8.Pengumuman

13 3 3
                                    

Happy Reading :")

***

"LANGITTT "

Aya berseru keras, lalu meraih tas dan memeluknya erat- erat. "Jangan sentuh tas Aya."

"Terserahlah, itu juga bukan urusan gue." lanjut Langit.

"Huhhh, untung Langit belum buka tas Aya. Bisa gawat kalau Langit tau ada kucing di dalam tas Aya." ujar Aya, tatapannya menatap punggung Langit yang terpapar sinar matahari."Kenapa Langit jadi dingin lagi ya? Atau ini cuma perasaan Aya?"

Langit berjalan menuju ruang BK, hendak melaporkan nama- nama murid yang terlambat."Permisi Bu."

"Silahkan masuk."

Langit berjalan menuju Bu Dias, diletakkannya sebuah buku absensi."Ini absen murid yang terlambat dan hukumannya sudah selesai."

Bu Dias mengangguk,"Terimakasih Langit, sekarang kamu bisa kembali ke kelas. Oh, iya jangan lupa LDK bakalan diadain 3 minggu lagi."

"Iya bu." ucap Langit sambil berjalan menuju kelasnya. Lorong kelas saat ini sepi, SMA Yesa Dharma berbeda dengan SMA lainnya. Selain terkenal dengan nilai non- akademis yang memukau, SMA Yesa Dharma juga terkenal dengan kedisiplinan yang ketat. Tak banyak yang memilih SMA lainnya yang lebih bebas. Namun banyak juga yang memilih masuk ke SMA Yesa Dharma karena predikatnya yang menjadikan SMA Terbaik di Bandung.

"WOIIII LANGITTT TUNGGUINN GUEE." Langit menghembuskan napas, kepalanya menengok melihat Arkan yang berlari dengan gaya yang sangat lebay."Ngapain disini? Lo mau bolos?"

"Dihh, ngawur lo. Gue tuh barusan dipanggil Bu Vira buat ngasih tugas. Lo pasti barusan ngehukum anak- anak, kan?" tanya Arkan dengan tangan yang memegang buku tugas Bu Vira."Heem."

Tanpa Arkan sadari ada satu pelanggaran yang telah dia perbuat."Kan, berhenti."

"Ha?" Arkan otomatis berhenti. Menatap Langit dengan heran."Kenapa woii?"

"Ikat pinggang lo mana?" tanya Langit. Arkan langsung mengecek ikat pinggangnya. "Loh kok nggak ada? Perasaan gue tadi udah makek dah. Suer Ngit, gue tuh udah makek tadi. Tapi kok nggak ada ya."

"Nggak usah ngeles, sana hormat di tiang bendera sampai jam ke-2".Arkan membuka mulutnya lebar- lebar,"Duhh yang bener napa Ngit, gue tuh beneran udah makek tadi. Tapi tiba-tiba gak ada. Masak gue dihukum sih."

"Emang ada hantu yang mau ngambil ikat pinggang lo?" pertanyaan sinis Langit membuat Arkan langsung terduduk lemas. Hilang udah parfum mahal gue, mana tadi udah tetes terakhir.

"Yaudah iya, nih tugasnya kasih ke anak kelas. Titip salam buat Yura, bilangin kalau Babang Arkan lagi menjalani misi penting buat dapetin Yura. Oke?"

Langit meraih buku itu dan berbalik menuju kelasnya."Ogah."

Arkan mencak- mencak dengan wajah kesal."DIHHH, SAHABAT GAK BERPERIKEBAIKAN LO LANGITTT."

"HEHHH KALAU TERIAK ITU JANGAN DISINI. LAGI PELAJARAN NIH." ucap salah satu siswi yang berada di kelas samping Arkan. Arkan melirik sebal,"Lo juga teriak kali bambang. Sok-sok an nyeramahi tapi lo sendiri gak nyadar. Iri bilang bos."

Siswi yang berkuncir tengah itu melempar penghapus ke arah Arkan yang sudah berjalan menjauh."Anak siapa sih tuh orang? Bikin gue emosi aja."

***
"Caca main- main disini ya? Aya lagi ada pelajaran soalnya, jangan ngilang nanti Aya sedih." ucap Aya sambil menurunkan kucing itu di area taman. Lalu memberikan sepotong ikan ke arah Caca, nama kucing Aya.

Meong meongg, Aya menepuk kepala Caca tiga kali. Lalu memakai tasnya lagi. "Dahhh Caca, nanti Aya kesini lagii."

Aya berjalan dengan wajah sumringah, seumur hidup baru kali ini dia merasakan bahagia karena mempunyai binatang piaraan. Dia berjanji akan menjaga dan merawat Caca dengan prosedur yang benar.

Dear Langit (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang