Part 45

69 1 0
                                    

Happy Reading

-

-

"Bang jangan lah bang" ucap Dion pada Bang Rama. Pasalnya lelaki itu terus menerus memintanya menjaga seseorang yang berarti bagi abangnya itu.

"Sorry to say this yon. Gue tau Lo punya pacar. Gue bener bener minta tolong"

"cewe gue gimana bang? Kalau kayak gini gue bakal nyakitin dia bang" Balas Dion memperjelas semua hal yang ada dalam pikirannya. Hal ini hanya akal akalan Dion saja. Punya pacar saja belum.

"Yon gue minta tolong untuk yang satu ini"

"Bang apa yang di mengerti anak baru masuk smp ini bang-"

"Yon" ucap Rama yang merasa sudah kehilangan akal dalam membujuk Dion.

" Gue bakal bantuin cewe lo bang. Tenang aja. Sebagai teman dia nantinya. Gue bakal pindah sekolah bang" Jawaban itu langsung terpikirkan oleh Dion. Demi apapun dia juga merasa kasihan dengan semua hal yang sudah dijabarkan oleh Rama.

Pergi untuk menuruti keinginan orang tuanya. Sepengetahuan Dion. Namun ada alasan lain mengapa Rama harus pindah.
Tanpa diketahui Dion.

"Bang lo yakin bakal ninggalin tu cewe?" tanya Dion kesekian kalinya.

"Sure. Gue butuh rehab yon"

"Rehab ngapain bang?" balas Dion bocah polos yang tidak tahu apa apa pada saat itu.

"Nanti gue kasih tau Lo. Bocah ingusan" Jawab Bang Rama dengan mata merahnya.

"Siapa bang cewenya?" balas Dion yang belum tahu pada saat itu.

"Qila Anastasya"

"Lah? satu kompleks bang sama gue dulu. Tapi nggak tau sekarang kemana"

"Serius Lo?"

"Iya. Kalau gitu mah dari tadi gue iyain. Baik anaknya"

Rama menatap Dion.

"Janji jaga dia yon. Bilang sama dia nggak boleh pacaran sama siapapun. Kalaupun nanti ada yang deketin dia. Lo sikat aja orangnya"

"Siapp ketua"

Obronlan mereka terhenti ketika seorang perempuan muda yang cantik datang memanggil Rama untuk segera masuk mobil.

"Dion Tante berangkat dulu yaa"

"Iya tan. Sehat sehat tan disana" Dion menyalami wanita yang merupakan ibu baru Rama.

"See u soon. Gue kenalin hal yang menarik sama Lo" bisik Rama sebelum meninggalkan karangan Rumah megah keluarga Argadana itu. Keluarga Rama. Konglomerat turun temurun.

***

"Emang perlu banget Bang Dion kayak gitu?" Tanya Bunda memastikan hal apa yang sudah dilakukan anaknya itu.

"Maaf Bun. Itu salah aku" Jawab Qila yang berada disamping Dion. Dion sedang menyetir mobil saat ini.

"Nggak Bun Dion yang mau" ucap Dion melirik kesamping kearah Qila.

"Hari ini bunda maafin ya. Besok kalau mau kiss kiss-an liat tempat dulu."

Qila menutup mukanya dengan Tas yang dibawanya. Sangat sangat malu dengan kejadian yang terjadi di parkiran tadi. Salah Dion yang tiba tiba.

"Kejadiannya begitu cepat Bun. Dion lupa deh" jawab ngasal Dion yang sedang berhenti karena lampu merah.

Dion meraih tangan Qila. Qila memicingkan matanya pada Dion. Seolah mengisyaratkan dibelakang ada bunda.  Baru juga damai.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang