Shattered - Huang Renjun.
Chapter 18: Phone Call.
•-•-•
Sepulangnya dari rumah sakit, Renjun langsung masuk ke dalam kamarnya dan membanting tubuhnya di ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan kosong.
Ruangan itu terasa sunyi dan juga gelap. Lampu penerangan sengaja tak ia nyalakan, langit di luar pun sudah menunjukkan warna oranye gelap khas senja.
Ia melirik ponsel di sebelah tubuhnya lalu membuka layar utama. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 sore.
Waktunya ia berangkat menuju tempat lesnya.
Renjun menghela napasnya berat. Kemudian pemuda itu bangun dari ranjangnya dan bersiap-siap untuk berganti pakaian.
Namun ketika hendak melangkah, Renjun mengernyitkan dahinya saat melihat tetesan cairan merah di lantai kamarnya.
Dalam sekejap, ia langsung menyentuh sekitar bagian atas bibirnya beriiringan dengan lengannya yang meraih-raih tisu di meja nakas.
Baru saja ia akan menyumpal tisu itu di hidungnya, gerakannya terhenti saat suara gadis itu terlintas di pikirannya.
"Nunduk, Jun."
Alhasil, tanpa ia sadari, Renjun menunduk dan membersihkan semua cairan merah pekat itu di hidungnya.
Ia bahkan ikut memijat pelan batang hidungnya agar menghentikan darah itu mengalir keluar.
Persis seperti yang dilakukan gadis itu padanya.
Ketika sudah selesai, Renjun lantas terdiam cukup lama dengan tisu yang masih menyumbat salah satu hidungnya.
Renjun menatap lantai kamarnya dengan nanar.
Kenapa.. Rasanya sangat kosong?
Kenapa.. Renjun merasa tidak pernah puas dengan segala pencapaiannya?
Dan kenapa.. Wajah gadis itu yang kini muncul di pikirannya?
Renjun mengusak wajahnya frustasi. Tak lama atensinya teralihkan kepada sebuah tas hitam sedang yang terlihat asing berada di sudut ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] Shattered › Renjun ✅
Fanfiction[Sequel of Addict] "𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒏𝒐𝒕 𝒎𝒆𝒆𝒕 𝒂𝒈𝒂𝒊𝒏. 𝑬𝒗𝒆𝒏 𝒊𝒏 𝒂𝒏𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒍𝒊𝒇𝒆." Rika ingat kapan terakhir kali mereka bertanya tentang keputusannya untuk melepas atau bertahan. Dan jawabannya sudah jelas, demikian dengan hatinya ya...