part 27

230 4 0
                                    


lagi bulan puasa teman-teman

yg lagi puasa semangat:))

-

-

Lagi dan lagi mood qila berubah. Yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi tidak baik-baik saja.

Jika jaket Dion berada bersama echa berarti mereka bertemu dalam 3 hari terakhir, tentu saja bertemu disekolah. Qila jadi menginginkan sekolah. Perasaan sedih itu datang lagi padanya. Dia bingung menyikapi perasaan ini.

Qila harus apa, Disaat sosial media memengaruhi pikirannya. Snapgram teman-temannya yang terlihat Bahagia disetiap keadaan sekolah. Mengerjai guru dan lainnya. Dan yang paling lucu snapgram yang memperlihatkan Dion yang tertidur dengan gaya imutnya.

Ada lagi video yang dikirim orang tidak dikenal masuk pada direct message Qila. Qila disuruh untuk menfollow akun itu. Akun yang setiap harinya akan selalu ada video tentang SMA ... di postingannya ralat kebanyakan video Dion dan anggota redgenters lainnya. Ketika gerombolan itu dengan gaya tengilnya berdiri didepan tiang bendera dan berlari keliling lapangan. Video yang paling membuat Qila terpukau adaah ketika mereka semua berbagi nasi kotak yang dipesan pada salah satu anggota redgenters guna membantu usaha kedua orangtua salah satu dari mereka.

Entah siapa pemilik akun itu, yang jelas Qila berterima kasih pada orang itu. Dion belum tahu mengenai hal itu dan Qila juga belum pernah deeptalk dalam waktu dekat dengan Dion. Sekedar bercerita sedikit mengenai kehidupan masing-masing saja tidak pernah. Terlalu sering bercanda membuat Qila selalu tertawa melalui banyak hal dengan Dion.

Qila jadi senyum-senyum sendiri mengingat hal itu.

"hallow Aqila Anastaya. Ngapain senyum senyum aneh kek gitu? Mesen es krim lo yaa?"

"nggak"

"jangan-jangan" tunjuk Dion sambil mendekat pada Qila.

"apasih nerka nerka aja"ujar Qila berdiri menjauh dari Dion.

Qila jadi malas memesan makanan, Qila melangkah menuju kamar mandi membersihkan wajahnya dan berjalan menuju kasur. Dion sudah menghilang dari pandangannya. Qila merasa kesepian. Sendiri membuatnya memikirkan banyak hal yang belum terjadi.

Qila berbaring diatas kasur. Melihat kearah jendela yang melihatkan pemandangan malam yang menenangkan.

Perlahan air mata itu menetes. Untuk alasan yang tidak jelas.

Capek.

Qila jadi lupa bersyukur dengan apa yang terjadi dengan hidupnya sekarang. Qila seperti tidak disayangi oleh siapapun. Apa yang bisa diharapkan dari perempuan itu. Bukannya merasa lebih baik qila jadi merasa menyedihkan mendengar ganggang pintu kamarnyaa.

Qila menarik selimut menutup kepalanyaa. Air matanya tidak mau berhenti untuk keluar. Susah sekali menahan segalanya. Qila sudah menggigit bibir bawahnya agar suara tangisnya tidak keluar dan didengar oleh Dion.

Dion melihat Pundak perempuan itu bergetar.

Pemandangan yang biasa dilihat Dion dari dulunya. Qila akan berubah menjadi pendiam jika Dion menenangkannya. Menurut Dion, Qila harus berubah menjadi pribadi yang berpikiran dewasa.

"La"ujar Dion lembut.

Qila diam.

"Mau sampai kapan?"tanya Dion lebih lembut lagi.

Qila semakin menahan tangisnya. Suara Dion semakin membuat dirinya terpojok. Padahal dia tidak melakukan apapun.

"Capek yaa?"tanya Dion lagi.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang