Chapter 20 - Perasaan Khawatir

1.1K 202 8
                                    

Yeji membawa nampan yang diatasnya ada semangkuk bubur, segelas air hangat, dan dua kapsul obat untuk kembarannya, Hyunjin.

Gadis itu membuka pintu kamar Hyunjin dengan sedikit kesulitan. Lalu ia masuk ke kamar dan menutup pintunya. Menaruh nampan diatas nakas lalu menepuk pipi Hyunjin guna membangunkan kembarannya itu.

"Hyunjin~~~ Bangun dulu, nih gue ada bikinin bubur. Bikin sendiri loh... Masa sih lo mau nolak masakan kembaran lo sendiri." ujar Yeji sembari mencolek-colek pipi dan hidung laki-laki itu.

Namun, sama sekali tidak ada pergerakan. Dan itu membuat Yeji khawatir. Gadis itu mengambil ponselnya dari kantung piyamanya dan menelepon kekasihnya, Yeonjun.

"Halo? Ada apa, Yeji?"

"YEONJUN! HYUNJIN..."

"Hah? Hyunjin kenapa?"

Yeonjun yang baru saja bangun tidur itu terkejut mendengar teriakan Yeji yang disertai isak tangis dari gadisnya.

"Hyunjin gak bangun-bangun, Jun... Aku khawatir ada apa-apa sama dia. Dateng kesini, please..."

"Oke oke, aku bakal ke rumah kamu sekarang. Jangan panik. Coba bangunin Hyunjin pake cara kamu biasa bangunin dia. Ok? Jangan panik. Kalo masih gabisa, telpon Papi Agust atau Mami Jennie. Aku otw sekarang."

Yeji menganggukkan kepalanya walau ia tahu kekasihnya tidak akan bisa melihatnya. Ia menutup panggilan lalu kembali membangunkan Hyunjin.

"Hyunjin, ih! Gak lucu anjing kalo sampe lo ngeprank gue!" ujar Yeji. Gadis itu bahkan sudah menyipratkan air yang ia ambil dari kamar mandi ke Hyunjin. Tapi, laki-laki itu masih tidak bangun.

Karena kekhawatirannya sudah di puncak, ia menelepon dokter pribadi keluarganya. Menceritakan secara singkat hingga sang dokter bilang akan langsung datang ke rumahnya.

"Sepertinya tadi subuh ia sempat terbangun untuk ke kamar mandi lalu pingsan saat sudah di kasur. Pikirannya jangan terlalu dipaksa bekerja, karena ia sangat memerlukan istirahat yang cukup. Jangan lupa buat ingatkan dia minum obat yang saya kasih sekarang."

Yeonjun dan Yeji menganggukkan kepalanya mendengarkan penjelasan dari dokter pribadi itu.

Setelahnya, Yeonjun menemani sang dokter berjalan keluar rumah hingga mobil dokter itu meninggalkan rumah Keluarga Agust.

Lalu, Yeonjun menghampiri Yeji setelah selesai mengunci pintu rumah. Ia menatap kekasihnya yang masih terisak sambil memegang tangan Hyunjin.

Yeonjun sangat tahu betapa sayangnya dua anak kembar itu. Walau keduanya sering bertengkar hanya karena masalah sepele, tetapi ikatan keduanya sangat kuat. Di saat Yeji sakit, Hyunjin merawat gadis itu sampai sembuh. Di saat Hyunjin sakit, Yeji merawat laki-laki itu sampai sembuh pula.

Bahkan saat Papi Agust marah besar pada Hyunjin, Yeji menangis sampai tidak bisa tidur tenang karena khawatir dengan keadaan kembarannya yang dikurung sang papi di kamarnya selama sehari.

Ponsel laki-laki itu juga disita agar tidak bisa berhubungan dengan Somi. Para ayah juga setuju untuk mengawasi pergaulan anak-anak Homestay agar kejadian Hyunjin dan Somi ini tidak terulang.

"Hyunjin jahat banget sama gue. Masa lo gak mau bangun, sih? Gue udah bikinin bubur buat lo nih. Ayo cepet bangun..."

Yeonjun melihat kekasihnya kembali terisak. Ia berjalan menuju Yeji dan memeluk gadis itu dengan lembut. Mengusap bahu gadis itu guna menenangkannya.

"Kamu jangan nangis terus... Kasian Hyunjin nanti pas udah sadar malah khawatir liat wajah kembarannya bengkak gini." ujar Yeonjun membuat Yeji dengan segera mengusap air matanya.

[✅] H O M E S T A YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang