*Duapuluh*

0 1 0
                                    

Malam hari yang nampak indah dengan di temani bintang bintang yang bertaburan di langit sana serta jangan lupakan rembulan yang bercahaya orange itu membuat malam terasa lebih sempurna dan nyaman.

Jam sudah menunjukkan pukul 18:20 dini hari, kini ruangan vanila di penuhi oleh suara gelak tawa dan Candaan.

Di dalam sana tepatnya ruangan vanila terlihat sangat ramai dengan adanya gevan dkk, dias serta sang kekasih gelo,keni dan mbak aya,dan hal itu membuat ruang rawat inap vanila ramai seketika.

"vanila lo tau gak sih gue tuh kangeeeeeeen pake banget sama lo"ujar dias,gadis itu sedari tadi tak henti hentinya mengucapkan hal yang sama bahkan vanila yang mendengar kalimat berulang dari dias sang sahabatpun pening dan bosen.

"dan lo tau ya, gue tuh di sekolah kesepian banget gak ada lo, lo cepet sembuh dong temenin guee"

"eh bocah anoa mulut lo kagak bisa apa diemm dikiiit aja, sakit nih telinga gue denger suara melengking lo"timpal seorang pria dengan muka sebelnya, sudah taukan dia siapa? Ya siapa lagi kalau bukan bangkit.

Dias menatap bangkit dengan tampang sinisnya lalu gadis itu beralih menatap gelo yang saat itu juga tengah menatapnya dengan tampang biasanya.

"geloo lihat deh,dia berani banget tau gak sih sama aku, marahin gih"adu dias dengan muka melasnya dan hal itu spontan mendapat delikn dari bangkit dan gelak tawa dari mbak aya dan keni yang sedari tadi menonton drama itu.

"dasar bocah, ngadu ngadu lagi lo"ucap bangkit yang langsung mendapat tatapan tajam dari gelo.

Gevan berjalan ke arah brangkar vanila dengan wajah datarnya, pria itu duduk di samping brangkar vanila dan hal itu sontak membuat vanila yang asik dengan televisinya itu mengalihkan pandangannya pada gevan.

Gevan tak memperdulilan pandamgan seluruh manusia yang berada di ruangan ini, kini fokusnya hanya pada sebuah mangkuk yang berisikan bubur.

"makan"titah gevan memberikan sesendok bubur pada vanila.

Vanila menatap gevan dengan kernyitan di dahinya, tapi tak hayal gadis itu melahap bubur yang gevan suapkan.

"hambar"gumam vanila yang langsung mendapat kekehan dari gevan.

"namanya juga makanan rumah sakit"ujar gevan menatap vanila lembut.

Fokus gevan kini terpusat pada sudut bibir vanila di sana terdapat sisa bubur yang cepres, tangan gevan kini terangkat menghapua sisa bubur yang cepres di sudut bibir vanila.

Vanila yang di perlakukan seperti itu hanya bisa diam dengan tatapan datarnya, tapi percayalah di balik tatapan datarnya itu terdapat sebuah keterkejutan yang luar biasa.

Sedangkan bangkit dkk yang melihat itu hanya memasang wajah cango nya, bagaimana bisa seorang gevan yang terkenal dengan sifat bodoamatnya serta datarnya itu memperlakukan seorang vanila dengan lembut? Oh ayolah siapapun jelaskan ada apa dengan gevan? Apa kini gevan tengah jatuh cinta?jawabannya iya.

Gevan sudah bertekad akan memperlihatkan rasa sukanya pada vanila dan kini ia tengah melakukannya, ia tak mau memendam perasaannya ini yang membuatnya nantinya sakit sendiri tak hanya itu juga gevan juga ingin lebih dekat dengan vanila agar bisa menjaganya, ia tak mau sampai kejadian ini terulang lagi.

"ciee Ciee kak gevan sama kak vanila uhuyyy, kalian cocok banget sihh"goda keni dengan semyumman jahilnya.

"iye noh, buruan deh gev resmikan kalo lo beneran hghm"ucap andran membuat gevan salting.

"paansih kalian gaje "timpal vanila menatap andran dengan tatapan datar.

"eh gaes gue sama gelo pulang dulu ya"pamit dias sembari menggandeng lengan gelo.

VANILA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang