Chapter -10- Masa SMA?

2.6K 468 104
                                    

yang baca sih banyak, tapi kenapa nggak sebanding sama yang voment ya?

kasih vote+comment dong, biar makin semangat nulisnya, jangan siders mulu, syedih akutu

skip

happy reading💜

****

"Jimmy?" ucap Sooya dan Lisa bersamaan.

Diiringi senyum sumringah dari lelaki bernama Jimmy itu. Bibir penuhnya melengkung indah, membuat kedua matanya menyipit menyerupai bulan sabit. Seksi dan imut di waktu bersamaan. Tak heran kalau Jimmy menjadi idola di kampus. Lelaki itu melangkah, membuat lift kembali tertutup.

"Nggak nyangka banget ketemu lo disini, Jim," ucap Lisa berhambur ke pelukan Jimmy. Sebenarnya Sooya juga ingin, tapi sekarang ia tengah menjaga diri.

"Lo nggak mau ikutan peluk gue gitu, Soo?" tanya Jimmy sambil mengelus punggung Lisa.

"Physical distancing." Sungguh, Sooya ingin sekali iku berpelukan dengan Lisa dan Jimmy. Mereka berteman sejak SMA, membentuk sebuah squad sampai akhirnya sedekat ini. Bahkan sampai ke bangku kuliah pun mereka masih bersama, hanya Rasya yang tengah menempuh beasiswanya.

Lisa mengurai pelukan. "Gimana keadaan kampus sekarang?"

"Tenang. Karena nggak ada kalian berdua!" Jimmy terkekeh.

"Sialan lo!" seloroh Sooya.

"Bilang aja lo kesepian nggak ada kita," sahut Lisa.

"Kepedean lo anjir! Yang ada gue tentram nggak ada kalian. Seenggaknya gue nggak keluar duit buat ke dokter THT."

"An, Jim!"

Jimmy malah mengangguk. "Yeah, that's my name."

"Bego kok dipelihara." Lisa mencibir.

"Jangan asal ngomong, sebelum lo tau alasan gue kesini." Jimmy membenarkan kerahnya, bergaya di hadapan kedua gadis cantik ini.

"Palingan lo gabut," tebak Sooya, asal.

"Salah. Gue mau ketemu saingan gue."

"Saingan lo? Siapa?" tanya Lisa.

Jimmy menyunggingkan senyum miringnya. Menatap dimana Varrel tengah berjalan santai ke arah mereka sambil kedua tangan yang dimasukkan saku celana.

"Hey stupid!" panggil Jimmy membuat Varrel menoleh.

Sooya menelan ludah dengan mata yang terbelalak. Sementara Lisa memukul lengan Jimmy.

"Gila lo?!" bisik Lisa.

Varrel mengangkat dagunya menghampiri mereka. Matanya menatap nyalang Jimmy. Tak menampik juga kalau ia sedang melirik Sooya melalui ekor matanya.

"Long time no see!" Wajah tengil Jimmy minta ditampol. Sedangkan Varrel menanggapinya santai.

"Ya, terakhir kali gue kalahin lo di arena balap," balas Varrel mengingat masa lalu mereka.

"Bagian itu, nggak usah diingetin goblok!"

"Dan si goblok yang lo maksud adalah CEO disini." Baritone-nya yang tenang, datar tapi savage.

Sooya terdiam, mencoba memahami keadaan. "Tunggu, kalian saling kenal?"

Lisa menyenggol lengan Sooya dengan sikunya. "Sopan dikit sama atasan," bisiknya. Namun Sooya malah membalas dengan tatapan seperti 'bodoamat'.

"Dia rival saya. Dari dulu, sampai sekarang." Mata elang Varrel menatap tajam Jimmy.

"Kebanyakan bacot lo! Buruan napa rapatnya, biar gue cepet balik. Sumpek gue ngerasain aura mistis disini," ucap Jimmy.

✔[1]. Love Me, Hurt Me Too Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang