Tring ...
Sooya meraba sekitar mencari keberadaan ponselnya, ada sebuah panggilan masuk. "Halo?"
"Kamu dimana?"
"Saya di rumah sakit."
"Bisa ke kantor sekarang? Saya mau klarifikasi soal rumor kamu sama saya."
Wanita itu tersenyum tipis, sedikit merasa tenang karena sebentar lagi mungkin keadaan akan membaik. Mungkin ...
"Bisa, Pak. Saya kesana setelah ini."
Tut. Sambungan diputuskan secara sepihak oleh Sooya.
"Siapa, Soo?" tanya Lisa.
"Varrel. Dia suruh gue ke kantor buat klarifikasi hubungan kita."
Jimmy dan Lisa tersenyum mendengarnya. "Syukur deh, gue yakin cewek yang bully lo tadi bakalan kicep waktu tahu kalau lo istrinya Pak Varrel," ucap Lisa.
"I hope so."
"Tapi kenapa lo manggil Varrel 'Pak' sih, Soo? Kan lo istrinya, panggil sayang gitu," goda Jimmy.
"Nggak apa-apa sih. Gue kebawa aja karena sering manggil dia Pak di kantor."
"Untung aja lo juga nggak kebawa manggil Pak Varrel 'Mas' di kantor." Lisa berkelakar. Yang dibalas kekehan kecil dari Sooya dan Jimmy.
"Udah, anterin gue balik ke kantor yuk." Sooya menurunkan dirinya dari atas brankar rumah sakit, berpegangan pada Jimmy.
****
Keadaan aula sudah dipenuhi seluruh pegawai Vante Corps, suara gaduh mulai memenuhi seisi ruang bernuansa putih itu.
"Gue baru sadar kalau pegawainya Pak Varrel sebuanyak ini," celetuk Lisa.
"Jelas, kan perusahaan gabungan," balas Jimmy.
"Kok gue deg degan ya." Sooya memegangi dadanya yang berdebar.
"Tenang, Soo. Habis ini status lo nggak bakal jadi masalah lagi, ya?"
Sooya menghela, semoga saja ucapan Lisa benar. "Ya."
"Tapi kok ada dia juga sih?" Lisa menyipitkan mata melihat ke arah panggung, dimana Irene tengah berbincang dengan Varrel.
"Semoga dia nggak buat masalah lagi," gumam Sooya mengikuti arah pandang Lisa.
"Kebaikan selalu menyertai orang-orang baik, Soo. Good luck!" Jimmy tersenyum manis memberi semangat pada sahabatnya.
"Oke."
Kemudian Sooya melangkah, naik ke atas panggung. Diiringi dengan bisikan yang saling bersahut antar pegawai, namun Sooya tak memperdulikan itu. Ia melempar senyum kepada Varrel yang juga dibalas oleh lelaki itu.
"Baik, karena semuanya sudah berkumpul saya akan memulainya." Varrel memulai speech. Bersamaan dengan itu, Sooya sempat melirik Irene yang tersenyum licik padanya. Entah apa lagi yang perempuan itu rencanakan padanya.
"Menindaklanjuti soal rumor dan kasus bullying yang menimpa salah satu pegawai magang saya, saya akan menindak tegas pada pelaku yang memulai perundungan Ayana."
"Saudari Salma dan Hilda, silahkan kemasi barang dan pergi dari kantor saya sekarang juga. Saya tidak bisa menerima orang yang tidak paham etika dan sopan santun."
Dihadapan semua orang Varrel memecat kedua karyawatinya yang tadi memulai pembullyan Sooya. Membuat kedua orang yang namanya disebut kini harus tertunduk malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔[1]. Love Me, Hurt Me Too
Fanfic[c o m p l e t e d] genre : perjodohan-romance Seseorang mengatakan kalau cinta ada karena terbiasa, Sooya berhasil mewujudkan itu. Sebuah perjodohan antar perusahaan yang membuatnya terjebak dengan seorang CEO yang mengacaukan seluruh hidupnya. Var...