30. First Date

2.9K 332 20
                                    

H A P P Y R E A D I N G

"Sebenarnya jika aku bisa, aku ingin bertanya perihal siapa kita. Bukan untuk menuntut, hanya sekedar ingin tahu. Siapa aku di matamu?" - Arkan Reynand Davidson.

🤸

"Ada ya orang sakit makannya selahap ini?" tanya Dinda geleng-geleng kepala memandangi Salma di depannya.

Salma tak menjawab, hanya tersenyum polos lalu kembali mengunyah strawberry cheesecake favoritnya. Malam ini, Davin, Alya, dan Dinda datang untuk menjenguk Salma yang sedang sakit, sudah lama sekali keempat sekawan ini tidak kumpul bersama. Di atas karpet bulu milik Salma, ada Davin yang sedang tertidur dengan posisi terlentang, menutup kedua mata sambil beristirahat sejenak karena ia baru selesai mengerjakan tugasnya sebagai ketua Osis Jakarta Highschool.

"Vin, Aura nanyain lo nih," Alya menyodorkan handphonenya tepat di depan Davin, menunjukkan room chatnya dengan Aura sekarang ini.

Davin menoleh sekilas lalu menghela napasnya lelah. "Biarin aja, bilang lo lagi gak sama gue," jawabnya acuh.

"Gak boleh gitu dong, gak sopan."

Dinda ikut mengangguk. "Tau, dia kayanya suka banget sama lo,"

"Tapi gue gak suka dia,"

"Seenggaknya hargai kek perasaan dia, sampai ngejar-ngejar lo gitu, Vin." Seru Salma tak berkaca. Apa kabar dengan Arkan yang mengejar gadis itu selama dua tahun? Davin mendelik kecil pada Salma.

Davin tiba-tiba saja bangkit, memutar kepalanya sambil mengedar pandangannya ke seluruh penjuru ruangan kamar luas milik Salma. "Kaca dimana ya?" tanya Davin sinis. Alya dan Dinda sontak langsung tertawa keras ketika melihat wajah Salma yang tertekuk kesal setelah mendengar kalimat penuh akan sindiran tersebut.

"Lo yang mulai, bukan gue." Kata Davin tersenyum kecil.

Salma mencibir. Memutar kedua bola matanya malas lalu kembali melanjutkan kegiatan memakannya. Di samping Salma, ada Alya yang sedang duduk di atas kasur dengan layar laptop menyala di depannya, tengah membuatkan Salma beberapa materi rangkuman pelajaran kemarin. "Al, udah gak usah buat, gue juga senin masuk."

"Tapi senin itu kuisnya, sebentar lagi selesai kok,"

Salma tersenyum tipis, menyandarkan kepalanya pada pundak Alya lalu memeluk hangat sang sahabat dari samping. "Makasih Alya sayanggg,"

"Eh, lo tau gak Natasya kena skandal tadi sore? Dia diperiksa gitu sama pihak konseling," ujar Dinda mulai gibah. Wajar saja, Dinda itu kekasih Ethan yang notabenenya si raja Intel yang handal bergibah, terlebih jika sudah digabung bersama Gusti dan Rio. Hancur sudah.

"Emang dia kenapa?"

Dinda memajukan tubuhnya, menatap serius Alya dan Salma yang tengah menunggu perkataannya. "Katanya dia make narkoba, gue gak tau pasti sih, ini cuma rumor yang beredar di Highschool." Jelas Dinda dengan wajah yang sangat meyakinkan.

"Tunggu, narkoba?" Alya mengerutkan keningnya. Mulai berpikir ada beberapa hal yang janggal, "dulu waktu awal semester, gue pernah nemu satu plastik sabu di bawah meja Rafa."

Mulut Dinda langsung terganga lebar, sedangkan Salma malah melirik Davin yang sedang santai rebahan di atas karpet bulu miliknya. Davin adalah ketua Osis, walau ia sudah berteman dengan Rafa, bisa saja cowok itu membuka kartu untuk mendepak Rafa dari Highschool. Walau sebenarnya Salma yakin Davin tidak sejahat itu, tapi tetap saja cukup bahaya membicarakan suatu hal buruk pada Davin si Ketua Osis kebanggaan yang satu ini.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang