part 7

599 24 0
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

Pagi-pagi sekali, Kediaman Dirgantara sedang ramai oleh keluarga besar dirgantara. Untuk tahun ini hanya nyonya,tuan dan sibungsu yang pergi ke tanah suci. Sebenarnya Dion akan ikut tetapi karna masalah kemaren. Dion harus menunda keberangkatan. Sisulung akan berangkat dari china menyusul mereka. 

Dan pagi ini juga Qila merasa malu hanya untuk keluar dari kamar. Pernikahannya kemaren hanya sebagian keluarga yang datang, tapi sekarang sangat ramai. Ada banyak anak kecil juga.

“yon kamu mau pergi sekolah?”tanya Qila melihat Dion yang sedang memakai dasinya. Lelaki itu hanya memasang dasinya dari rumah. Kalau sudah sampai disekolah, dasi itu akan dilepas lagi.

“iya, lagian berangkatnya agak soreankan?”jawabDion sekenanya.

“dirumah aja, jangan dulu sekolah”tambah Qila memohon. Dia lumayan takut untuk berbaur dengan keluarga Dion. 

“mau ujian, nanggung kil” 

“tumbenan”

“rajin salah malas salah”

“please”ujar qila yang matanya sudah berkaca-kaca. Qila memang secengeng itu. Dimulai dari kemaren sampai sekarang.”Mama lo kesini nanti”

“iya udah tahu, tadi mama nelfon.” Mereka berdua kembali diam, qila sibuk menghapus air matanya.“ajak aku jalan-jalan pagi, katanya bumil kalau rajin jalan-jalan pagi bisa lancar ngelahirinnya”

“ck yaudah ayo”

Dion masuk kedalam kamar mandi lagi. Kalau tau tidak jadi sekolah, dion tidak perlu repot-repot mandi pagi kalau begitu. 

“Ambilin baju sama celana pendek di lemari bagian kanan”perintah dion dari dalam kamar mandi. Qila bergegas masuk mencari baju yang cocok dengan dion. Qila bersyukur karna lelaki itu mau menemaninya. Sebenarnya qila hanya ingin keluar rumah saja. Menghindari satu orang dalam keluarga itu.

Pilihan qila jatuh pada baju hitam dan celana agak kecoklatan. Menurut qila ketampanan dion terlihat berkali-kali lipat saat memakai baju hitam. Qila bergegas menuju kamar mandi dan menyerahkan baju itu pada si empu.

“Lama, padahal Cuma milih baju”

“seharusnya bilang makasi” balas qila yang berjalan pelan kearah balkon kamar mereka. Membuka tirai. Dan melihat deretan mobil sedang terpakir didepan rumah. 

Qila sedikit ragu. Apakah ia nanti akan menjadi bahan gunjingan masyarakat? Tentu saja ia. Anak sma yang masuk jalur pergaulan bebas. Hamil di luar nikah. Dan pasti banyak mulut lainnya. Qila heran, dion terlihat santai dalam menghadapi hal apapun. Qila tidak bisa seperti itu. 

Bahkan saat dion tidak jadi berangkat bersama orang tuanya saat ini, dia terlihat santai. 

“kalau gak bisa sekarang pasti lain waktu bisa”hanya itu yang diucapkan dion kemarin malam sebelum mereka tidur. Dion tidak mengatakan yang lain. Just it. 

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang