part 12

457 18 0
                                    

Maap typo

Jangan lupa vote dan comment.

Happy Reading

-

-

"Hai Zia ya?"Tanya Agam sok manis pada perempuan yang keluar dari mobil Zen. Zia yang memang benar-benar lugu hanya mengangguk saja.

"Sabi-sabinya lo bawa cewek manis Zen"tambah Kio yang sedang menunggu Aylin. Zia tersipu malu. Bukannya bermaksud geer. Tapi jika berhubungan dengan zen pasti juga berhubungan dengannya.

Mereka ber-tiga. Zen, Kio dan Agam sudah menunggu sekitar 10 menit di bandara. Zia baru datang. Belum lagi mereka harus menunggu satu pasutri dan Abdul.

"Gam gandengan mana ni?"tanya Kio.

"Lubang Hidung aja gandengan masa lo nggak"tambah kio lagi.

"Bentar-bentar gue mau ngakak dulu. Sabar dong aing lagi menunggu." Balas Agam sambil tertawa. Zen menatap datar karna memang tidak ada yang lucu. Zia menatap Hidung Zen.

"Aku baru sadar kalau lubang hidung gandengan"Balas Zia terkekeh.

Agam dan Kio tertawa. Ikut memperhatikan lubang hidung Zen. Zen semakin memasang wajah datar.

"Gila dipelihara"Balas Zen memakai masker yang sudah dia persiapkannya." Zen juga menyerahkan Masker pada Zia. Zia menerima itu dengan senyuman manis di bibirnya.

"ciee ciee uwuuu" ujar Kio dan Agam menggoda."bisa romantis juga lu bro"

"Kemarin katanya nggak mau-"ucapan Kio terpotong oleh kedatangan Dion dan Qila. Untung saja Dion menyelamatkan Zen dari gempar dunia.

Dion menggandeng tangan Qila. Membawa satu buah koper. Koper dengan ukuran yang lumayan besar itu ditenteng oleh supir pribadi keluarga Dirgantara.

"Kenapa kesannya kita mau nganterin kalian berdua honeymoon sih?"Tanya Agam kesal dengan dua insan itu.

"Iri bilang bos. Anjay" Jawab Kio terkekeh.

"ehh mana boleh nyebut anjay."

"oh iya baru ada orang ter-gak asik sedunia."

"Redgenters nggak ada nih acara apaan gitu?"

"Ada tenang aja." Dion melirik pada Kio"Laporan keuangan redgenters udah lo terimakan?"

"Aman-aman. Semuanya udah dicatat sesuai yang masuk sama yang keluar."

Setelah pembahasan itu mereka memutuskan untuk menunggu Cafe terdekat di sekitar Bandara. Mengiungat keberangkatan mereka masih 1 jam-an lagi. Yang membuat mereka cepat adalah usulan dari Zen. Selalu cepat dan tepat waktu.

Qila berkenalan dengan Zia.

"hai. Anak olimpiade Fisikakan?"tanya Qila pada Zia.

Zia mengulurkan tangannya pada Qila."iya. Kamu anak olimpiade jugakan? Lucu banget. Udah berapa bulan? Sehat-sehat"

Tambah Zia antusias. Dam mempusatkan perhatiannya pada perut Qila. Qila pikir Zia akan berpikiran yang macam-macam dan membuat hatinya sakit. Tapi ternyata tidak. Qila ikut tersenyum dengan antusias Zia.

"Iya makasih"

"Boleh pegang perutnya nggak?Maaf kalau kamu risih. Tapi aku gemes banget sama bumil."ucap Zia sambil menutup wajahnya. Qila yang melihat Zia senang juga ikutan senang.

Zia berbisik pada Qila."Mau juga tapi nggak tau sama siapa"

Setelah itu Qila membulatkan mata. Sedangkan Zia tertawa lebar. Hal itu tidak luput dari perhatian Zen dan Dion. Kio dan Agam sedang menuju kedepan menunggu gandengan.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang