author note:
part ini dilabeli 16+****
"Kita bisa mulai sekarang, Sooya." Satu tangannya yang bebas, kini mengelus rahang istrinya. Ibu jarinya mengusap lembut bibir ranum itu, sedikit membuka. Wajahnya kian mendekat dengan bibir yang siap melumat.
Wanita itu masih meronta. Sayang, ia kalah telak dengan Varrel yang lebih menguasainya. Sambil mengatur nafas, Sooya memejamkan mata.
Ding Dong!
Membuka mata, Sooya reflek mendorong Varrel hingga menjauh darinya. Nafasnya terengah karena terlalu lama menahan nafas. Buru-buru ia membuka pintu dan keluar. Namun, Varrel lebih dulu mencekal tangannya.
"Biar saya aja." Sooya menoleh. "Kamu nggak mungkin 'kan sambut tamu pakai bathrobe kaya gini?"
Ah, Sooya kembali berfikir positif. "Oke."
Varrel keluar dengan Sooya yang mengikutinya di belakang. Wanita itu ke kamarnya untuk mengganti pakaian, sementara Varrel membukakan pintu.
"Mama?" Sosok wanita setengah tua itu tersenyum dan langsung berhambur memeluk putranya. Yang dibalas pelukan lembut dari Varrel.
"Mama kangen sama kamu, Nak," ucap Mama di sela pelukannya.
"El juga kangen sama Mama." Mereka mengurai pelukan, dilanjutkan dengan Varrel yang mencium kening mamanya. "Ada perlu apa, Ma?"
Mama menggeleng. "Nggak ada. Cuma pengen lihat keadaan aja."
"Istri kamu mana, El?" tanya Mama, mengedarkan pandangan.
"Abis mandi, lagi ganti baju," jawab Varrel. "Duduk dulu, Ma."
Lelaki itu merangkul bahu Mama, menggiringnya untuk duduk di sofa. "Mama sama siapa kesini? Papa nggak ikut?"
"Mama sendirian. Papa kamu mana ada waktu kalau udah kencan sama pekerjaan." Meski sudah pensiun, sosok Hendra Prabaswara adalah orang yang gila kerja.
Varrel terkekeh. Bersamaan dengan itu, Sooya keluar dari kamar dan langsung sumringah menyambut kedatangan Sang mertua.
"Mama?" Kakinya melangkah menghampiri Soraya, tersenyum lebar kemudian menyalimi Mama mertuanya. "Mama apa kabar?"
Mama pun tak kalah senangnya bertemu menantu. "Sehat, Nak. Kamu gimana kabarnya?"
"Baik juga, Ma." Sooya tersenyum manis sampai matanya membentuk lengkungan.
"Gimana sekarang? Udah berhasil?"
Raut wajah Sooya berubah tegang. Matanya menatap Varrel yang malah menatapnya balik. Keduanya sama bingungnya saat hendak menjawab. Bagaimana mau hamil kalau melakukannya saja belum pernah?
"Eum ... Doain aja, Ma," jawab Sooya canggung.
"Lagian juga baru dua minggu, Ma. Mana bisa secepat itu?" Varrel menambahi. Membuat Sooya diam-diam bersyukur dalam hati.
"Iya juga." Mama terkekeh.
"Kalian nggak ada masalah 'kan?" Sooya dan Varrel sama sama terdiam. "Mama tuh khawatir sama kalian. Karena sifat perjodohan ini yang terlalu memaksa, Mama takut kalian kenapa-napa."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔[1]. Love Me, Hurt Me Too
Fanfic[c o m p l e t e d] genre : perjodohan-romance Seseorang mengatakan kalau cinta ada karena terbiasa, Sooya berhasil mewujudkan itu. Sebuah perjodohan antar perusahaan yang membuatnya terjebak dengan seorang CEO yang mengacaukan seluruh hidupnya. Var...