25. Sementara Menjauh

6 1 0
                                    

Happy Reading :')

"Kata orang, ldr adalah hal tersulit yang pernah ada. Namun dia berhasil mematahkan perkataan tersebut, karena hal yang paling sulit adalah ketika mencari permohonan maaf yang tak bertemu."

—————

Langit tertawa kecil, bajunya sudah kotor dengan berbagai warna pilox yang mewarnai seragam putih miliknya. Dia tengah bersandar di pilar lapangan basket sambil menegak air mineral.

"Hei!"

Langit melambaikan tangan. Gadis berambut pendek itu tertawa riang berjalan ke arahnya.

"Gimana kabar lo? Aya gimana?" tanya Aura, gadis yang selama ini membantu Langit untuk fokus dalam ujian. Apalagi Aura menyandang juara umum berulang kali. Jadi sudah pasti tidak akan mengecewakan.

Langit tersenyum masam, "Belum. Ya gitu-gitu aja." jawabnya tak semangat.
"Terus lo mau kuliah dimana? Atau kuliah disini?" tanya Aura sambil menekuk kakinya. Tampaknya gadis itu tengah merasa jenuh.

"Kuliah di Magelang. Lo sendiri?"

Aura menghembuskan napas, "Nggak tahu deh. Tinggal bokap nyuruh gue gimana." ujar gadis itu seraya mengangkat bahunya.

Langit menoleh, "Bokap lo masih suka nyuruh-nyuruh lo?" tanyanya dengan nada jengkel.

"Ya gitu deh. Udahlah, gak usah dibahas."

"Gimana kalau nanti lo ikut gue ke bioskop? Sekalian gitu ngerayain acara lulus ini?" Aura mengajukan usulan. Langit mengangguk, "Boleh."

"Beneran ya? Awas lo ingkar janji."

"Gue nggak akan ingkar janji, Ra. Karena janji itu harusnya ditepati bukan dilanggar." balas Langit seraya beranjak.

Aura mencekal, "Lo mau kemana?"

"Gabunglah. Mau lo dianggep introvent?"

Aura terbahak-bahak, "Mau, kalau sama lo tapi."

Secara perlahan, Aura menarik pergelangan Langit untuk bergabung dengan yang lain. Gadis itu melupakan bahwa tangan yang dipegangnya itu sudah mempunyai pasangannya.

————————

Beberapa bulan kemudian.....

"Iya, gue udah sampai. Nggak usah kenceng-kenceng kalau ngomong, gue disini nggak sendiri."

Langit menaruh beberapa tas bawaannya di dekat lemari. Mendengus kesal melihat Arkan yang berseru heboh dari balik layar. Sembari menata baju-bajunya, Langit mencoba membenarkan letak pintu yang sedikit berkarat.

"Langitt!! Woii! Lo diajak ngomong juga!"

"Apasih. Nggak lihat gue sibuk gini?" kesal Langit seraya melirik tajam Arkan yang ikut meliriknya. "Apa lo? Mau ngajak berantem." seru Langit.

Arkan membalikkan kameranya, "Ya lo sih! Makanya jadi orang jangan serius-serius amat."

"Ga jelas lo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Langit (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang