*Duapuluhsatu*

0 1 0
                                    

Ruangan yang tadinya ramai di dengan di penuhi canda tawa kini telah sepi menyisahkan rasa kecanggungan antara dua orang berbeda gender ini.

Vanila dan gevan, ya gevan memutuskan untuk menginap di ruangan vanila lagi karena takut terjadi apa apa terhadap vanila, selain itu juga dirinya takut jika vanila membutuhkan apa apa tapi tak ada yang membantunya.

Sedangkan yang lain? Andran, bangkit sudah pulang tepat satu jam yang lalu sedangkan keni dan mbak aya mereka memutuskan untuk kembali pulang ke rumah karena hari yang sudah sangat malam, tapi jangan kawatir mereka pulang tidak sendiri melainkan di kawal oleh anak buah vanila yang di perintahkan vanila langsung untuk mengawasi keni langsung.

Gevan yang sedari tadi duduk diam di sofa kini mulai melangkah mendekati vanila yang masih melahap buah apel yang sudah gevan potong.

"lo laper banget keknya"celetuk gevan.

"hmm"gumam vanila.

"buruan habisin habis itu tidur "ujar gevan mengusap lembut rambut vanila.

Setelah habis dengan apelnya vanila memilih untuk merebahkan dirinya dan siap untuk tidur bahkan gadis itu telah mengabaikan gevan.

Gevan yang melihat vanila yang hendak tidurpun menghela nafasnya, mengapa sesusah ini mendekati vanila?

"lo gak tidur?"tanya vanila membuat gevan terlonjok kaget, bagaimana tidak terkejut ia kira tadi vanila sudah tidur tapi ternyata??

Vanila menatap gevan bingung, mengapa gevan seterkejut itu saat vanila bertanya? Apa pertanyaannya ada yang salah? Sepertinya tidak, lalu ada apa dengan gevan? Seperti itulah yang ada di pikiran vanila saat ini.

"ahh, gue entaran aja mending lo tidur tubuh lo juga masih lemah masih butuh istirahat yang cukup, biar gue yany jagain lo"vanila memgangguk.

"tapi lo juga butuh istirahan, jadi mending lo tidur aja"balas vanila tak terima.

Gevan menggeleng"enggak,gue mau jagain lo, gue gak mau lo kenapa napa.. Dan mending sekarang lo tidur"

Vanila mengangguk kaku"hmm,tapi kalo lo ngantuk tidur ya"gevan tersenyum, senyum yang membuat vanila terpaku sesaat.

Sadar dari lamunannya vanila memilih menutup matanya dan tak lama dari itu ia sudah terlelap.

Setelah memastikan vanila sudah terlelap gevan masuk ke dalam kamar mandi guna untuk mencuci muka.

Tak lama setelah gevan masuk ke dalam kamar mandi seorang pria dengan tudung hitam dan sebuah masker yang menutupi sebagian wajahnya masuk kedalam ruangan vanila dengan sedikit was was.

Pria misterius itu melangkah mendekati vanila yang sudah tidur dengan nyenyak.

Mengeluarkan seseatu dari saku hoodienya yang berupa sebuah suntikan yang di dalamnya berisi sebuah cairan yang entah fungsinya apa, saat hendak menyuntikkan cairan itu pada botol infus vanila sebuah suara menghentikannya.

"siapa lo? "teriak gevan yang baru keluar dari kamar mandi.

Pria mistetius itu nampak ketakutan lalu setelahnya ia berlari keluar ruangan tetapi kesialan berpihak padanya,saat keluar dari ruangan vanila pria yang entah siapa itu di hadang tiga orang pria berbadan kekar yang tak lain anak buah vanila, azul dan farhan.

"aa-ampun "gumam pria misterius itu ketakutan,tapi tak di hiraukan ketiga pria itu mereka menangkap pria misterius itu.

"kalian siapa? "tanya gevan dengan tatapan bak iblisnya, ia baru saja keluar dari ruangan vanila dan melihat pria yang hampir menyelakai gadisnya kini telah di tangkap dengan tiga pria yang entah siapa mereka apakah mereka penjahat juga?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANILA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang