kabur

299 46 0
                                    

Typo bertebaran!

Happy reading
.
.
.

Seoul, September 2019...

Suara kicauan burung yang bersahutan,dan juga sang Surya yang mulai menampakkan diri dan menerobos masuk lewat sela-sela gorden, membuat manja tampan juga imut itu terusik dari acara bermimpi nya.

Han jisung, sosok itu sekarang sedang duduk mengumpulkan nyawanya yang masih di ambang mimpinya itu.

Setelah dirasa ia sudah cukup berenergi, ia langsung mengambil handuk yang menggantung di balik pintu dan segera masuk ke kamar mandi, ia harus cepat-cepat bergegas untuk menyiapkan makanan untuk ayahnya, kalau tidak?, Tamat sudah riwayat jisung.

Jisung meringis kecil di saat ia membuka bajunya, di karenakan hampir sekujur tubuhnya tidak terlihat oleh goresan-goresan mengerikan itu.

Tidak!, Kulit jisung tidak semulus dan seputih yang lainnya, malah sebaliknya. Tapi itu tidak di perdulikan oleh jisung. Toh dia hanya bergelut di rumah saja, dan untuk apa mengurus tubuh bila akhirnya akan di siksa juga?. Jadi semua itu percuma bagi jisung.

Air mata jisung keluar sedikit demi sedikit di saat luka yang masih basah dan sebagian pun ada yang membengkak karena tidak di obati itu terkena air dingin.

Jisung tidak suka mandi dengan air hangat,karena menurutnya air hangat itu tidak membuat pikiran dan tubuhnya segar berbeda dengan air dingin yang mempunyai sensasi tersendiri bagi jisung.
.
.
.
Skipp...

Sepuluh menit kemudian, jisung selesai dari acara mandinya itu. Jisung hanya memakai baju oblong berwarna abu-abu yang kebesaran, buktinya baju nya bisa menutupi pahanya. Lalu memakai cela training berwarna hitam dengan plat abu-abu juga.

Setelah membereskan tempat tidurnya, jisung langsung bergegas turun ke lantai bawah, menuju dapur dan langsung berkutat dengan alat-alat masak.

"Aku harus membuat apa?, Di kulkas tidak ada apa-apa.huhh pasti 'tuan' lupa membeli" gumam jisung. Yaa, jisung sekarang sudah terbiasa memanggil nama ayahnya dengan embel-embel tuan.

"Yasudah lah, aku masak nasi goreng dengan telur saja. Daripada tidak sama sekali" ucapnya lagi, dan langsung berkutat dengan bahan-bahan.
.
.
Akhirnya lima belas menit berlalu, masakan sederhana jisung sudah siap. Jisung bersiap untuk menuju kamar ayahnya.

Dengan keringat dingin yang mengucur, juga jantung yang bergemuruh karena sebentar lagi jisung akan sampai di depan pintu. Jisung selalu benci situasi seperti ini, hingga jisung..

Tok..

Tokk..

Tok...

Setelah mengetuk pintu sebanyak tiga kali, jisung langsung bergegas untuk kembali ke meja makan. Kenapa tidak menunggu ayahnya dulu?, Karena memang seperti itu peraturannya, jika sudah mengetuk sebanyak tiga kali jisung tidak usah menunggu ayahnya keluar, karena ayahnya di pastikan sudah terbangun dua puluh menit yang lalu sebelum jisung mengetuk pintu.

Selang beberapa menit kemudian, ayahnya jisung turun dengan penampilan yang sederhana sepertinya ayahnya jisung tidak bekerja lagi.

YoUr My HiRo (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang