part 20

429 21 0
                                    

Happy Reading!!

-

-

-

Dion sudah hafal tabiat echa. Perempuan itu tidak mau pergi berobat. Bagaimanapun masalah perempuan itu tidak bisa dianggap sepele. Anggap saja apa yang dilakukan dion ini, bisa berkah bagi dirinya.

"Kalau lo nggak mau pergi. Yaudah gue pamit"ujar Dion berdiri dari duduknya ditaman belakang sekolah.

Echa memeluk Dion dari belakang. "please!! maafin aku. kamu salah paham"

"Lo tahu semuanya nggak sama kayak dulu lagi cha. Jadi yaudah kita bisa jadi teman kalo lo mau"Balas Dion lembut. Dion sudah melepaskan pelukan perempuan itu dan beralih menghadap echa.

"Gue mau lebih."tandas echa.

"Lo tahu gue udah disegel"

"Kamu bisa pergi dari dia, hidup sama aku. Kamu sayangkan sama aku, aku tahu kamu masih cinta sama aku yon"ujar Echa melihat tepat dimata Dion.

Dion menggelengkan kepalanya. "percuma, kalaupun rasa itu masih ada cha. Gue nggak mau nyakitin siapapun."

"Kamu nyakitin aku"

"Lo yang memulai dan lo yang mengakhiri. Makanya jangan main-main"

***

Selvi menarik tangan Qila yang sedang duduk di kursi dapur.

"Apasih ganggu deh"ujar Qila melepaskan tangan Selvi dari tangannya.

"Lo udah makan?"tanya selvi pada Qila. Qila menghela napas. Apakah perempuan didepannya ini sedang stress atau punya masalah kejiwaan.

"kamu lagi sakit ya?"ujar Qila memeriksa kening perempuan dihadapannya itu.

"Baik salah jahat salah"balas selvi duduk dikursi yang ditempati oleh qila tadi. Selvi sudah pulang sekolah dari tadi dan perempuan itu sudah meperhatikan qila dari tadi.

Qila sadar, Selvi tidak akan berubah secepat itu. Kemarin-kemarin perempuan itu masih sibuk dengan mengancamnya. Walaupun Qila hanya menganggap itu hal sepele.

Namun lain dari sekarang"Ada maunyakan kamu?"ujar Qila sarkas pada Selvi.

"Percaya nggak sih la kalau musuh lo bukan Cuma gue. Banyak yang mau sama Dion dan Dion itu SEPUPU kesayangan gue. Banyak musuhnya tuh anak. Kebayang nggak kalau dia pas tauran kena senjata tajam dan masuk rumah sakit? Atau bahkan bisa mati? Lo sebagai istrinya seharusnya bisa menghilangkan hal itu dari Dion. Gue aja dulu bisa tuh. Kenapa lo nggak?"balas Selvi melanjutkan pekerjaan Qila yang tadi sempat tertunda, memotong sayuran.

Qila Diam.

Memang benar, Dahulunya waktu smp dion berhenti tauran karna selvi meminta hal itu. Dion adalah manusia super bucin yang mau menuruti omongan wanita yang DICINTAI-nya. Qila pikir wajar-wajar saja Dion menuruti permintaan Selvi dahulunya. Karna pemikiran Dion pasti belum sedewasa sekarang.

Tapi mengenai hati. Dion tidak pernah mengungkapkannya pada Qila.

Jujur saja, Qila sudah mencintai Dion dari dulunya. Jauh sebelum kejadian yang menimpa mereka terjadi. Lamunan Qila terhenti ketika selvi berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kompor.

"Kamu mau ngapain?"

"Masak. Emang salah?"

"Lagian bi Acum lama banget pulang dari indomartnya"tambah Selvi lagi meracik bumbu apa yang ada saja didalam kulkas. Qila memperhatikan selvi yang terlihat telaten dalam hal memasak. Perempuan itu sebenarnya cantik dan pintar. Tapi sayang penyakit iri hatinya tidak pernah hilang. Mungkin saja jika perempuan itu bisa menghilangkan dendamnya pada Qila, mereka akan jadi keluarga yang baik.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang