24. Arkan & Rere

2.8K 258 10
                                    

H A P P Y R E A D I N G

🤸

Suara dentingan antara sendok dan garpu sangat terdengar jelas memenuhi ruang makan mewah bergaya American classic milik keluarga Reynand saat ini. Sesekali tawa kecil Diana dan Bunga terdengar ketika dua wanita itu berbincang singkat. Berbeda dengan Arkan, seakan ada dinding kokoh yang menjadi pembatas antara dirinya dan Rey, keduanya dihadapkan situasi yang sangat canggung. Sampai Rey berdeham cukup keras, membuat fokus semua mata langsung tertuju padanya.

"Kamu mau stay di Indonesia mulai sekarang?" Rey mengalihkan pandang pada Bunga. Bunga tersenyum tipis lalu mengangguk yakin.

"Bunga belum punya rencana sih om, tapi kayanya Bunga akan stay di sini."

Diana tersenyum hangat pada Bunga lalu mengusap pelan punggung tangan gadis itu. "Kamu bisa ko tinggal di sini lebih lama,"

"Bunga gak mau ngerepotin Om Rey sama Tante Diana, besok lusa Bunga mau pindah ke apartemen,"

Diana memicingkan mata menatap Bunga dengan senyum yang masih tercetak. "Kamu sahabat Arkan dari kecil, kalian juga tumbuh barengan, gak mungkin Bunga ngerepotin Tante. Iya kan, Arkan?"

"Hm, Bunga udah kaya adik sendiri buat Arkan." Bunga refleks menjatuhkan sendok dan garpunya, cewek Itu memandang lurus Arkan yang sekarang dengan santainya menyupkan nasi pada mulutnya. Bunga mengerjap beberapa kali, ada perasaan sesak saat Arkan menganggapnya sebagai adik. Tapi sedetik kemudian, Bunga mendongak menampilkan senyum manisnya pada Arkan, Diana, juga Rey. Bunga harus terlihat sempurna di depan mereka.

"Besok kamu mau jalan sama Rere, kan?"

Arkan mendongak dan tersenyum pahit. "Iya,"

Rey tersenyum lalu mengangguk. Pria itu mengeluarkan dompetnya dan memberikan sebuah kartu ATM pada Arkan. "Pakai, bisa untuk beliin Rere hadiah atau menemani dia belanja." Arkan memicingkan mata menatap Rey, dengan ragu tangan kokoh Arkan mulai meraih kartu ATM yang ada di depannya. "Kamu udah coba chat atau cari tahu tentang dia?"

Arkan menggeleng polos sebagai jawaban. Rey mendengus kecil. "Rere suka foto,"

"Yah, kirain Rere suka Arkan!" balas Arkan nyeleneh sambil memasang ekspresi sangat kecewanya, cowok itu mengerucutkan bibir dengan bahu yang menurun lemas, benar-benar raja drama.

"Arkan," tegur Rey. Arkan hanya yengir lebar ditatap tajam seperti itu.

"Rere... siapa?" tanya Bunga, menatap Arkan, Diana, dan Rey secara bergantian dengan memasang wajah ingin tahunya.

"Cewek,"

"Dia wanita yang mau om jodohkan dengan Arkan,"

UHUK! Bunga langsung tersedak air putih yang diminumnya saking terkejut akan perkataan Rey yang tadi. Dengan sigap, Arkan mendekat dan menepuk-nepuk punggung Bunga seraya mengusapnya halus. Diam-diam Bunga tersenyum kecil, Arkan masih Arkan yang dulu, malaikat penolongnya saat Bunga kesulitan dan mendapat masalah. Diana yang duduk tepat di depan Bunga mengamati Bunga dan Arkan yang tampak serasi jika dilihat, wanita itu menoleh pada Rey dan tersenyum kecil.

"Dijodohin? Arkan?" tanya Bunga saat kondisinya sudah membaik.

"Iya,"

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang