part 34

85 4 0
                                    

Happy reading

-

-

"Si Anjir ditanyaain buk ade lo" ucap Agam pada Dion.

"Sayang tu guru sama gue"

Qila yang mendengar obrolan itu hanya menyimak di dalam selimut tebalnya. Tidak menampakkan diri dalam video call yang sedang dilakukan Dion.

"Qila mana? Lo sendiri?" Tanya abdul pada Dion.

"Ngapain lo nanya bini gue??" Tanya dion sok pesosif pada mereka.

"Halloowww" sapa qila pada mereka. Qila masih setia menutup tubuhnya dengan selimut tebal itu.

"Halloo qilaaqqq" sapa kioo pada qila.

"Siang siang kok pakai selimut" ejek Agam melihat qila.

"Dingin, disini cuaca lagii mendung" jelas qila menjawab pertanyaan Agam.

"Tenang ajakan ada dion yang menghangatkan"

Mendengar itu muka qila jadi memerah. Dion mendekatkan wajahnya pada qila dan mencium kening perempuan itu sekilas.

Zen, Agam, Kio dan abdul yang melihat pemandangan itu sontak berteriak tidak jelas. Dengan Abdul yang sudah beristighfar dan geleng geleng kepala.

"Aaa kasiann kitaa aaa"

"Kasian jomblo aa"

"Gue si bisa dapet" komentar kioo pada hal yang dilakukan Dion.

"Cabul Lo" balas abdul menoyor kepala Kio.

"Gitu doang?" Tanya zen meremehkan Dion.

"Etdah bang yang lain privasi"

"Udah lah selamat babymoonn" teriak Agam pada Dion yang sudah menutup panggilannya terlebih dulu.

"Siapa yang sakit" tanya qila pada Dion. Pasalnya dalam sesi vc tadi mereka sempat menyinggung tentang rumah sakit.

" Lo tau Adlin? Adeknya" jawab dion seadanya.

Qila menggelengkan kepalanya pertanda tidak tahu.

"Kemarin gue ngobrol sama nenek lo" terang Dion pada qila.

"Gue tau nenek lo pasti sayang banget la sama lo ta--"

Qila memotong ucapan Dion. "Semua nenek sayang pasti sama cucunya! jadi andung ngomong apa?"

"Gue tau, nenek lo bilang qila harus dibikin bahagia. Nggak boleh nangis ataupun sedih. Nasi udah jadi bubur dan nggak bisa diapa apain lagi." Jelas dion pada qila. Tentu saja tidak menceritakan semua kejadian. Hanya beberapa kesimpulan yang dapat dicerna bumil itu.

Flashback

"Gayanya yang bener dion"

drama dimana qila menyuruh Dion untuk berfoto dengan tanaman hias kesukaan nenek qila.

"Tangannya ngembang gitu trus ekspresinya bahagia" jelas qila lagi melihat dion hanya berdiri tegak disamping bunga itu.

"Yang seriuss dion"

Dion belum merubah gaya apapun dari gerakan tubuhnya.

"Kalau kamu emang nggak mau yaudah" kesal qila yang sudah membalikkan badannya. Pura pura.

"Iyaaa udh, cuma sedetik kalau nggak keambil nggak ada pengulangan" jelas dion yang sudah capek berdiri didekat bunga besar yang tidak dion ketahui jenisnya.

"Satu duaaa tigaaa cisss"

Cekrek

"Baguss hasilnyaa" ujar qila melihatkan gambar yang berhasil dipotretnya pada kamera analog kepunyaan Dion.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang