Yuna menggeram kesal ketika ia sudah lelah menghitung rumus fisika untuk tugas sekolahnya.
Gadis itu melempar pulpennya dengan asal lalu duduk di sofa. Ia meniup poninya dengan kesal sambil bersedekap dada.
"Susah banget sih anjir dasar fisika sialan! Bisa-bisanya dia bikin seorang Yuna Avrilia kesel kayak gini." gumam Yuna sambil menatap buku paket fisikanya dengan tajam. Seakan sedang melabrak buku itu.
"Gurunya juga ngeselin banget sih! Udah mau UN masih aja dikasih PR. Dikira otak gue kayak otak Albert Einstein yang cerdas banget itu apa? HIH KESEL BANGETTTTT!!!!"
Yuna meninju sofa yang didudukinya itu dengan kencang sambil berteriak frustasi.
Yuna adalah siswi SMA jurusan IPA yang benci mata pelajaran IPA.
"Kenapa sih, Yun? Teriakan lo sampe ke kamar gue anjir."
Yuna menoleh dan mendapati Hueningkai sedang menguap dan meregangkan otot tubuhnya.
Sepertinya laki-laki itu baru bangun tidur.
"Ini, kak. PR fisika gue susah banget. Padahal biasanya bisa gue kerjain."
"Emosian sih lo nya."
"Lo kalo kesini cuman buat nyeramahin gue, mending pergi deh. Kuping gue udah panas tadi diceramahin Abang Taehyun."
Hueningkai tertawa lalu mengambil posisi duduk disebelah gadis itu.
"Mana sini gue liat tugas lo. Siapa tau gue bisa bantu."
"Loh? Emang Kak Hueningkai dulunya jurusan IPA?"
"Enggak. Tapi otak gue gak dangkal banget kayak Yeonjun sama Beomgyu."
Yuna menyemburkan tawanya dengan kencang. Dia jadi teringat dengan momen dimana ia meminta bantuan Yeonjun dan Beomgyu untuk mengerjakan tugas Kimia nya. Kedua laki-laki itu malah jatuh pingsan bahkan sebelum mereka lihat soal.
"Ngakak anjir kenapa sih..." Yuna mengusap ujung matanya yang mengeluarkan air mata karena tertawa terlalu yang didalami.
Yuna menyerahkan buku paket fisika nya ke Hueningkai dan laki-laki itu pun fokus membaca dua soal yang menjadi tugas Yuna.
"Oalah, gampang ini mah..."
Hueningkai mengambil pensil Yuna dan mulai menjelaskannya pada gadis itu.
Yuna menatap wajah Hueningkai terlalu fokus sampai ia tidak sadar kalau ia tidak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Hueningkai.
"Nah, hasilnya nanti tinggal dibagi dua aja. Yaudah, dapet deh jawabannya B. Ngerti?"
Hueningkai secara otomatis menoleh ke gadis itu. Keduanya kemudian saling bertatapan.
"Kiyowo." gumam Yuna. Hueningkai mengerjapkan kedua matanya lalu mengalihkan tatapannya ke arah yang lain.
"Ngomong apa tadi, Yun?" tanya Hueningkai sambil mengernyitkan keningnya. Mendengar itu, Yuna dengan segera menggelengkan kepalanya. "Enggak, bukan apa-apa."
Hueningkai menganggukkan kepalanya sembari terus memasang ekspresi wajahnya yang biasa saja.
Padahal dalam hati, laki-laki itu terus memaki dirinya sendiri karena keblabasan menatap Yuna sebegitu intensnya.
"Hueningkai goblok. Kenapa gabisa jaga mata banget sih."
Ah satu hal lagi, jantung Hueningkai berdebar dengan cepat kala Yuna menggumamkan "kiyowo." tadi. Walaupun ia tidak mengerti dengan Bahasa Korea, tapi ia tahu dengan jelas apa arti dari kata 'kiyowo' itu.
"Kiyowo itu maksudnya menggemaskan atau lucu. Biasanya sih kalo di drakor tuh sering muncul kalo aktor atau aktrisnya bikin lawan mainnya terpana dengan visual mereka. Atau bisa diomongin kalo salah satu dari mereka ngelakuin hal lucu gitu." jelas Ryujin pada Hueningkai. Laki-laki itu akhirnya memberanikan diri untuk bertanya apa arti dari beberapa kosakata Bahasa Korea pada sang kakak.
"Maksudnya apa coba." gumam Hueningkai dengan pelan.
"Hah? Kenapa?"
Hueningkai menoleh ke Yuna lalu menggelengkan kepalanya. Kemudian ia mengambil lagi buku paket dan pensil yang sempat ia taruh di pahanya.
"Jadi, hasilnya ini nanti dibagi dua dulu. Kalo udah, hasil akhirnya itu ada di opsi B."
"Kenapa dibagi dua?"
"Kenapa dibagi dua? Ya karena udah dari sana lah, Yun. Nanya lagi."
"Kalo cinta kakak? Dibagi dua, gak?"
"Uhuk."
Yuna terkejut dan dengan spontan memukul punggung Hueningkai beberapa kali.
"Kok nanya gitu?" tanya Hueningkai setelah selesai menenangkan dirinya yang saat ini sedang jedag-jedug.
"Aku suka sama Kak Hueningkai. Kakak suka sama aku, gak?"
Laki-laki itu terdiam. Detak jantungnya semakin tidak beraturan.
Maksudnya Yuna confess tiba-tiba gitu apa coba?!
"Kamal suka Yuna. Kalo Yuna sendiri?"
Sial, Hueningkai membalikkan confessnya gadis itu membuat Yuna mengerucutkan bibirnya.
"Tadi kan Yuna udah bilang kalo Yuna suka sama Kak Kamal."
"Oh bagus dong. Kita sama-sama suka, jadian langsung mau gak?"
"Apa-apaan nembak kayak gini, kak? Walau gue suka sama lo, tapi gue lebih seneng kalo lo confess nya romantis."
Telak. Hueningkai terdiam mendengar ucapan Yuna. Gadis itu menolehkan pandangannya ke TV.
"Gue masih SMA, jadi wajar kalo gue ngarep ada cowok yang nembak gue dengan romantis. Tapi kalo kakak gasuka, bisa kok ubah rasa suka kakak dari aku ke Wonyoung."
Hueningkai mengernyitkan alisnya. Hah? Kenapa teman sekelas sejurusannya disebut gadis itu?
"Kenapa jadi Wonyoung?"
"Kak Hueningkai nih ya, udah gak romantis, gak peka lagi. Dahlah, Yuna jadi sensi kan sekarang."
Yuna membereskan buku dan peralatan tulisnya kemudian berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Hueningkai yang masih bingung dengan ucapannya.
"Kenapa jadi Wonyoung sih, anjir?"
ITZY bakal perform di WIB Tokopedia dong😭 Mau liat mereka ngomong bahasa indonesia kek gimana ya...
Semoga bulan depan, Tokped datengin TXT yaa. Aminnnn🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] H O M E S T A Y
FanfictionRumah mewah✔ Fasilitas lengkap✔ Pemilik rumah baik✔ Penghuninya berakhlak❌ □□□ 『❝ꜱᴛᴀʏ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ, ᴄᴀᴜꜱᴇ ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴍʏ ʜᴏᴍᴇ.❞』 Homestay membuat mereka mengerti apa arti dari persahabatan yang sesungguhnya. ○○○ | WARNING⚠ | 1. Banyak kata-kata kasar & non-ba...