Chapter 19 - Pengakuan dan Patah Hati

1.1K 210 30
                                    

Jangan lupa vote dan komennya, uri chingu><

Jangan lupa vote dan komennya, uri chingu><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh? Coca-cola nya mana, bego?"

Jaemin yang bokongnya baru saja menyentuh sofa langsung menatap Ryujin dengan tajam.

"Apa lagi anjing? Itu kan udah ada fanta."

"Gak mau! Gue gak suka fanta, sukanya Beomgyu."

"Dih. Dasar bego. Tadi aja nangis gara-gara dia sekarang malah kek bocah ingusan baru jatuh cinta."

"Jaemin bacot. Cepet ambil sana coca-cola nya di kulkas, sekalian es batunya, ya. Atau gue lapor ke Bunda Sana nih..."

Jaemin menoyor kepala Ryujin sebentar lalu beranjak dari posisi duduknya. Berjalan menuju dapur untuk mengambil apa yang Ryujin inginkan.

Ryujin yang melihat ekspresi kesal Jaemin terus tertawa. Bahkan saat ia memakan chiki, ia masih tertawa.

Ryujin dan selera humornya yang rendah.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk aja kali, Jae. Ngapain pake acara ketok-ketok segala."

Pintu home-theater terbuka. Ryujin menoleh dan mendapati Minju sedang berjalan menuju arahnya.

Minju tersenyum kikuk. "Hai, Ryu. Gue boleh ngomong bentar, gak?"

Ryujin tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Ia menepuk sisi sofa sebelahnya yang kosong, meminta Minju untuk duduk disampingnya.

"Ada apa, Ju?"

Minju menjilat bibir bawahnya dan menatap meja kecil depannya dengan bingung.

"Gue mau jujur tentang sesuatu. Tapi... lo jangan sakit hati, ya?"

Ryujin mengernyitkan kening mendengar ucapan Minju. Kemudian, ia menganggukkan kepalanya. "Oke. Santai aja."

"Gue suka Jaemin, Ryu..."

Ryujin dan Minju sama-sama terdiam. Keduanya terjebak di pemikiran mereka sendiri.

"Ya terus kenapa?" tanya Ryujin. Ia bingung dengan Minju yang menyuruhnya untuk tidak sakit hati setelah ia mengatakan sesuatu yang jujur. Tapi... apa yang membuatnya sakit hati?

"Lo... bukannya suka sama Jaemin?" tanya Minju balik dengan hati-hati.

Mendengarnya, Ryujin tertawa. Ia mengelap sudut matanya yang berair. "KENAPA SIH ANJIR... Mana ada gue suka sama Jaemin, Ju."

Minju menatap Ryujin dengan tidak yakin.

"Lo yakin? Selama ini lo kan deket banget sama Jaemin. Gue takut lo gasuka sama gue karna gue suka Jaemin, Ryu..."

Ryujin tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Kagak kok. Gue gak suka sama Jaemin. Dia udah kayak sahabat gue sendiri jadi kami deket. Lo jangan salah paham, ya..."

[✅] H O M E S T A YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang