part 26

213 5 0
                                    

hth

-Long time no see-

Selamat membaca dan selamat malam.

-

Langkah demi Langkah sudah diambil tapi tidak Ada satukalipun yang berhasil. Hal itu membuat gadis itu tersenyum miris. Mungkin kehidupannya sudah ditakdirkan seperti itu. Takdir selalu mempermainkan dirinya.

"Sabar semua butuh waktu buat sembuh" ujar Dion melihat pada Echa. Perempuan itu rasanya ingin menangis saat ini juga.

"Kayaknya gue nyerah aja deh yon" echa menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin memang hanya sampai disini saja."nggak mau setiap hari minum obat"

Hiks hiks

Dion memejamkan matanya sebentar.

Mendekap erat perempuan itu kedalam pelukannya. Mencoba memberikan kenyamanan dan ketenangan. Hanya itu yang Dion mampu saat ini. Harus mengelakpun tak bisa dia terlanjur kasian pada Echa.

"Gue aja yakin lo Bisa cha. Masa lo sendiri nggak"

"Kamu lihat wajah aku kan?? Merah merah yon nanti bakalan berbekas.Kepala aku sering sakit trus-"Keluhan acha terhenti karna dion mendekapnya terlalu erat. Echa rasa dion menyuruhnya diam. Echa melepaskan pelukannya.

"Berhenti ngeluh, gue sering ingetin lo buat minum obat loh! Makanya jangan ngeyel."

"gue nggak suka obat Dion."balas Echa kekeh dengan keputusannya.

"Yaudah terserah lo. Gue cabut"balas Dion malas dan mengambil jaketnya dikursi belakang Echa.

"Pake apa kesini"tanya echa menahan tangan Dion yang akan mengabil jaketnya.

"Mobil"Opsi ini menjadi pilihan Dion jika terjadi apa-apa pada perempuan itu.

"Tinggalin aja yaa jaketnyaa? Please!!!"mohon Echa sambil mengerucutkan bibirnya. Jika dulu Dion selalu luluh dengan wajah imut itu tapi berbeda dengan sekarang Iya rasanya kasihan melihat wajah perempuan itu. Hatinya rasanya bingung.

"hmm"

"Maacii"

"pamit"

"iyaaaaa"balas Echa ceria.

"Dion TUNGGU" Echa berteriak dengan keras memanggil Dion yang sudah masuk kedalam mobilnya. Untung saja dion sempat melihat echa berlari kearahnya.

"apa?"

Echa menyerahkan sebuah paperbag bergaris garis hitam itu padanya. "yang ketinggalan kemaren"

"oke makasi cha"ujar dion seadanya.

Dion sudah keluar dari pemukiman mewah kediaman Echa. Echa masih memperhatikan mobil Pajero putih keluaran baru itu keluar dari halaman rumahnya.

"Yon posisi kamu dihati aku nggak pernah berubah. Tetap sama. Nggak ada yang berubah sedikitpun."

Tapi-

Echa lupa bahwa dia sekarang adalah pilihan kedua.

***

Tok tok

"yuhuuuu"

Hiks hiks hiks

"makanya kalau disuruh pulang tu pulang"ujar Qila memeluk Dion tersedu-sedu. Perempuan itu sudah sangat sangat rindu pada Dion. Demi apapun dirinya ingin sekali memaki Dion saat ini.

"Maaf qila"

"Kamu dari mana? 2 hari ngga kesini"

"nugas nugas organisasi futsal kerja dan lainnya"

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang