part 11

454 18 0
                                    

Maaf typo

Jangan lupa vote dan comment.

Jangan lupa vote dan comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

Trip mereka semua akan dimulai besok. Mereka semua akan berkumpul di bandara Soekarno-Hatta dan menuju Maldives. Tempat honeymoon impian banyak orang. Termasuk Qila.

Namun mereka semua pergi hanya untuk refresing. Melepaskan Jiwa muda yang menggebu-gebu. Selain maldives masih ada tujuan lain yang akan mereka tuju.

Dan juga Qila sudah melewati pemeriksaan agar bisa ikut bersama dion. Hasilnya kandungan Qila baik. Dan sangat kuat. Mengingat Qila memiliki kenaikan berat badan yang normal seperti orang hamil lainnya.

"Dion kalau aku beli itu gimana?"Tanya Qila pada Dion sambil menunjuk sebuah baju renang.

Baju yang terkesan sedikit terbuka, Dion santai saja. Maldives mempunyai peraturan yang harus dipatuhi. Selagi masih sopan tidak apa-apa.

"Boleh. Tapi Cuma satu."Balas Dion berjalan kearah bagian hoodie dan baju lengan panjang. Dion mengambil celana pendek untuk dirinya. Dan hoodie yang berwarna-warni ukuran qila.

"Bagusan pake ini. Disana dingin"Balas Dion menenteng baju itu dan meletakkannya dalam keranjang belanja mereka.

"Masa pake itu, kan temanya laut. Kalau kita ke pantai bajunya yang kayak biasa dong"Balas Qila sewot dan menajamkan penglihatannya pada Dion. Qila kehilangan mood belanja baju. Mereka ingin pergi ke pantai. Tapi Dion juga tidak salah. Dion sudah memikirkan banyak hal pasti.

Qila mengambil 2 setelan baju crop dan rok pendek. Meletakkannya di keranjang belanja mereka.

"Tadi bilangnya Cuma satu?"Tanya Dion heran pada Qila.

"Terus masalah? Terserah aku dong."

"Tadi bahagia banget, sekarang jutek banget. Nanti apalagi?"tanya Dion heran pada Qila.

"Aku mau ke AW nanti, Anterin"Jawad Qila santai dan mengantri untuk pembayaran. Dion berdiri disamping Qila. Dion mengangguk saja mengiyakan hal itu. Mengantarkan makan siang perempuan itu adalah hal yang biasa baginya. Apalagi dulu.

Memang pada dasarnya ada yang berubah dari perbuatan Qila pada Dion dan juga cara bicaranya. Qila lebih terlihat cerewet akhir-akhir ini. Lebih cengeng dan masih banyak hal lainnya.

"Pembayaran biasa atau luar biasa?" Tanya wanita muda itu pada mereka berdua.

"Bedanya apa mbak?" Tanya balik Qila pada wanita seksi yang mencuri pandang pada Dion. Qila menyadari tatapan itu. Tatapan lapar para wanita kurang belaian.

"mau cash atau apa?"Tanya mbaknya pada Qila dengan jutek. Sedangkan tersenyum jahil pada Dion.

Dion menyerahkan kartu ATM-nya. Walaupun Black card, Dion degan gaya coolnya tersenyum ramah. Dan merangkul pinggang Qila. Qila tersenyum miring pada si kasir.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang