part 24

254 8 0
                                    

happy reading!!

-

-

Ada hal yang baru ditemui qila tadi. Berjalan-jalan disini ternyata tidak buruk. Perlahan-lahan qila mulai berjalan di depan rumah. Sore hari ini tidak terlalu ramai manusia yang berada di dalam kompleks entah untuk menghabiskan weekend Bersama keluarga tercinta atau yang lain.

Hari ini qila benar benar ingin makan bubur. Hati nuraninya bergerak untuk mencari bubur. Tapi salah seorang ibu-ibu yang sedang berjualan bakso mengagetkannya.

"neng"ujar ibu itu sambal berteriak. "lagi nyari apa?"

Qila menunjuk dirinya sendiri. Lantaran takut terlalu geer. Ya walaupun tidak ada manusia lain disana selain dirinya. "lagi nyari bubur bu"

"tukang bubur udah pulang dari tadi neng, kalau jam segini biasa diganti bakso, sate sama pecel lele. Neng mau?"ujar ibu itu menawarkan dagangannya dan yang lain pada qila. Qila tersenyum ramah dan melihat jam tangannya. Iya juga kata ibu penjual bakso itu.

"hehe nggak bu maaf ya bu."jawab qila berjalan menjauh dari sana.

"iya neng sans"jawab ibu fahma. Karna itu yang tertulis didepan gerobak itu. Bakso bu fahma.

Jalan-jalan qila hari ini jadi tidak bersemangat. Lebih baik dirinya menelpon Dion agar segera menjemputnya. Qila sudah tidak mood lagi jalan.

Panggilan pertama tidak diangkat. Mari mencoba lagi.

Dion sedang berada dirumah. Jarak qila dengan rumah saat ini lumayan jauh. Qila harus melewati jalan didepan 5 buah rumah lagi baru sampai dirumah keluarga Dion.

"jemput depan gang dong bang"ujar qila mengawali percakapan dengan dion.

"nanti gue dikatain jemput cewek dipanggang dong."

"udah nggak lucu keles"balas qila ngegas.

Dion berjalan menuju teras rumahnya dan lanjut berjalan ke depan pagar. "gue udah didepan rumah"

Dion tidak melanjutkan langkahnya lagi. Dia sudah melihat keberadaan qila didepan sana. Lumayan jauh tapi tidak terlalu jau bagi dion. "lo bisa jalan dikit lagi pasti nyampe depan gue la"

"aku capek banget"

"bilang aja ibuknya lagi mager jalan"ujar Dion menye-menye.

"Jemput aku pake sepeda. Boleh?"minta qila lembut pada dion. Qila melihat dion diujung sana. Dengan celana pendek dan baju kaus santai lelaki itu. Qila tersenyum lebar melihat dion yang tidak terlalu jelas wajahnya dimata Qila.

"nggak"

"motor?"

"nggak"

"mobil?"Usul qila pada dion.

"nggak"

Dan dion menjawab dengan pertanyaan yang sama. Hp masih berada ditelinga keduanya. Dion melangkah santai ketempat qila. Sedangkan Qila perempuan itu sudah berdecak sebal pada dion. Lelaki itu menjemputnya dengan berjalan kaki menuju tempat qila berdiri saat ini.

"tega banget jadi cowo"

"gue lakik"balas dion cengengesan.

"yon"panggil qila memelas.

"beberapa Langkah lagi gue nyampe depan lo"jawab dion masih cengengesan. Qila mematikan panggilannya. Dan yaa Dion sudah berdiri santai didepan qila.

Qila melihat dion dengan tatapan tajam.

"salah lagi pasti"

"emang salah"

"kenapa sih beberapa hari ni nggak mau nurutin keinginan aku yang bahkan nggak merepotkan"ujar qila kesal melihat dion saat ini.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang