13. Kecelakaan

11 1 0
                                    

Happy Reading:')

***

Sarangi wanneunde.

Geudaen tteoneunde.

Gidaryeonneunde.

Deo bol suga eopdae.

Neul babocheoreom.

Heureuneun nunmuri malhae.

Annyeong ijen good bye.

(Hello, Goodbye ~ Hyorin)

***

Keesokan harinya, Aya tampak kacau. Dia lupa kalau hari ini ada acara Latihan Dasar Kemimpinan ( LDK) di Kota Bogor. Untung saja, dia sudah membereskan barang yang diperlukan jadi dia tidak terlalu kesusahan. Tapi sekarang masalahnya adalah tinggal 15 menit waktu keberangkatan.

"Mas, cepetan dong. Aya lagi ada acara nih. Keburu ditinggal sama rombongan." ucap Aya dengan nada kesal. Handphonenya mati dan dia tidak sempat untuk mengecas.

"Waduh, mbaknya yang sabar. Ini udah kecepatan maksimal. Kalau mbak ngomel mulu nanti saya gak bisa konsen." ujar pengemudi ojol. Dibelakang, Aya merapal doa supaya dia tidak terlambat.

Tapi naasnya, ditengah jalan tiba-tiba ada kucing yang lewat membuat motor itu oleng dan terseret beberapa meter. Aya yang ikut terseret, meringis menahan sakit. Bisa dia rasakan bagian tangan dan lututnya mengeluarkan cairan merah kental. Penduduk sekitar langsung menghampiri keduanya. Sang ojol langsung dilarikan ke rumah sakit.

"Ayo Mbak, saya bawa ke rumah sakit. Ini lukanya parah banget, bisa infeksi kalau enggak segera dibersihkan." kata salah satu wanita yang menutup mulut dengan rasa ngeri.

Aya meringis nyeri, ini lebih sakit daripada jatuh dari pohon. Tapi dia harus ke sekolah sekarang. "Mbak, bisa antar Aya ke SMA Yesa Dharma? Aya mohon mbak."

Sedangkan dilain tempat, Langit tampak memerhatikan jam yang sudah menunjukkan waktu 07.40. Ira yang mondar-mandir menelpon Aya, menggelengkan kepala.

"Gimana nih? Aya gak bisa dihubungin."

"Yaudah, sekarang semuanya naik. Kita berangkat se—— " ucapan Langit terpotong saat Arkan berseru heboh.

"ITU AYA DATENG GUYSSS."

Dari kejauhan terlihat Aya berjalan dengan pakaian berdecak tanah. Wanita tadi memapahnya dengan hati-hati. Ira langsung menghampiri Aya.

"Yaampun Aya lo kenapa? Kok luka-luka gini?"

"Mbaknya habis kecelakaan. Saya bawa ke rumah sakit gak mau, malah minta kesini." jelas wanita itu. Langit yang berdiri di dekat bus mendekat.

"Sekarang semua naik ke bus. Kita berangkat."

Aya mengucapkan terimakasih kepada wanita itu. Dia mencoba berjalan pelan hingga sebuah tangan membantunya untuk berjalan. Dan orang itu adalah Langit.

Hingga pada saat menaiki tangga bus, Aya meringis sakit. Benar- benar sakit. Namun bisikan iblis kejam dari belakang membuat Aya melengos kesal.

Dear Langit (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang