, Dika seorang cowo brengsek bin badboy tengah mencekal pergelangan tangan adiknya,karna sudah tidak tahan lagi nila memutuskan untuk menghampiri mereka.

"KAK NILA "teriak keni.

Nila membalas panggilan keni dengan sebuah senyuman manis yang membuat beberapa orang disana kagum dengan senyum nila, tak jarang jarang mereka memekik histeria melihat nila tersenyum,bahkan perlu kalian ketahui ini adalah pertama kalinya dari 4 tahun lalu nila kembali tersenyum.

"lepasin tangan brengsek lo dari lengan suci adek gue"pinta nila datar,matanya memancarkan sebuah tanda bahaya.

Dika yang tadi sempat terpengarah kini tersadar dari lamunannya.

"oww adek lo ya? Cantik tapi sayangnya masih bocil"balas dika.

"iye nih dik, padahal nih ya kalau dah gede tubuhnya bagus nih, beuhh"timpal bayu.

"kak nila tangan keni sakiit"cicit keni.

Vanila menatap sang adik dengan senyum manis"tunggu dek"balas nila lalu mengalihkan pandangannya pada bayu.

Bugh!

Satu tendangan mendarat mulus di perut bayu membuat bayu yang belum siap tersungur ke tanah lapangan.

"itu ucapan makasih dari gue, karna lo udah dengan senang hati muji adek gue"

Bugh!

Satu tendangan lagi mendarat di punggang bayu sehingga bayu terpental.

"Dan ini buat lo yang udah dengan senang hati godain adek gue"

Bugh!

Vanila menginjak perut bayu dengan sadis sehingga membuat bayu batuk darah.

"kalau yang ini sebagai tanda perkenalan kita, hay bayu"ucap vanila dengan senyum bak iblisnya.

"uhukuhuk, am--pun nh-il ggu--e minta mahaf"

Usai dengan bayu, kini vanila menatap dika yang kini tengah mengepalkan kedua tangannya emosi, berani sekali seorang gadis seperti nila ini membuat sahabatnya babak belur.

Banyak siswa siswi yang menonton kejadian tersebut bahkan diantara mereka tak tanggung tanggung merekam kejadian tersebut.

"lo--"gumam dika marah.

Bugh!

Dika yang belum siap tiba tiba tersungur ke tanah akibat tendangan vanila.

Saat dika hendak bangkit sebuah tendangan mengenai kepalanya membuat sesuatu yang berbau amis mengalir di indra penciumannya dan seketika semuanya gelap. Ya dika pingsan.

"BUAT KALIAN SEMUA, GUE PRINGATIN JANGAN SAMPAI KALIAN BUAT ADIK GUE TAKUT, DAN SATU LAGI JANGAN KURANGAJAR SAMA ADIK GUE, KALO KALIAN MASIH MAU SELAMAT"

Dari kejauhan sana tiga orang pria menatap kagum ke arah vanila, jujur baru kali ini ada seorang gadis, ini gadis loh ya,berani menghajar grombolan badboy itu, bahkan sampai sang ketua yang terkenal kegalakan dan kesadissannya pun terkepar tak berdaya akibat tendangan vanila.

Sungguh vanila memang berhak di ancungi jempol.

Lo hebat bahkan mungkin kalau gue yang lawan lo di pastikan lo lah yang bakalan menang,lo cewe tapi entah pikiran gue aja atau gimana cara lo mukulin dika itu sangat santai tapi mematikan,lo cowo atau cewe sih??. Batin seseorang dari ketiga pria tersebut.

"mati gile, itu cewe yang tadikan gev?"tanya andran yang hanya di beri anggukan oleh gevan.

"bro, gue keknya pernah lihat tu cewe dah"ujar bangkit.

"iyelah orang tadi pagi kita di hadang ma tu cewe"balas andran sengit.

"bukan,coba kalian perhatikan, gue kenal banget sama cara dia mukulin dika, eumm..gue inget, kalian ingat yang pertarungan 3 tahun lalu yang kita di kroyok anak sekolah sebelah kalau gak salah 20 orangan lah yang keroyok kita--"ucap bangkit terpotong karna jitakan yang di beri gevan.

"to the point bangsat"ucap gevan menatap tajam bangkit.

Bangkit mendengus kesal sambil mengelus keningnya yang menjadi korban jitakan gevan.

"ck, Iyeye galak bad dah lu tong"

"jadi kalian ingat waktu ada orang entah cewe atau cowo tuh, pake hoodie hitam sama sama masker, die yang habisi sisa orang yang berasil kitala serang, nah di sini kalau gue perhatiin cara dia mukulin dika tuh sama banget kayak cara orang itu ngehabisi anak sebelah, iya enggak? "tanya bangkit.

"gatauk, yok gev masuk kantin"ajak andran yang di angguki gevan.

"etdah, punya temen kaya bangsat semua, gue dah capek capek jelasin sampe mulut gue berbisa gini malah di tinggalin dasar lo pada"ungkap bankit mendramastis.

VANILA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang