14|Saksi|

14 2 2
                                    

"Halo..."

Edloss tengah menghubungi seorang rekan satu Sekolah Minor-nya, sama dengannya, bekerja sebagai seorang guru bela diri di sana. Edloss hanya ingin mengetahui apakah Sekolah Minor semakin berkembang atau justru punya berita lain. Wajah penuh harapnya mendadak berubah menjadi ketidakpercayaan saat mendengar bahwa, Sekolah Minor telah lama ditutup akibat terkait kasus penculikan. Itu artinya ia berada dalam jurang bahaya, selama ini kesadarannya akan orang-orang yang mengetahui kejahatannya lemah, ia berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja. Padahal murid kepercayaannya menjadi musuh setelah itu terjadi, bahkan ia baru menyadari itu setelah Blackrider bertanya tentang di mana keberadaan Julie waktu itu.

Dan anak buahnya kini masih berusaha mencari Watn dan Juliana di Kota Biru. Untungnya mereka tidak mengetahui ke mana Watn akan pergi saat di Bandara, jadi mereka sedang mencarinya, pergi ke kota-kota lain demi uang; jika mereka berhasil membunuhnya. Blackrider, Green Mila dan Zombierange, selain menjadi pelajar kampus mereka juga bekerja untuk mendapatkan uang demi membatu Watn pergi ke Jepang, semuanya demi Juliana juga, mereka sungguh mengharapkan sahabatnya kembali dengan selamat. Beberapa dari mereka tampaknya amat mudah mencari pekerjaan. Green Mila langsung diterima sebagai seorang pegawai pada sebuah toko kue, kemudian Blackrider, diam-diam mencoba untuk menjadi seorang supir taksi. Lalu bagaimana dengan Zombierange? Ia kebingungan dengan usaha apa yang harus ia coba?

Ia mencoba datang ke sebuah taman kanak-kanak, dengan pikiran bahwa ia mungkin bisa menjadi seorang guru di sana tanpa berpikir betapa murid taman kanak-kanak itu tak bisa diatur. Dan setelah mencoba memasukinya, baru menyadari bahwa para guru di sana rupanya perempuan, tapi karena ia menyukai anak-anak sepertinya itu bukan masalah baginya, jadi ia tetap melamar pekerjaan di sana. Hingga suatu saat pengumuman akan diterimanya ia menjadi satu hal membahagiakan, tak malu-malu sampai menceritakannya pada rang-orang terdekat, yang ujung-ujungnya mendapat gelak heran dari orang-orang yang pernah mendengar ceritanya. Bagi mereka menjadi seorang guru taman kanak-kanak bukanlah hal yang istimewa, bahkan itu cenderung dipandang biasa saja, dan yang membuat mereka tergelak adalah, kenapa Zombierange sampai segembira itu.

Tentu saja pemuda oranye itu amat merasa gembira, ia nyaris berputus asa soal pekerjaannya, ia berani untuk menerima tolakan dari beberapa pihak yang pernah ia datangi untuk melamar kerja. Orang-orang itu tak merasakan betapa siulitnya ia mencari pekerjaan, setelah tiga kali penolakan. Pada keesokan harinya ia telah siap dengan pakaian apiknya, duduk menumpangi Transpormeter; robot kendaraan, menikmati pagi hari dengan kendaraan lambat itu, saking bersemangatnya, hingga ia memakan sarapan di dalam Transpormeter, sejenak teringat bahwa ia mendapat jadwal kelas siang, jadi, ia berharap waktu mengajarnya takkan menghambat waktu kuliahnya. Dan setibanya di sana.

"Assalamualaikum, anak-anak!" Sejenak melirik Pray Watch miliknya, sebuah jam tangan penanda waktu salat, menandakan pukul delapan.

Semua murid menjawab salamnya.

Senyumnya merekah, semangatnya tumbuh ketika berdiri di hadapan kelas. "Saya Zombierange," katanya. Pandangannya menyorot semua murid, tampak kurang mendukung karena mereka bising. "Kalian dapat memanggilku Kakak Zombie," lanjutnya.

Beberapa guru akhirnya berusaha membuat murid-murid memerhatikannya.

Pemuda itu melanjutkan perkenalannya, mencoba untuk mengawasi atau lebih tepatnya melakukan pendekatan terhadap anak-anak. Sungguh tak semudah apa yang pernah ia pikirkan, beberapa murid sepertinya tampak antusias dengan kehadirannya, beberapa lagi tampak sinis dan sulit memberi perhatian, lalu ketika ada murid bertengkar, ia bahkan menjadi sasaran mereka. Lucu sekali. Semua itu ia lakukan demi membantu Blackrider dan Juliana, dan pada pukul Sembilan meski waktu mengajarnya belum selesai, ia meminta izin pada kepala sekolah taman kanak-kanak untuk pergi kampus.

Wonder Colours: Fight in Color WorldWhere stories live. Discover now