14. Berantem

10 1 0
                                    

Happy Reading :')

***

Namun bukan cinta yang ingin kau miliki.

Bila kau hanya main main saja.

Sudah kau buang waktu percuma.

Hati ini bukan untuk coba coba.

Cari, enyah, kau pergilah saja.

( Jangan ~ Marion Jola)

***

Sesuai konsep yang sudah dibuat, acara LDK kali ini berbeda dengan LDK sebelumnya. Karena ada acara tambahan yang membuat acara kali ini menjadi berkesan.

Disebuah tenda berwarna biru, seorang gadis bersweater coklat tampak menggoyangkan handphone nya yang tak kunjung menampilkan sinyal.

"Ishh... disini emang gak ada sinyal ya? Aya kan jadi gak bisa hubungin Ayah." gerutu Aya. Ira yang sibuk mengeluarkan snack hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Emang gak ada. Lagian nanti handphone nya juga bakalan ditumpuk. Jadi, lo mending duduk anteng sambil bantuin gue. Oke?" usul Ira yang disambut ucapan pedas Aya.

"Ogahh. Ira selesaiin aja sendiri. Aya mau cari Langit. Bayy."

"Dih, nyebelin banget tu anak. Untung gue sabar dan baik hati." puji Ira sambil membereskan isi tas ransel.

Aya keluar dari tenda dengan hati-hati, teman lainnya sibuk mempersiapkan persiapan untuk acara nanti. Hingga tatapannya terpusat pada Langit yang sedang berbincang dengan laki-laki berpakaian formal.

"LANGITTTTTT... "

Langit menatap Aya sekilas. Lalu pamit pergi menemui Aya.

"Ada apa?"

Aya menyerahkan handphone nya. "Handphone Aya gak ada sinyal. Terus Aya gimana dong kalau mau update foto, kasih berita Ayah?"

"Lo pikir gue tukang pusat jaringan. Lagian, lo niatnya ikut ini buat foto-foto? Kalau itu niat lo ikut acara ini mending lo pulang sana. Masih banyak yang pengen ikut acara ini ."

"Langit bisa gak sih, ngomong pakek nada baik-baik? Aya bela-belain ikut sampai kecelakaan tapi Langit malah marahin Aya. Mau Langit apa sih?" tanya Aya sambil menatap Langit kecewa.

"Gue anti sama orang manja, lebay sama alay kayak lo."

Perkataan pedas Langit membuat hati Aya sakit. Sesabar-sabarnya Aya dia juga bisa kehilangan kesabaran. Tangannya mengepal erat.

"Orang asing masih punya perasaan, hati yang tulus. Orang asing juga masih ngerti batasan buat ikut campur masalah orang lain. Seenggaknya orang asing lebih baik daripada Langit."

Langit menggeram marah, wajahnya memerah pertanda emosinya mulai meletus.

"Jangan pernah banding-bandingin gue sama orang asing. Lo itu gak tau apa-apa." ucapan Langit membuat Arkan langsung berlari ke arah mereka.

"Eitss udah-udahh. Kok jadi ribut gini sih? Ini lagi ada acara LDK, tapi lo berdua malah berantem. Gak malu sama yang lain?" tanya Arkan sambil melihat sekeliling.

Dear Langit (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang