Menjadi karyawan magang mungkin sedikit melelahkan. Hal itu juga yang saat ini dialami Ayana Sooyanadira. Baginya, menjadi karyawan magang hanyalah embel-embel dari suruhan para senior kantor. Tapi bagaimanapun juga Sooya harus melakukannya untuk laporan magang yang menjadi syarat kelulusan kuliahnya.
Sooya meregangkan otot lehernya yang terasa tegang karena terus menghadap laptopnya. Baru saja ia menyelesaikan jurnal pengeluaran yang ditugaskan.
"Sooya, bisa minta tolong fotokopiin ini nggak? Kerjaan gue lagi nggak bisa ditinggal ini," suruh Jennie. Salah satu senior di kantor, kepala bagian keuangan di kantor ini.
Sooya menggigit bibir bawahnya, ini melelahkan. Yang ia mau hanyalah istirahat tapi ia juga tidak enak menolak suruhan Jennie.
"Em, iya mbak. Rangkap berapa?" tanya Sooya sesopan mungkin, walau itu bukanlah imagenya.
"Masing-masing dua ya?" ucap Jennie seraya menyodorkan beberapa lembar berkas yang selesai di print.
Sooya menerima berkas itu sambil tersenyum seadanya, mengangguk kecip meski dalam hati sebenarnya tidak ikhlas. Kakinya melangkah hendak pergi keluar ruangan, namun diurungkan karena suara Lisa yang mengintrupsi.
"Soo?" panggil Lisa, yang merupakan teman satu kampusnya sekaligus teman magangnya.
"Sekalian minta tolong mintain tandatangan ke presdir boleh ya?" pinta Lisa.
"Lo mau ngapain emang? Kenapa nggak minta sendiri?" tanya Sooya balik dengan nada yang kurang bersahabat.
Lisa menggaruk kepala belakangnya sambil nyengir. "Hari ini presdir nggak masuk dan digantiin sama anaknya. Rose bilang dia galak, ngeri, Soo, ngeri," ucap Lisa bergidik takut.
"Bilang aja mager," gumam Sooya.
"Nggak mager! Beneran, gue takut Soo," balas Lisa.
"Cantik doang, punya nyali nggak dipake," sindir Sooya setengah bercanda.
Lisa terkekeh. "Sebenernya nyali gue gede, Soo. Segede gaban malah. Tapi kalau berurusan sama presdir tiba-tiba langsung ciut."
"Kebanyakan ceriwis lo, buruan sini berkas yang mau ditandatangani!" Sooya mengulurkan tangan meminta berkas itu dari Lisa.
Lisa cepat-cepat mengambil selembar berkasnya dan menyerahkannya ke Sooya. "Nih."
"Tapi nggak gratis. Pulang nanti lo harus traktir gue seblak di depan," ucap Sooya sambil berlalu membawa berkas-berkasnya tanpa menunggu jawaban dari Lisa.
"Lah nggak bisa gitu dong! Dompet gue kritis nih!" protes Lisa.
"Sooya! Sooya!" Gadis berponi itu terus memanggil, namun sama sekali tidak dihiraukan oleh Sooya.
"Aish!" Lisa menjambak rambutnya frustasi.
****
"Sooya tolong ambilin tinta di tata usaha dong."
"Sooya printernya rusak, tolong minta diberesin ya."
"Sooya anterin ini ke bagian administrasi ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔[1]. Love Me, Hurt Me Too
Hayran Kurgu[c o m p l e t e d] genre : perjodohan-romance Seseorang mengatakan kalau cinta ada karena terbiasa, Sooya berhasil mewujudkan itu. Sebuah perjodohan antar perusahaan yang membuatnya terjebak dengan seorang CEO yang mengacaukan seluruh hidupnya. Var...