1.Menyebalkan

94 8 2
                                    

Weyyy,happy reading guyss:")

****
Kalau gak mau bikin luka jangan datang lalu pergi lagi.Karena sakitnya gak main-main.

****

"Weyy,tumben lo ngelamun?Mikirin utang lo ke Mbok Siti ya?atau mikirin doi yang gak peka-peka?Hiyaaa ngaku loo Ya"tuding Gio sambil menusuk-nusuk pipi Aya yang menggembung sebal."Ishh,Gio sok tau ah.Aya tuh lagi mikirin omongannya Bu Dias tau."

Ucapan Aya membuat Gio langsung mendudukkan diri di kursi depan,"Emang Bu Dias ngomong apaan ke lo?sampai wajah lo kusut kek kertas keinjek-injek.".Aya mengerucutkan bibirnya,"Masak Aya disuruh masuk ekskul,padahal Aya gak suka kalau waktu luang Aya jadi kebagi buat latihan ekskul.Tapi Bu Dias malah marahin Aya,gimana dong Gio?"

"Tolongin Aya,Aya gak tau harus gimana nih."rengek Aya.

"Ya tinggal masuk ekskul aja apa susahnya sih Ya.Lagian dari awal lo masuk sampe sekarang lo juga belum masuk ekskul apapun jelaslah Bu Dias marah.Lo cari ekskul yang lo minati,lo sukai dan jangan ada beban terpaksa."Gio berusaha menjelaskan tata letak permasalahan yang bisa dibilang biasa aja,emang pada dasarnya Aya aja yang agak 'kolot'dibilangin.

"YOO,DICARIIIN SENA TUHH DIDEPANN.KATANYA MAU KE KANTINN."

Teriakan Gina membuat Gio sumringah berbanding terbalik dengan muka masam Aya yang kini makin tambah jelek."Ya,lo ikut yok.Daripada pusing-pusing disini mending ikutan makan di kantin."ajak Gio.

"Enggak ah,yang ada Aya malah tambah pusing dengerin gombalan abang-abang bucin kayak Gio.Mana nanti Aya jadi kupu-kupu lagi."

"Hah? Kok kupu-kupu?".Gio menaikkan alis,seingatnya bukan kupu-kupu tapi nyamuk.Apa sudah ganti nama?."Kalau kupu-kupu kan cantik,makanya Aya ganti."

"Yaelah Ya,lo bikin gue mikir banget dah.Yaudah gue tinggal,selamat berpusing-pusing ria."

Gio melambaikan tangan dengan senyuman mengejek,membuat Aya makin majukan bibirnya."Ihh nyebelin banget sih Gio.Aya harus gimana nih?Aya coba ke mading deh, buat nyari solusi.Siapa tau ada kantong doraemon yang bisa bantuin Aya kayak di film."

***
"Ngit,lo gapapa,kan?Gimana udah dapet izin dari Bu Petra?"pertanyaan itu terjawab ketika selembaran kertas menunjukkan tanda tangan khas Bu Petra dengan pulpen pinknya.

"WEHHH,AKHIRNYAA DIBOLEHINN."

"AKHIRNYA,SETELAH SEKIAN LAMA GUYSS."

"YEYYYYY,ALHAMDULILLAH"

Semua orang yang ada diruangan bersorak gembira,bahkan ada yang naik ke atas meja sebagai pertanda bahwa mereka semua bahagia saat ini.

"Hai,guys jadi kita semua lagi pada bahagia nih.Tau nggak?Kita barusan menaklukkan Ratu ganas yang paling nyeremin sedunia,kalian kalau tau pasti bakalan takut juga.Asli no tipu-tipu------"

"Ehem,balik ke tempat masing-masing."

Semua langsung duduk anteng,Langit melangkah ke depan dan mengambil tempat di depan papan rencana,"Kalian harus gunain momen ini sebaik-baiknya.Jangan buat kecerobohan yang berakibat fatal,sedikit saja kalian membuat kesalahan,Bu Petra bakalan batalin izinnya.Sekarang kalian bisa istirahat dan nanti kumpul sepulang sekolah."

Fira,selaku sekretaris komdis mengacungkan tangan"Buat brosurnya ditempelin ke mading sekarang,Ngit?"

"Biar gue aja.Lo nanti cetak brosur buat dilaminating dan kasih ke gue pulang sekolah."

"Oke,gue duluan kalau gitu."

Ruang yang BER-AC itu meninggalkan dua orang yaitu Langit dan Arkan.Arkan yang sibuk senyum-senyum sambil memainkan jari di gadgetnya,sepertinya mangsa baru kali ini berhasil dipancing."Ngit,lo tau nggak? Masak Shella,anak kelas sepuluh polos banget.Gilakkk,mana cantik lagi.Lo pasti terpesona pas ngelihat dia,sini dah Ngit.Ngit?Langit?"

Langit menutup telinganya dengan earphone,pandangannya kosong.Hingga tepukan di bahu kanan membuatnya agak terkejut."Lo ngapain sih Ngit?Dipanggilin daritadi gak nengok,lo ada masalah lagi?"

Langit menggeleng,lalu beranjak berdiri.Membawa selembaran kertas dan kamera yang selalu ada didekatnya."Anjayy, lo mau kemana woii? "

"Mading"

"Ngit,tungguin napa."Arkan bergerak cepat,tak mau ditinggal sendirian diruangan yang cukup menyeramkan ini.Ruang Komisi Disiplin memang cukup menyimpan aura mistis,banyak kejadian di masa lalu yang membuat orang merinding saat melewati ruangan ini.Tapi dengan tegasnya Gama memilih ruangan ini untuk ruangan Komisi Disiplin karena alasan yang klasik.

Sedangkan dilain tempat,Aya masih berdiri dengan berkacak pinggang."Ihh Aya bingung.Aya masuk ke drawing club apa pramuka ya?tapi kalau masuk dua-duanya juga pasti Aya gak kuat bisa puyeng nanti ini kepala."

Mading terletak di pojok lorong yang menghubungkan ke arah kantin utama.Kantin di SMA Yesa Dharma ada 2,yaitu kantin utama dan kantin cadangan.Makanannya sama aja tapi dikantin utama lebih banyak mencuri perhatian kakak kelas yang wajahnya cakep-cakep.Sedangkan kantin cadangan lebih hening,cocok untuk yang suka suasana sepi.

"Aya makan dulu deh biar bisa mikir nanti balik lagi kesini buat ambil formulir ekskul.".

Gadis berkuncir kuda dengan pita hitam itu melangkah dengan riang,namun naasnya kakinya tak sengaja menginjak kulit pisang yang entah punya siapa."Aaaaaaaa"

"Aduhh"

Laki-laki yang berasal dari lorong kelas ipa ikut terjatuh karena terkena tubuh Aya.Keduanya terjatuh membelakangi,saling mengaduh.

"Aduhh sakittt,pinggang Aya kram nih.Bundaaa"

"Kalau jalan tuh pakek mata,jalan aja pakek acara loncat-loncat segala.Punya pikiran tuh dibuat mikir,masih untung gue yang kena kalau guru,lo mau tanggung jawab?Dasar anak manja."ucap pedas Langit yang kini sudah berdiri,tangannya membersihkan kotoran di celananya.

Aya membelalakkan matanya,jahat sekali orang yang sudah ditabraknya.Tak terima dikatain 'anak manja' Aya berusaha berdiri namun terjatuh lagi."Aaaaa haduhh kaki Aya keseleo,yang dibelakang Aya dan gak tau namanya siapa bantuin Aya berdiri dong."

Rengekan Aya membuat Langit mendengus tak peduli,hingga dorongan dari belakang membuatnya hampir terjungkal."Bantuin sono Ngit, anggep aja nambah pahala."

Langit menggeplak kepala Arkan dengan brosur yang dibawanya."Lo aja sana,ngapain nyuruh-nyuruh gue.Males bantuin anak manja."

"Kalau gue bantuin dia,nanti fans gue pada cemburu terus kabur,nanti gue gak ada fans lagi dong.Udah sana bantuin,gak kasihan apa sama tuh anak."

Melengos kesal,dengan setengah hati Langit memberikan tangannya untuk membantu Aya.Tapi bukannya tertarik berdiri,Langit malah tertarik jatuh didekat Aya.Tawa puas Aya membuat Langit paham maksud cewek yang tidak dikenalnya ini.

"Ahahahaha,kasian banget sih.Makanya jangan suka ngatain orang,kualat kan jadinya."

Aya berdiri dengan tegak dan pergi tanpa berkata apa-apa tapi tawanya masih terdengar.Langit memasang muka masam,baru kali ini ada yang berani melawan dia.Arkan yang berdiri santai juga ikut ngetawain Langit,tak habis pikir dengan nyali cewek barusan.

"Ngit,lo ngapain dah duduk disitu?Ahahaha,cewek itu berani banget ngejailin lo.Mantap gue suka cewek kayak gitu."

"Diem lo.Semua cewek juga lo suka."

Ucapan Langit membuat Arkan tersenyum merekah."Wihh bener banget,sohib termantul dah."

Langit menatap sinis Arkan lalu mengarahkan pandangan ke lorong yang dilewati gadis yang tak dikenalnya itu.

"Liat aja,gue gak bakalan tinggal diam.Tunggu pembalasan gue"

***

Weyyy,selesai juga partnya.Yang kesel sama Aya siapa nih?Aya emang gitu pecicilan anaknya susah dibilangin.

Ahahaha,gimana menurut kalian? Pilih Arkan apa Langit nih? Jawab dikomentar ya:')

Tunggu kelanjutannya ya😋

agirllovedboba

Dear Langit (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang