Lee Minho

302 45 0
                                    

Typo bertebaran!

Happy reading
.
.
.

Lee Minho, lelaki itu kini tengah melajukan mobilnya dengan sedikit kencang, di karenakan orang asing yang ada di sampingnya tengah pingsan.

Sesekali ia melirik di kursi penumpang di sebelahnya di mana jisung tengah tak sadarkan diri.

Sedikit tak percaya bahwa ada lelaki dengan tubuh semungil itu. Entah kenapa, hati Minho tak tenang. Ia ingin segera sampai di rumah sakit. Ia seperti....tak ingin lelaki tupai ini kenapa-napa.

Hingga akhirnya, mobil Minho terparkir di halaman rumah sakit. Di saat itu juga, beberapa perawat datang sambil membawa Bankar.

Jisung langsung di bawa ke UGD.

"Tolong selamatkan anak itu"  ucap Minho pelan kepada dokter yang baru saja masuk.
.
.
.
Minho sedari tadi duduk dengan tenang, walaupun hatinya terus merapalkan doa agar lelaki manis itu tak kenapa-kenapa.

Hingga akhirnya, pintu ruangan UGD itu terbuka. Menampilkan sosok lelaki tinggi berbalut jas putih dengan stetoskop di lehernya.

"Bagaimana dok?, Dia baik-baik saja?" Tanya Minho

"Untung anda membawa dia, dalam waktu yang tepat" ucap dokter.

"Emangnya kenapa dok?" Tanya Minho penasaran.

"Jika telat sedikit saja, pasien akan koma" jelas di dokter.

"E-emangnya dia sakit apa dok?" Tanya Minho terbata.

"Dia mempunyai penyakit.... leukimia. Dan sepertinya pasien tidak tahu kalau dirinya mempunyai penyakit seganas itu. Jadi saya sarankan, agar anda jangan memberitahu kepada pasien terlebih dahulu kalau dia mempunyai penyakit itu. Sepertinya pasien cukup banyak tekanan akhir-akhir ini, saya hanya takut pasien drop. Tapi jika anda ingin memberi tahu silahkan saja. Dan juga di saat suster mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah sakit. Banyak sekali luka cambukan dan sayatan di sekujur tubuhnya, saya pikir pasien sudah di siksa" jelas sang dokter panjang lebar dengan raut sendu.

Minho tercekat. "A-apa?, Le-leukima? Kasian sekali" monolog Minho, sambil menatap tak percaya tubuh jisung yang tengah berbaring di balik kaca yng cukup besar

Entah perasaan apa ini. Tapi sepertinya Minho ingin sekali melindungi pria mungil itu, terlebih lagi di saat tahu bahwa ada penyakit seganas itu yang menggerogoti tubuhnya. Minho tak bodoh untuk tak tahu penyakit apa itu. Dan obat untuk menyembuhkan penyakit itu sangat sulit.

"Baik, kalau begitu saya permisi" ucap dokter tapi Minho langsung berbicara.

"Apa, dia bisa sembuh dok?" Tanya Minho.

"Hanya kemungkinan kecil ia bisa sembuh dari penyakit itu. Dan itu pun hanya ada satu cara, yaitu kemoterapi." Jawab dokter.

Lagi-lagi, Minho tercekat. Minho tau, sangat tau bahwa kemoterapi itu sangat menyakitkan. Terlebih jika tau bahwa dosis obat itu sangat tinggi, Minho tidak bisa membayangkan sakitnya seperti apa, tapi sungguh itu sangat sakit.

"Ada yang di tanyakan lagi?" Tanya dokter.

"Tidak dok. Terima kasih" setelah berucap seperti itu sang dokter mengangguk kemudian pergi meninggalkan Minho yang sedang melamun entah memikirkan apa.
.
.
.

YoUr My HiRo (Minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang