Chapter -36- What's Going On?

3.1K 383 39
                                    

sebelumnya aku mau ucapin makasih banyak buat kalian yang udah mau baca, siders pun udah cukup:)

juga special thanks buat yang mau vote, comment, dan ramein notifku( ˘ ³˘)♥

pokoknya love banyak-banyak buat kalian yang pantengin cerita ini dari awal sampai akhir

so, let's enjoy this last part💜

****

Bunyi lonceng toko bunga itu terdengar nyaring bersamaan dengan Varrel yang merangkul bahu istrinya, menuntun Sooya yang mulai kesulitan berjalan karena perutnya yang mulai membesar, sambil memegang sebuket bunga daisy warna soft pink di tangannya yang bebas.

"Kita mau kemana sih, Mas?" tanya Sooya sambil memegangi punggungnya yang kerap pegal.

"Menemui seseorang."

"Siapa?"

"Rahasia. Semalem dia datang di mimpi aku. Katanya pengen banget ketemu kakak iparnya." Lelaki itu mencolek hidung bangir wanitanya.

Alis Sooya mengerut dalam, mencermati ucapan Sang suami. Laki-laki itu bilang ada seseorang yang sangat ingin menemuinya, tapi kenapa langkah Varrel menggiringnya ke tempat pemakaman?

Bukan tempat pemakaman biasa, itu dikhususkan untuk keluarga konglomerat. Dilihat dari tempatnya yang memadai dan juga terawat, Sooya bisa menebak kalau biaya bulanannya tidak murah.

Langkah mereka terhenti pada sebuah makam, dengan foto gadis kecil nan manis terpajang di atas nisan yang dikelilingi bunga daisy berwarna-warni.

_____________________________
Vellicia Kath Prabaswara
binti
Hendrawan Prabaswara
Lahir : 12 November 1999
Wafat : 23 April 2011
______________________________

Varrel meletakkan bunga yang dipegangnya ke dekat nisan, menambah koleksi bunga yang menghiasi nisan marmer itu.

"Dㅡdia ... ?"

"Ya, dia adik kita. Namanya Velli." Varrel berjongkok untuk mengusap lembut nisan itu, menyampaikan rindu yang sukar untuk bertemu kembali. Lelaki itu mengusap sudut matanya yang hendak menitik.

"Ah, kamu jangan jongkok," cegahnya saat Sooya mau ikut berjongkok di sebelahnya, membuat perempuan itu menegakkan tubuhnya kembali. Ia bangkit lalu mengambilkan kursi plastik yang memang disediakan disana lalu mempersilakan Sang istri untuk duduk.

Hati Sooya menghangat, ini masuk pertengahan bulan ke-7 kehamilannya. Dan selama itu juga Varrel meningkatkan perhatian atasnya, tak pernah sekalipun laki-laki itu mengabaikannya, tak lagi seperti dulu.

Varrel menghela nafas panjang, lalu menjelaskan kepada Sooya terkait meninggalnya Sang adik. "Velli mirip banget sama kamu. Dia cantik, periang, dan juga lucu. Orangnya selalu merhatiin orang lain, tapi nggak peduli sama dirinya sendiri. Sayangnya, Velli sulit terbuka tentang masalahnya. Berusaha untuk terlihat kuat seakan semua bisa dia atasi sendiri."

"Sampai akhirnya dia divonis mengidap leukemia stadium akhir dan keluarga kita baru tahu ... " Varrel memejamkan mata, terlalu sesak kalau ia mengingatnya kembali. "Setelah dia muntah darah dan meninggal."

Hati Sooya mencelos seketika, ia bisa merasakan perasaan Velli saat itu. Gadis itu terlalu takut menyampaikan apa yang dialami, karena tak mau membuat orang terdekatnya khawatir.

"Udah, Mas. Kalau emang terlalu berat, nggak usah diceritain lagi." Sooya mengulurkan tangan untuk mengelus bahu Varrel yang kini tengah tertunduk menyembunyikan air matanya yang jatuh. Menunjukkan betapa sayangnya seorang kakak pada adiknya.

✔[1]. Love Me, Hurt Me Too Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang