14. Broken Feelings

3.6K 383 1
                                    

H A P P Y R E A D I N G

"Kita punya keinginan, tapi kadang kita lupa keadaan punya kenyataan." - ARKAN

🤸

Arkan mengendarai motor ninja birunya dengan kecepatan di atas rata-rata. Cowok itu mencengkram stir motor dengan sangat kuat ditambah gigi yang terus menggertak menahan segala amarahnya. Tidak, Arkan tidak mungkin mengorbankan Salma untuk kebahagiaan dirinya sendiri, tapi jika ia memilih mengalah dan mulai menjalani semuanya bersama Rere, maka Arkan adalah orang yang paling tersiksa karena sedari awal sudah jelas, tidak ada yang dapat menggantikan posisi seorang Salma Aurelya di hati Arkan.

Persetan dengan Arkan yang selalu mendapat penolakan keras dari Salma. Arkan selalu percaya bahwa suatu saat nanti, Salma akan membalas perasaannya yang selama ini hanya sepihak. Di satu sisi, rasa takut yang berlebih muncul kembali dalam diri Arkan. Ancaman dari Papinya benar-benar berhasil membuat Arkan marah dan berpikir keras dalam mengambil jawaban.

Arkan memandang jalanan lurus di depannya dengan pandangan kosong. Entah ia akan pergi kemana dan apa tujuan cowok itu sekarang, Lagi dan lagi Arkan hanya bisa menghembuskan napas panjangnya.

Mata Arkan semakin menajam ketika melihat siluet tubuh yang sangat ia kenali. Gadis itu sedang berjalan menunduk dengan kedua tangan yang memeluk dirinya sendiri dengan jalan yang berbeda arus. Dengan cepat, Arkan memutar balik dan mengejar Salma dengan ninja birunya.

Arkan langsung menghadang jalan Salma dengan memberhentikan motornya tepat di depan gadis itu, membuat Salma yang semula menunduk jadi mendongak terkejut ketika melihat Arkan sudah ada di depannya, dengan penampilan yang lebih berantakan dari biasanya.

"Sal?" Arkan membuka helm full facenya dan segera turun dari motor untuk menghampiri Salma yang masih terdiam tidak bergeming sama sekali di tempatnya.

"Salma, lo kenapa?" tanya Arkan kembali, dengan nada yang penuh kekhawatiran karena Salma tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

Salma sedikit mundur karena dirasa jarak mereka terlalu dekat saat ini. Salma menggeleng lemas, dan menepis lengan Arkan yang tadi terlampir di pundaknya dengan pelan. Salma langsung berbalik, tidak ingin menjawab dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena Arkan.

Arkan yang menyadari adanya perbedaan sikap yang sedang Salma tunjukkan kepadanya saat ini, jadi sedikit berlari untuk mengejar Salma. Arkan langsung meraih pergelangan Salma, menarik gadis itu untuk mendekat hanya dalam satu kali gerakan. Arkan menyentuh wajah Salma yang menunduk, dan mengangkatnya secara perlahan. Arkan membelalak ketika melihat wajah Salma sudah memerah, dengan air mata yang membanjiri pipi mulusnya.

"Sal...?" Arkan sedikit menunduk, mensejajarkan agar wajahnya benar-benar menghadal Salma. Arkan menatap Salma lembut, jarak mereka sangat dekat saat ini membuat napas keduanya terdengar saling berhempus walau tidak seirama.

Salma mengusap air matanya, membuang wajah ke samping dengan kasar. Sungguh, Salma benci untuk terlihat lemah di depan semua orang, sialnya kenapa harus Arkan. Kenapa harus Arkan yang sekarang menyaksikan kelemahannya. Salma mengangkat wajahnya, menatap Arkan tajam lalu menghempaskan kembali kedua tangan Arkan yang sempat ada di pundaknya.

"Salmaa!"

"Salmaaa, jawab gue!"

"Salma Aurelya, lo kenapa?!" Arkan terus mengejar Salma yang semakin berjalan menjauh dari dirinya. Arkan sedikit menunduk dengan kedua tangan yang tersimpan di lututnya, berusaha mengembalikan napasnya yang sempat tersenggal.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang