Shattered — Huang Renjun.
Chapter 18 : About Renjun.
•-•-•
"Minggu depan acara sekolah si Renjun ada nyanyi solo buat penutupannya. Lo udah tau?"
Rika mengangguk kecil sembari menyuapkan sesendok kuah seblak ke mulutnya. "Tau. Dikasih tau Jeno."
Jina memicingkan matanya menatap Rika di hadapannya. Kemudian menghela napas. "Renjun nyariin lo tadi. Cuma nanya lo masuk apa nggak, abis itu dia langsung pergi."
Gadis itu berdehem kecil dan menatap Jina dengan tanda tanya. "Oh ya?"
"Ini mah beneran dia yang mutusin anjir! Liat aja dia kayak nggak ada bebannya sama sekali!" sahut Nara yang duduk bersama mereka, mendorong-dorong bahu Rika.
"Emang siapa yang bilang dia mutusin gue?!"
"Ya abisnya lo 'kan yang paling bucin sama dia. Aneh kalo lo yang mutusin," Nara terdiam sebentar. "Tapi emang dia yang brengsek, sih. Bikin lo nunggu dan berharap terus. Keputusan bagus lo berhenti pertahanin dia."
Jina memperhatikan gerak-gerik Rika yang masih asik dengan semangkuk seblaknya. "Tapi, Nar. Lo 'kan tau si Renjun juga ada masalah. Wajar aja kalo dia jadi sibuk sama urusan lain. Lagian dia aja harus fokus sama OSIS dan belajar."
Nara memutar bola matanya malas. "Tapi nggak harus diemin Rika terus dong. Dia pacarnya. Apa dia nggak berhak buat tau? Seenggaknya kasih kabar!"
"Cuma pacar, bukan bini."
"Kok lo jadi nyolot sih, sat?!"
"Gue ngomong fakta, teman bangsatku!"
"Astaghfirullah kalian ini berdosa banget!"
Jina mengusap wajahnya kasar, menatap jengah ke arah Rika yang memasang wajah jenakanya, "Gak usah pura-pura, Rik. Gue jijik liatnya."
"Jangan sampe ini kuah seblak singgah di muka lo, ya," ancamnya dengan menunjuk-nunjuk Jina menggunakan sendok.
"Gue tau pura-pura itu berat. Lo nggak usah pura-pura baik-baik aja karena nggak bisa deket lagi sama dia. Gue nggak akan tanya lo sekarang baik-baik aja atau nggak, karena mata lo itu selalu minta di kasihanin sama gue. Sendu, selalu begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] Shattered › Renjun ✅
Fanfiction[Sequel of Addict] "𝑳𝒆𝒕'𝒔 𝒏𝒐𝒕 𝒎𝒆𝒆𝒕 𝒂𝒈𝒂𝒊𝒏. 𝑬𝒗𝒆𝒏 𝒊𝒏 𝒂𝒏𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒍𝒊𝒇𝒆." Rika ingat kapan terakhir kali mereka bertanya tentang keputusannya untuk melepas atau bertahan. Dan jawabannya sudah jelas, demikian dengan hatinya ya...